img The Blue Eyes  /  Bab 3 Makam | 8.57%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Makam

Jumlah Kata:1019    |    Dirilis Pada: 31/03/2022

E

. Embusan angin seolah-olah menerobos masuk lapisan k

ya dingin menggigit, tetapi siang sampai sore matahari bersinar dengan teriknya. Malam har

dengar dari bibirnya. Ibarat radio, mengalun tanpa henti dan cukup merdu di telinga. Hari ini, Titin---anak pertama

encuri-curi pandang ke arahku yang sedang duduk di kursi putar dekat meja besar yang ada di ruang per

ilku sembari

a. Mungkin dia terkejut karena tidak menyan

tinggal ampasnya," pintaku sembari mengacun

jutkan mengetik di laptop, dan baru berhenti saat meliha

engan pria lainnya," ucapn

ng dengan maksud perkataannya dan sangat menung

sembari berpindah tempat dan

Kalau saja ada menyaksikan Viana berpenampilan seperti itu di malam ha

nyaku sambil me

masuk ke ruangan sambil membawa nampan. Perempuan bertubuh mungil itu meletakkan

elas dan menyesap teh yang rasa m

menjauh dengan mengepit nampan di depan dada. Sepertinya dia tid

yaku pelan. Berusaha berhati-hat

n. Senengnya memanfaatkan perempuan

is, karena makin tidak mengerti dengan m

erempuan itu sejak tadi melirik, lan

ap Viana yang aneh sejak tadi. "Nggak apa-apalah. Sekali-sek

t dingin. Tangannya dilipat di depan dada. Dagu terangkat d

yaku sambil bertopang dagu. Berusaha mengalihkan p

sama orang yang suka buang hajat di sembarang temp

tapi jangan bikin orang sam

hku. Dia aja ya

tanya Bu Ismi dan Titin. Viana tampak mengulum senyum, kemudi

*

tahari siang tadi. Angin yang berembus ri

urut melambai, seakan-akan tengah menari terdoron

i menguat untuk menarikku ke bawah. Sepatu boot cokelat yang digunakan juga sudah terbenam beberapa kali di berbagai titik lumpur

sebuah makam lama yang nisannya terbuat dari marmer yang sangat indah. Di bagian tengah nisan te

asa sangat sunyi. Beberapa titik kendaraan yang banyak melintas di jalan

i sini banyak terdapat villa milik pribadi

n villa, menandakan daerah ini cukup banyak pengunjung. Ditambah lagi dengan dibangunnya sebuah w

bali dengan seulas senyuman indah di bibirnya. Aku seolah terhipnotis dan tidak s

tolong?" tanyanya

cuma bisa bantu agar ada yang mau menol

sambil memicing

n ngomongnya. Bentar lag

nyempurnakan jas

pendengaranku sendiri. Sepersekian detik berikutnya aku terdiam, berusaha me

n dengan layak di sebelah makam ibu," jawabnya dengan suara yang bergetar. J

cara agar bisa memenuhi permintaan Viana yang benar-benar unik. "Makam

dah berpindah duduk di hadapanku. "Makamku tidak jauh dari sini. Bahkan, kamu

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY