img Mawar Hitam Berdarah  /  Bab 6 Kenyataan tentang ibu kandung Maria | 12.50%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Kenyataan tentang ibu kandung Maria

Jumlah Kata:1031    |    Dirilis Pada: 30/03/2022

seperti biasa. Membereskan rumah, memasak, berbelanja ke

tubuhnya untuk istirahat, Marni selalu menyuruhnya ini it

rasa sakit yang mendera kepalanya, Marni datang menyuruhnya membuat jus beli

nyimpanan. Memotong-motongnya jadi bagian agak kecil lalu memblendernya. Setel

ng Ibu, bahkan hanya sekedar mengetahui wajahnya saja Maria tidak pernah tau. Maria begitu mendambakan pelukan sayang yang menghangatkan dari sosok Ibu. Ketika dulu dia menikah dengan Fiko, memang Marni memperl

araannya bersama Sela. Marni melirik Maria sengit. "Ngapain kamu meli

perhatikan Marni. "Tidak bu!" Maria menggeleng membantah. "Saya tidak pernah

cap ketus. Tak betah dia berlama-lama memandang wajah kesakitan Maria akibat ucapannya. Sejujurnya Marni m

idak pernah, Maria selalu menanyakan pada Marni alasan kenapa begitu membencinya. Tapi

sa melihat wajah Maria yang tengah berdiri "Dengar! Sampai kapanpun kebencian saya pada kamu ti

ak merasa bahwa kebencian itu tidak mendasar?" Maria berucap serak. "Hanya karena Ibu aku mungkin adalah orang

Kamu mau tau Ibumu itu orang yang

pernah Maria ingat pernah hadir atau tidak dalam hidupnya. Dia tidak akan membenci sosok Ibu yang melahirkannya itu sebelum mengetahui ke

salahkan Marni kalau pada akhirnya Maria akan membenci setengah mati pada sosok yang selalu diharapkannya itu. "Dan, Ibumu itu yang membuat kondisiku memburuk dari hari keharinya. Dia yang membua

tak menententu. Maria menyangkal tuduhan Marni dengan menggelengkan kepalanya.

buang wajah. "Sekarang kamu tau kenapa saya begit

ng di kepalanya bertambah. Berkali-kali Maria menggelengkan kepala berharap kesadarannya tetap

Dia membelalakan matanya begitu menoleh ke sam

ia pingsan. Sela melangkah mendekati Maria dan mengecek keadaannya. "Dia pings

dalam sekejap menjadi acuh t

Maria tidak baik. Ya, setidaknya jangan ada aduan tentang dirinya yang sengaja membiarkan Maria pingsan begitu saja dan tergeletak mengenaskan di atas lantai yang dingi

au Fiko mengetahuinya bagaimana?" Sela berucap lembut guna menyentuh ibu

ensi dari perbuatannya bila tetap egois hanya akan membuat anak semata wayang yang begitu dikasihinya itu marah. "Ya sudah, to

cacat yang sayangnya harus menjadi ibu mertuanya itu. Dengan

dang datar Maria yang terbaring tak sdarkan diri, lalu matamya bergulir ke

mendudukan dirinya di kursi yang bersebelahan dengan kursi roda Marni. "Ib

an di mata menantunya itu, seketika hati Marni tergerak untuk mencurahkan isi hatiny

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY