img Lentera Rindu  /  Bab 2 Perjuangan si Miskin | 5.88%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Perjuangan si Miskin

Jumlah Kata:1532    |    Dirilis Pada: 08/04/2022

a mau potong tali pusarnya," u

g pada akhirnya paha

beredar meraih pisau dapur, lalu

, Dek!" ta

isau lain lagi? Atau

Dek, gunting. Tolong cepat ambilkan,"

iya!" s

Rima menyambutnya, lalu mulailah pula ia mengurusi bayinya. Sedang Rima mengurusi b

an Bary. Rima sudah melahirkan, Bary mulai berpikir, bagaimana kehidupan

atkan kami," liri

diam Bary m

piki

ni dia bisa secerdas ini? Apakah tadi ada Malaikat yang datang menyembuhkan

rang-orang di kampung sana, Bary yakin orang-orang di kampung sana ak

ima tidak gila. Orang-orang yang menga

lagi, ndak?" Suara Rima

pa?" jawab Bary balas bertan

anya berlenterakan teplok, tetapi Bary masih bisa

wa apa yang Bary lihat memang adalah darah.

cil, ya, Dek!" ucap Rima kemudian setelah bar

, Bary beredar ke ruang belakang gubuk, meraih sebuah ge

gentong yang terbuat dar

angan tak bersekat dengan ruangan lain, ini yang mereka sebut dapur

Rima. "Anu, De

at Rima masih menggantung dikarenakan

yang belum mendapatka

gentongnya!

enyodorkan

a mulai menjabarkan apa

malah sibuk menjiwai bayi yan

hati untuk bayi yang sudah teng

tir jika dia tidak lagi bernapas. S

liat dulu!" Rima m

iya," sah

ua lutut terlipat menyamping dan saling berimpitan,

," ucap Rima seraya menyentuh leher gentong. "Hati

ebut, tanpa kata, Bary langsung beringsut, meng

ke bagia

gerat gentong buah maja kering ini. Sangat hati-hati, agar

ada Rima dengan gentong yang sudah terpoton

a berbau anyir yang tidak lain adalah Tembuni bayinya. Tembun

embuni barusan. "Kakak mau urus ini dulu, sekalian mau rebus air," tambahnya

ak?" tanya Bary.

baring-baring saja temani dia di sini.

mpal Bary. "Saya belum

menguap, tetapi Bary merasa masih cuk

i, kamu pasti capek bolak-balik

lah begitu saja. "Kakak pasti lebih capek. Apalagi, kata orang-o

ah Rima melakukan pekerjaan yang

ara begitu, itu hanya alasan saja," sangga

edangkan Bary, ia juga tidak mau mengalah. Bary lebih memilih meng

tetapi ia masih khawatir, jangan sa

rasanya Bary mendekatkan jari telunjuk ke hidung sang bayi demi memastikan

elah diyakinkan oleh Bary,

gentong dengan menggunakan kresek atau apa saja agar Tembu

bagi Bary. Beberapa saat kemudian

ada yang mengganggunya seperti kucing at

u panci berisi air sudah berada di atas tungku tanah liat berbahanbakarkan dahan-dahan kayu kering. Ini tidak akan lama karena pa

menyempatkan diri menyandarkan pungg

uga sudah mengantuk berat. Bary bersiker

jaraknya dari rumah penduduk sekira satu kilometer, Bary dan Rima tidak mempunyai sebarang ben

hanya berpatokan pada kicau burung, juga cahaya di u

lah malam memb

ntun Bary ke alam mimpi. Bary tertidur tanpa t

merenungi wajah Bary. Setelah itu, Rima

*

kayu bakar di atas tungku

Bary sampai t

panasi. Maaf, tadi kakak icip sedikit," sambu

elah-celah dinding, ia mengintip ke

ulang

ak," sa

gi ini kian membuat

tidak mer

lapa yang Bary dapatkan dari sisa jamuan Halal

Bary yang memaksakan diri ke sana, tidak berani ikut berb

ang gedung, sembari menunggu hingga pa

i persembunyian. Usai memastikan sekeliling dalam k

tetapi ada makhluk lain yang ju

ilah mereka berebut makanan sisa yang dibuang dalam

menggunakan baju yang ia kenakan, Bary membungkus rezeki yang setahun sekali belum te

h tersentuh najis berat. Selain itu, bisa jadi

, Bary tid

ih dulu ada dalam tong sampah saat Bar

kup jauh. Sekira delapan kilometer. Butuh langkah

. Dari situlah Bary sibuk mondar-mandir ke rumah Mama Yohana, yang jaraknya sekira dua kilometer d

ses persalinan Rima, telah membuatnya l

ka bukan karena Rima, Bary tidak akan mung

*

kanan olahan sejeni

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY