img Kepincut Janda Tetangga  /  Bab 6 Juwi Merajuk | 12.50%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Juwi Merajuk

Jumlah Kata:1515    |    Dirilis Pada: 09/03/2022

dur sangat pulas. Juwi sudah benar-benar tersadar saat suar

angka di depan mamanya Devit,

tidak bermaksud ...," ucap

saya?" tanya mama Devit terlihat tak suk

" tanya mama De

ihan dengan Juwi namun Devit memb

i sambil menahan air matanya. Dia yang tak sengaja ikut tertidur bersama Salsa di ruang depan kont

besan saya kalau tahu hal konyol seperti ini? Apa kamu bermaksud me

ni tidur di sini? Apa kata suami dan keluarganya

iri dari duduknya, menggeser kepala

aya." Juwi mengangguk hormat dan penuh penyesalan. Devit han

Sayup-sayup Juwi masih mendengar omelan mama Devit. Juwi mengunci p

an. Juwi menangis tertahan. Sangat merasa kes

duda muda beranak satu. Perasaan yang tadinya tak ada jadi tumbuh subur mengingat s

pagi, olah raga yang memang sudah ditekuni lama oleh suaminya. Napas suaminya sesak dan langsung dibawa ke rumah sakit. Padahal har

i, hidupnya jungkir balik begitu cepat. Selama sepekan suaminya hanya memeluk dan menciumnya juga menc

ayanginya Salsa, seperti Juwi menyayangi suaminya. Juwi memutuskan akan t

h terlelap. Memegang tangan mun

elan. "Kita akan selalu sama-sama sampai Caca besar,

i. Namun pagi ini warung masih tutup dan sepi. Jadilah Devit hanya menyantap biskuit dan segelas teh, duduk di kurs

mpus, saat melihat ibu Juw

," sapa D

evit," sahu

ngnya tutup y

rang sehat. Mau ke pus

alamualaikum." Devit pamit lalu berjalan menyu

lam?Ah...Devit merasa menyesal karena tak bicara apapun saat mamanya mengom

*

ma Nuri dan Amel. Dengan memakai gamis bewarna pink dan jilbab

dengan ramah kepada Sarah dan teman-tema

etemu calon kamu." ucap

yaa dosen kita i

orang keleeess," uca

mar pak dosen ganteng, sholeh, p

ahut Sarah dengan

ertawa cekikikan. Muka Sarah sudah semerah tomat, entah apa

ia pada temannya yang tengah mengepalkan tangan menahan amarah,

n!" jawabnya ketus

Devit tuh," bisik teman lelaki itu lagi, sea

a Jono itu pergi meninggalkan kantin dengan wajah ditekuk. Tato di tangan kanan da

yakan main dan bolos. Pergaulannya bebas, menabur benih dimana saja dan dengan wanit

ik yang menjadi ibu dari anak-anaknya, dan Sar

kelas. Untuk mata kuliah ekonomi syari'ah sangat ke

elah duren denganku saya

*

pesan singkatnya tak dibalas ataupun dibaca oleh Juwi. Rumah Juwi juga sepi, tak terdengar ocehan

ri sholat di masjid, Devit merapikan teras depan yang sudah dipenuhi rumput dan tanama

na pun perkataan ibunya pasti menyakiti Juwi. Devit mengambil dompet dan ponselnya, kem

am enam seperempat Salsa sudah datang pertama kali. Salsa selalu ingin diajarkan baca iqro' paling pertama. Namun jam sudah menunjukkan pukul s

g selalu memanggilnya papa datang. Sampai adzan isya berkumandang dan mereka sholat berjamaah, tak ada tand

mah Juwi sambil m

yo masuk." Bu Nur

engan perasaan berdebar,

ak?" tanya Bu

Bu," dalihnya, padahal ia i

kan lagi Nak, ga

sahut Devit, sambil menyerahk

apa, Bu?" ta

g ...," jawab

... g

agi sambil tertawa. Devit jadi salah tingk

u?" tanya

sama Juwi, sedang no

bicara denga

Ibu pang

elan tiga buah koyo cabe di keningnya. Bau balsem juga menyeruak begitu Juwi keluar kam

ngan malas. Ibu ke dapur me

na sekarang? sudah ke dokte

inya, malas meladeni.

aaf soal kemaren,

utnya datar kemudian berdiri hendak kembali

, mendekati Devit yang juga tersenyum manis

ya, bukan papa, om Devit bukan

a aja!" rengek Salsa

menuntun tangan Salsa

elum kakinya masuk ke dalam kam

, tidak perlu khawatir

nda, tapi saya

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY