img Kepincut Janda Tetangga  /  Bab 7 Perhatian Devit untuk Juwi | 14.58%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Perhatian Devit untuk Juwi

Jumlah Kata:1426    |    Dirilis Pada: 09/03/2022

ling pertama karena ingin membaca lebih dulu dari teman-temannya yang lain. Namun ada yang seakan hilang dari kebiasaannya, yaitu panggilan papa yang biasa Salsa

nya Salsa saat tau--t

an papa lagi?" bisik Devit, tak in

lnya om aja," terang Salsa s

dan ada sedikit rasa k

bunda mau cali papa buat Caca ta

apa Ca, ayo selesaikan mewarnainya," titah Devi

dur pukul sepuluh, untuk bangun lagi jam dua melaksanakan sholat tahajjud. Devit memutuskan duduk di dekat

esok. Namun ia tidak bisa berkonsentrasi. Devi

on

aikum, Kak.

a mama kapan kakak ada waktu unt

Juwi yang marah padanya. Pikiran Devit benar-benar tak fokus, bagaimana b

gumamnya. Lalu dengan cepat memba

aya baru saja buka ponsel. Mudah-muda

on

k. Jam sembilan saya tu

begadang ya. Nanti kalau suda

erakhir yang dikirim Devit. Bismill

ngintip dari jendela. Warung Juwi sudah buka dan Juwi sedang melayani bebe

n untuk hari ini entah kenapa dia ingin memasak nasi goreng. Devit keluar kontra

, beli apa, Pak?

mau bikin nasi goreng," ucap Dev

yang masakin sarapan," celetuk tema

sahut Devit melirik ke arah J

apa, Pak?" ta

Juwi, ntar jatuh cinta

di ngaco," sahut Juwi yang tak suka mendengar ledekan bu Nuni

anya," uc

ng kok pake gula?" ce

-ibu rempong pada tertawa termasuk Juwi jadi ikut tertawa. Devit yang melihat tawa

ibu," u

uang seratus rib

erus, gak ada yang warna ijo apa, P

da Wi, adanya

uwi sambil mence

adi bininya, kalau punya suami duitnya setiap har

ka gorengan yang masih hangat. Ada risol, bakwan, lontong isi, kue

li lima bel

traktir." ucap Devit pa

Nuni antusias.

ya. Mereka akhirnya pulang dengan gembira,masing-m

semua, Wi?"

ucap Juwi lalu mengembal

ngun ya?" tanya

el

.. ibu

lagi

ak a

Juwi melotot.

ar bola mata malasnya. Devit seakan anak yang patuh pada ib

iak Devit dari pintu rumahnya. Sontak ibu-ibu yang lew

rsadar buru-buru masuk ke dalam rumah dan mengunci pintunya. Ya

h, namun sedikit garis bi

ian memanggil Devit dengan panggilan papa. Ha h

lagi di dekat jendela rumah kontrakannya, melihat ke arah warung. Kok tutup?

n menggendong Salsa yang tampak lemah, bersama ibunya yang membawa sebuah tas kecil. Penasaran Devit membuka pintu

Bu? Mau

akanya mau ke rumah sakit, saya permisi Pak," ucap ibu Juwi t

. Entah apa yang membuat Devit nekat mengikuti mobil tumpangan Juwi dengan naik ojek pangk

it sampai di rumah sakit tempat Juwi membawa Salsa

bunya terbengong. Devit melarikan Salsa ke ruangan IGD. Disusul Juwi dan Bu Nur. Berdasa

kan mendaftar ke administrasi

i kw tempat yang sudah d

p Devit lagi. Juwi

," ucap Juwi lalu berjalan kemba

juga dengan kelas dua, adanya kelas satu, VIP dan

berapa per m

lain, mohon maaf kami belum membuka layanan BPJS

Devit menyel

eran. "Jangan, Pak, sa

i," sahut Devit, lalu memberik

. Juwi memandang Devit dengan keheranan. Ken

u Nur baru kali ini masuk ke ruangan VIP rumah sakit mahal. Seperti di hotel-hotel kalau kata Bu Nur. Devit membawaka

ganti untuk Juwi. Juwi masuk kembali ke kamar perawatan Salsa. Melihat Devit tertidur dengan pulas. Senyum Juwi terbit. " Terimakasih, Pak," bisik Juwi yang kini teng

tunggu belum datang juga. Ponselnya juga tidak diangkat dari pagi. Pesan juga tidak dibalas. Bahkan Sarah menghubu

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY