img The Blue Eyes  /  Bab 4 Noni Belanda | 11.43%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Noni Belanda

Jumlah Kata:1141    |    Dirilis Pada: 31/03/2022

E

mengorek keterangan lebih dalam. Akan tetapi, sebelum Viana melanjutkan omongan, azan Magr

dir di jam-jam biasa. Berulang kali aku melongok ke jendela ataupun ujung korid

rm di ponsel agar bisa bangun lebih awal. Niatku cuma satu,

tuk,

atku bergegas berpakaian dan keluar dari kamar. Melangkah menuju ruang maka

tuk sampai tiga kali balikan, baru Mas bangun,"

mbil mengambil cangkir kopi yang masih mengepul dan meniup ua

Menambahkan irisan telur dadar, tempe orek, bihun b

Titin," ucap perempuan paruh baya i

nyah dengan pelan. Menikmati setiap gigitan yang ternyata sangat enak. Men

neka tanaman di sisi pekarangan. Menyusuri area jalan seukuran satu mobil yang merupakan penghub

agar yang tidak terkunci, membuatku memberanikan diri untuk melangkah

um maju beberapa langkah menuju pintu. Saat tangan hendak menekan bel di dekat benda besar bercat pu

apaku seraya tersenyum dan menun

Kang?" tanya pemilik suara lembut

dengan pemilik

intu. Seraut wajah rupawan muncul dari balik pintu sambil

umah. Kalau boleh tahu, Mas ini namanya

sekaligus hendak menanyakan tentang penghuni villa itu, sebelum dibeli oleh orang tuanya Farid, teman saya,"

ahutnya seraya mengul

*

ana. Hujan gerimis yang turun sejak siang hari, membuatk

sudah licin. Apalagi sekarang, aku pasti akan

o-- datang dan menyiapkan makan malam untukku. Mereka masih berdir

makan?" tany

i, Mas. Kalau udah nanti panggil aku," tukas Titin sambil mengan

onik yang bisa kupastikan merupakan tayangan dari saluran televisi ikan me

ok Viana akan muncul di tempat biasa dan menemaniku bersantap. Namun, sampai aku seles

cap Titin yang membuatku

-hati," sahutku sambil mengikut

ndang makin terbatas. Tubuh kedua perempuan itu dengan cepat tertutup oleh kabut. Aku ber

rrrg

uuuk

ruu

kembali ke teras dan lari ke asal suara. Tubuhku yang hanya mengenakan pakai

ua sosok yang terbaring di tengah halaman

eduanya. Mencoba menyadarkan mereka d

ndekat. Tak lama kemudian tampaklah sosok Pak T

?" jerit Bu Ismi sambil mengang

Titin yang juga lemas. "Kenapa kalian jadi begini, Tin, Tari?" t

galungkan lengan Titin ke leher, kemudian mengangkat tubuhn

sangan suami istri itu mengangkat tubuh Tari dan menyusulku ke dalam rumah. Aku membaringkan tubuh Titin ke ata

engan cepat beliau mengoleskan benda cair berbau menyengat itu di dekat telinga dan hidung kedua anaknya. Ke

ari dalam teko, dan mencampurnya dengan air panas dari dalam termos. Ke

puan muda itu perlahan membuka mata dan memandangi wajah kami bergantian. Kemudian, dia ba

Titin setelah sep

a dengan tangan gemetaran. Meminum beberapa

saat setelah Titin terlihat lebih tenang. Sementara itu Tari juga

elanda itu, Pak," jawab Ti

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY