img Mawar Hitam Berdarah  /  Bab 7 Arkan Adiaksa | 14.58%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Arkan Adiaksa

Jumlah Kata:984    |    Dirilis Pada: 30/03/2022

batuk saja yang masih terasa. Selepas Shalat subuh, Maria bergegas membereskan rumah sampai pagi menjelang. Karena bahan makanan di

yang bisanya nangkring di sini. Maria menghela napas pas

ng lewat. Maria yang saat ini melihat sepeda motor melaju ke arahnya hanya bisa terpaku di tempat karena shok. Ketika mo

nyaris ditabraknya hanya menoleh singkat se

rgetar shok. Saat ini kesadaran Maria benar-benar terguncang

angan takut, Uri!" Bisikan menenangkan itu

itu melepaskan pelukannya pada Maria. Dia mem

njauhi tubuh laki-laki misterius yang masih menempel padanya. "Maaf, terlalu

m. Laki-laki itu memindai tubuh Maria dari atas k

ubuhnya. Setelah di rasa tidak ada yang ter

Ucap laki-l

ah menolongnya itu. "Sikumu berdarah. Itu harus cepat-cepat diobati!" Maria h

nenangkan perempuan yang histeris di depannya laki-laki itu berusaha untuk tersenyum mene

untuk melihat wajah penolongnya, merasa familier dengan sosok laki-laki di depannya.

balik bertanya. Senyum usil jel

"Aku rasa saya salah orang?" Akunya sambil menggaruk pipi bingung. Kenapa tadi, dia begi

mnya Mang Ahmad. Ingat?" Dia memandang Maria penuh harap. Laki-l

temu. Seketika senyum lebar Maria redup begitu mengingat kejadian memaluk

wajah malu perempuan di hadapannya. "Kamu masih malu d

yangkal pernyataan laki-laki itu. "Mana ada. Kejadian it

telunjuknya sudah ada di depan wajah Maria. "Itu

nal aja udah ngeledekin orang." Sungut Maria tidak terima. Kalau laki-laki ini bukan oran

uman jahil. Tak ingin membuat Maria lebih marah, laki-laki itu memutu

a tidak juga bisa mengingatnya. Sebenarnya ada dengan ingatan Maria. Apa sekar

wajah Maria. Dia sedikit heran. Ketika gadis lain yang diajaknya kenala

ri ada sebuah tangan yang mela

memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Tubuhnya dia s

alah dengar tadi. Makanya sekarang dia ingin m

ngguk membe

memutuskan untuk mengakui alasan tadi melamun. Seenggaknya kalau memang Arkan

ap kepala Maria. Sadar dengan tindakannya, buru-buru Arkan menurunkan

indah. Salam kenal, ok!" M

telunjuk dan jempolnya ia perte

. Dia sangat bersyukur karena ada Arkan yang datang dengan telat waktu untuk

kan melihat keranjang yang Maria bawa. Dia menyimpulkan kalau Maria akan pergi

merepotkan Arkan, mereka juga bukan Mahram. Akan bany

an sampai keserempet motor lagi!" Nasehatnya. Dia cukup mengh

ikejutkan dengan seorang yang tengah mem

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY