img Lentera Rindu  /  Bab 3 Demi Rima | 8.82%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Demi Rima

Jumlah Kata:1259    |    Dirilis Pada: 08/04/2022

m. Itu memang sengaja saya bawa pulang untuk Kakak, ko

a, tetapi ia tidak mungk

oleh makan ini. Kasian na

gan apa yang diucapkan Rima, tetapi Bar

ary. "Saya cuci muka

andi yang berada di tanah, bagian belakang gubuk. Ba

yang sudah tak lagi utuh, t

sudah, tolong bantu Ka

t duduk, bersila di depan piring kaleng berisi Lapa-Lapa, da

ggal tulangnya saja, Bary belum bisa memastikan. Apalagi, tampaknya Rima

udah tersentuh najis 'mughalazzah', serta memohon agar dibebaskan dari tipes apabila ia telah pun terkont

masih ada sedikit daging yang menem

ima yang duduk di bagian tengah gub

alam hati. Bayi Rima masih hidup, t

ma di tengah kesibuka

tah untuk yang mana satu ungkapan ra

siapa yang kasi,

lalbihalallah, Kak! Ken

? Halalbihalal, ya?" ulang

sahut

cuci ayamnya." Rima mengucap berdasarkan apa yang ia ras

g mengerut, Bary menjeda ku

ngomong begitu?"

ya asal-asalan saja! Tadi terpaksa kakak

Masih enak, kok!"

ima tidak menambahkan lagi, meskipun ia merasa ada yang a

mengurusi bayinya, Bary p

mengakhiri sarapan dan beralih menanyai Kakak,

i tadi," j

g minta bantu, bantu apa

r Rima tanpa menole

an Rima yang masih sibuk mengganti

kok, dibilang sakit

menjadi bebat bayi. Rasa kagum sekaligus sedih semakin tidak b

bisa Rima yang secerdas ini divonis mengala

di malam. Kamu simpan di mana?

a, tuh, Kak! Saya taruh d

long tan

am di mana?" tambah Bary sembari berancang-anca

ima. "Tapi tunggulah sampa

ja, biar saya bisa cari kerjaan

buk gubuk, yang berlantaikan bilah bambu, dan berdindingkan jelaja ini, dengan menggunakan Tembilang, mulailah

mengebumikan tembuninya, Bary pun b

ntip dari celah-celah lantai gubuk. Rima dari

us,

gentongnya

ikan sembari mulai meraih

alawat, atau apalah gitu! Pokoknya tanam s

eperti orang yang sedang mengidap k

adatkan tanah galiannya. Setelah itu, barulah Bary bertanya apakah masih ada yang perlu dikerjakan

suara tangis bayi Rima. Buru-bur

an, Kak?" tanya Bary apabila ia s

n suara tangis bayinya yang kian melengkin

nya' ke mulut mungil sang bayi, b

enit lamanya. Namun, alih-alih reda,

yang menjadi panik dibu

k ... diamlah,

saat kemudian, bukan hanya berkaca-kaca

ary tidak bisa lagi

lancar, Dek!" jawab Ri

an Rima. "Apa karena Kakak yan

r kakak sudah delapan belas, m

masih bisa menyahut, meskipun

ak kacang tanah biar setu genggam. Kamu

da lagi yang dikerjakan d

i turunlah! Bawa uang kakak

u?" sel

abut kalau ad

a l

tu yang merek R*ta. Sama sabun mandinya.

inn

m pulangnya, ya! Maaf kakak

dak apa-

ia pikul dengan menggunakan pikulan belahan bambu, Bary pun turun ke desa. Des

desa tempat dimana mereka dilahi

ah per batanya adalah pekerjaan Bary semen

harga yang tidak sesuai, tidak sama rata dengan pe

hasilan membuat batu bata tersebutlah ia dan Rim

a ini dialah Pak Haji Gofur, orang

rupiah yang Bary utang untuk biaya ijab kabul tempo hari, Bary mengangsurn

buat Mereka kekuran

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY