img Kafan Hitam  /  Bab 1 00 - Ciboeh | 0.52%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Kafan Hitam

Kafan Hitam

Penulis: Ramdani Abdul
img img img

Bab 1 00 - Ciboeh

Jumlah Kata:1629    |    Dirilis Pada: 06/04/2022

iboeh,

epedanya menepi ke sisi jalan. Tangannya segera menyeka

arak. Di sisi kiri dan kanan, terhampar persawahan yang berselimut gelap karena tengah dicumbu malam. Kakinya

rena petromaks yang berada di keranjang sepeda masih memberikan cahaya, berbanding

nya mendambakan kasur empuk di rumah, sedang sang mertua dan is

dihadiahi amukan mertua dan wajah masam sang istri. Kedua, ia akan selamat dari amarah pen

kegelapan jalan di depan. Sebenarnya, Ujang tak keberatan bila Mak Lilin yang dimaksud adalah seorang wanita tu

g naik-turun. Pria itu berhenti tepat di depan gapura kuburan untuk menstabilkan napas. Tatapannya lant

da beroda dua itu di bawah pohon. Tak perlu takut akan dicuri, Ujang sadar kalau hanya orang bodoh yang

udian menaiki tangga. Jaraknya tak begitu jauh dari gapura, hanya saja tekanan kawasan ini ben

an kiri dipenuhi dengan pepohonan bambu liar. Saat angin menerobos celah-

an burung-burung itu mengamatinya di suatu tempat. Ujang tak punya nyali untuk sekadar mencari tahu. Ia hanya

ak menuju jembatan. Bukannya ketakutan, pria itu malah mem

buah obor menyala di tiap sisi jembatan. “Mbah, saya ingin ... mint

ahkan sebagai anggukan persetujuan. Untuk itu, ia segera berjalan di

angkat petromaks lebih tinggi, ia sama sekali tak menemukan Mbah

sa bila ada seseorang yang tengah menatapnya. Namun, saat ia memastikan lebih jeli, nyatanya tak ada siapa pun di sana. Pemandangan yang ta

gat hidung. Sepanjang melumat tanah kuburan, ia tak b

panggi

anggilnya sudah lenyap ditelan kegelapan begitu melewati ujung pekubur

anya teramat hening. Ujang bahkan bisa mendengar suara langkah kaki dan embusan napas sendiri. Namun, ada sesuatu yang ganjil menurut Ujan

a seseorang di

lihat kunang-kunang yang tiba-

Ujang berbalas d

inta istrinya hanya berjarak beberapa jengkal dari

ari menyimpan sebungkus rokok yang berisi emp

perlahan, lalu mengaitkan

kut bergoyang karena aliran udara tadi. Pria itu kemudian melirik tempat terakh

” ujar Ujang

pintu gubuk tiba-tiba terbuka kencang. Pria itu seketika meneguk saliva, me

gar entah dari mana. Tangannya menghempas kerlipan cahaya milik kumpulan kunang-kunang tersebut dengan gerakan asal.

ketika mendengar suara raungan yang tiba-tiba. Sontak bulu kudu

n. Ia dengan cepat menutup mulut dengan sarung ketika bau bangkai menyingkirkan

pemakaman. Saat berada di pertengahan arena kuburan, Ujang akhirnya memuntahkan isi perut. Ia sampai haru

Mbah,” u

ucur deras. Lehernya terasa basah karena cairan kental. Ujang yakin itu bukan balsem seperti dugaan sebelumnya

ga isinya menggelinding ke tanah. Dua buah delima tergelatak tak jauh darinya, tetapi s

dugaan, rasa mual mengocok perutnya lagi. Bau busuk kian menyengat bersamaan dengan langkahnya yang sema

ir saat melihat sesosok makhluk hitam berdiri di depannya. Pria itu dengan segara menahan teriakan yang akan meledak. Di saat seperti ini, entah mengapa ka

nyalah bayangan. Namun, saat tubuhnya sudah setengah berdiri, makhluk hitam penuh borok itu malah menyodorkan buah delima terakhir ke arahnya. Bersamaan deng

-ju

am. Sekilas, ia menengok ke belakang. Makhluk itu masih berada di tempatnya semula, memelotot dengan mata mera

l, ia terjatuh dari atas anak tangga hingga tersungkur ke bawah. Petromaksnya m

n dua lampu minyak dan paksaan kuat, ia berjalan dengan t

an kayu yang tengah ia pijak malah bergoyang-goyang karena

ndak terbalik. Saat akan lari, kakinya malah terperosok. Berkali-kali ia berusaha menarik ka

lutut, sedang satu tangannya berpegangan kuat pada tali jembatan. “S

li kepergiannya malam ini. Kalau saja kejadiannya akan seperti ini, ia

encoba kembali berdiri. Namun, nahas, saat ia menarik kakinya kuat-kuat, pijakannya tiba-tiba ambruk. Dal

teriak. Raganya terayun-

man, Ujang hanya bisa pasrah. Dalam keputusaasaanny

a. Dalam hitungan detik, jemarinya satu per satu terlepas dari peganga

img

Konten

Bab 1 00 - Ciboeh Bab 2 1. JASAD TANPA KEPALA Bab 3 2. Santri Bab 4 3. Kebingungan Bab 5 4. Kain Hitam Bab 6 5. Jenazah yang Hilang Bab 7 6. Diskusi
Bab 8 7. Doa Bersama
Bab 9 8. Penyusup
Bab 10 9. Tolong Saya
Bab 11 10. Obrolan Warung
Bab 12 11. Rencana
Bab 13 12. Gubuk
Bab 14 13. Ruang Rahasia
Bab 15 14. Undangan
Bab 16 15. Kunjungan Seorang Cucu
Bab 17 16. Kelompok Berseragam Hitam
Bab 18 01. UJANG (1)
Bab 19 01. UJANG (2)
Bab 20 17. Sejarah Desa (1)
Bab 21 18. Sejarah Desa (2)
Bab 22 19. Kecurigaan
Bab 23 20. Pertanyaan
Bab 24 21. Kunjungan
Bab 25 22. Perbicangan di Dalam Gubuk
Bab 26 23. Potongan Kepala
Bab 27 24. Teror (1)
Bab 28 25. Teror (2)
Bab 29 26. Musyawarah
Bab 30 02. MAKHLUK HITAM (1)
Bab 31 02. MAKHLUK HITAM (2)
Bab 32 27. Sosok yang Hilang
Bab 33 28. Rasa Cinta
Bab 34 29. Sosok Pengawas
Bab 35 30. Dugaan yang Keliru
Bab 36 31. Penjaga Makam
Bab 37 32. Pesantren
Bab 38 33. Penguntit
Bab 39 34. Kiai
Bab 40 35. Pesan Dari Rojali
Bab 41 36. Kalong Hideung
Bab 42 37. Rojali
Bab 43 03. RITUAL (Part 1)
Bab 44 03. RITUAL (Part 2)
Bab 45 38. Kepulangan Ujang
Bab 46 39. Cerita Dari Ujang
Bab 47 40. Kebuntuan
Bab 48 41. Informasi Dari Ilham
Bab 49 42. Penolakan
Bab 50 43. Rencana Baru
Bab 51 44. Keterkejutan
Bab 52 45. Dua Pusaka
Bab 53 46. Ketidaksukaan
Bab 54 47. Kecemburuan
Bab 55 48. Kekesalan Reza
Bab 56 49. Peringatan Dari Sang Guru
Bab 57 50. Lamaran
Bab 58 51. AEP
Bab 59 52. Kebencian Aep
Bab 60 53. Amarah Reza
Bab 61 54. Kekalahan
Bab 62 55. Obrolan Dua Sahabat
Bab 63 56. Liontin Merah
Bab 64 57. Ujang dan Engkos
Bab 65 58. Dua Pemimpin Kalong Hideung
Bab 66 59. Kegundahan Reza
Bab 67 60. Mimpi
Bab 68 61. Awal Perjalanan
Bab 69 04. DUA SAUDARA (Part 1)
Bab 70 04. DUA SAUDARA (Part 2)
Bab 71 62. Kemunculan Mbah Atim
Bab 72 63. Musyawarah Warga
Bab 73 64. Cerita Dari Sang Bapak
Bab 74 65. Penyusupan Ke Pesantren
Bab 75 66. Hilangnya Buku Pusaka
Bab 76 67. Dua Kejutan di Pagi Hari
Bab 77 68. Sepucuk Surat
Bab 78 69. Tuduhan Aep
Bab 79 70. Orang Suruhan
Bab 80 71. Larangan
Bab 81 72. Pembuktian
Bab 82 73. Dalang Kerusuhan
Bab 83 74. Markas
Bab 84 75. Dugaan Rojali
Bab 85 76. Kesalahan
Bab 86 77. Musuh Desa
Bab 87 79. Amarah Warga Desa
Bab 88 80. Lukman
Bab 89 81. Korban dan Pengusiran
Bab 90 82. Fitnah
Bab 91 83. Kebohongan dan Pertemuan
Bab 92 84. Penyesalan
Bab 93 85. Pertarungan
Bab 94 86. Pemimpin Kalong Hideung
Bab 95 87. Kekalahan
Bab 96 88. Kemunculan yang Tiba-tiba
Bab 97 89. Menyusun Rencana
Bab 98 90. Kembali ke Desa
Bab 99 91. Pengepungan
Bab 100 05. KEJAHATAN (Part 1)
img
  /  2
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY