img Mengejar Cinta Ustaz Tampan  /  Bab 4 Si Ustaz Tampan | 9.30%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Si Ustaz Tampan

Jumlah Kata:1540    |    Dirilis Pada: 09/03/2022

antunkan oleh ustaz tampan ketika salat subuh tadi. Suaranya begitu merdu

ata wanita paruh baya bernama Jamilah, yang tadi duduk di sebelah Dian. Dialog itu tercipta k

gat dengan nama Fajar. Seperti baru saja d

kening sendiri saat berd

antor lecet. Mana gue lupa lagi telepon gara-gara kebanyakan

ngat belum menyimpan nomor pria itu di

mesin cuci berada. Pandangan Dian berhenti ketika melihat keranjang pak

jeans sudah berendam bersama dengan pakaian lain di dalam genangan air

eketika melihat celana jeans sudah berputar ria di dalam sana. Dia tidak bisa mengeluarkan celana t

?” Suara Royati tiba-tiba

nongol dadakan. Bikin jantung mau copot

uduk di sono kayak or

ringan dengan raut menyedihkan. “Habisan Nya

h ngomong juga, pan. Emang ade ap

i saku. Aye lupa

nama

ai menuju kursi meja makan. “Kemar

jadi lecet?” Royati jadi ikut-ikut

atas dan bawah. Dalam hitungan detik sebuah tepukan langsun

dengerin, kagak kaburan kayak kemarin. K

lagi, karena nggak bisa tagih ke yang nabrak,” sungut Dian nyaris menangis. Dia

lu lagi ngomong,” pungkas Royati berlalu meni

keluhnya seraya merebah

kemudian mengeluarkan celana. Semoga saja kartu nama tersebut tidak

*

kartu nama yang sudah lusuh, karena ikut tercuci oleh Royati tadi pagi. Alhasil nomor ponse

ib gue apes terus ya?” k

banyak ibadah, Di.” Terdenga

ding ketika ingat tidak ada lagi orang di ruang kerja, karena sudah menyeba

da sendiri saat mendapati rekan kerjanya duduk di sana. Peremp

a?” sambung Di

ihatin itu

ama yang ada di tangan. “Batal deh beli han

perempuan itu sesekali meng

lakang tergores. Nah, si pengendara cuma tinggalin kartu nama. Katanya sih dese (dia)

an?” Perempuan tersebut menegakka

daripada ke

i merebahkan kep

sih kartu nama ini,” saran senior yang su

kan kartu nama yang sudah tidak berbentuk. “Kala

kel depan. “Beneran deh, Di. Lo harus p

atap sengit seniornya. “Apaan sih, Mbak?

menyela percakapan dua o

n menoleh ke arah pi

berdiri seraya merobek kartu nama yang sudah tidak berarti apa-apa lagi, lanta

ini.” Gatot meletakkan map co

rut bingung ketika ing

a dulu.” Perkataan Gatot menyurutkan niat Dian membuka

sekarang, ‘kan? Ada sensitivitas terhadap ulama yang memberikan ce

Islam dan politik. Sejauh mana keduanya berkaitan.” Pria itu melirik map yang ada di tangan. “Dia oran

jid sebelumnya, tapi ia mendengar bagaimana pemerintah mulai sensitif dengan ceramah sekaran

gangkat jari telunjuk ke atas ketika menatap serius Dian. “Ingat! Jangan melakukan kesalahan

Dian sebelum menganggukkan kepala. “Pah

eng tegas. “Saya beri kamu waktu yang lama untuk menyelesaika

teng map yang ada di tangan. “Kalau gitu saya per

sebelum mempersilakan D

akan ia buat benar-benar sensitif. Apalagi saat ini banyak perdebatan baik di media sosial dan nyata terj

la hidung yang tidak mancung dan berukuran sedang itu. Seperti yang dilakukan sebelum mewawancarai narasum

tamnya bergerak terlebih dahulu ke atas, melihat foto berukuran 3x4 berada di sudut kiri

ana ya?” gumam Dian berusaha mengingat waj

bagian bawah, Fajar Faizan MSc., Ph.D. Kelopak mata auto m

onal Studies - Politics of Conflict, Rights and Justice). S3 SOAS University of London

a bacaan surahnya bagus dan jelas.” Perkataan yang perna

atas pembatas kubike

hut wartawat

ama Fajar yan

nya

Fajar yang lulusan S1 di Madina

ng Indo ya. Kenapa emang?” Perempuan itu kembali mendon

kan Fajar yang telah membuat dinding mobil kantor lecet. Jantungnya kembali berdebar

gue bertemu dengannya,

nita berambut panjang

az tampan,” cetus Dian tersenyu

ambu

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY