img Lentera Rindu  /  Bab 10 Wangi Bunga Melati | 29.41%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 10 Wangi Bunga Melati

Jumlah Kata:1346    |    Dirilis Pada: 08/04/2022

pun ikut tumpah, maka kian r

rusaha cari kerja, tapi saya tida

itu maha romantis, kok! Percayalah, Tuhan pasti akan menunjukkan j

Bary juga tahu itu. Akan tetapi, perih dalam

melelahkan dari berpura-pura ba

Karma, terjaga dari tidurnya. Karma, memperdengarkan suar

dangkan Bary, ia masih di tempatnya, tempat

ncangan hingga mereka semua ten

*

Mataku

g terserang trakoma. Saat meraba untuk memastikannya, benar, Bary memang terserang tr

Bary membawanya turun ke kamar

mputi pakaian kotor, lalu kembali ke kama

njemurnya. Ketika Rima terjaga, satu panci berisi air m

eringsut menghampiri Bary yang tengah

a rencana mau pergi mengail di Laabal

atap punggung Bary. Rima khawatir, dikarenakan Laabalan

Laabalano, Dek?"

ary sudah selesai menjerang kayu bakar. "Siapa

baru menyadari kondisi ma

, Kak," s

Rima. Tanpa kata, B

gamati mata Bary. "Ntar, ya, biar Kakak obati,

mana mereka hanya menautkannya pada dinding yang diberi kasau-kasa

susu dari badannya. Mendapati itu

pula Bary menghampiri Rima. "Buka mat

ahkan wajah, lalu membuka mata lebar-lebar. Di sini, air susu

embuh, ya," ucap Rima

mbung Bary. "Ter

pertanyaan yang sejak tadi ingin ia perjela

ya begitu, Kak

gah Rima yang sangat

Kak?" t

Dek! Cari tempat la

g kerap Rima ucapkan. "Kita sudah terlalu sering berhadapan dengan kematian, Ka

mu mungkin benar, Dek! Separuh diri kita ini sebenarnya su

ersikukuh. "Tidak usah takutkan saya, K

sur muram. "Sungai itu ada penunggunya,

resahnya, tetapi Bary yang merasa bu

gu mereka, Kak," ucap Bary

Rima benar-benar merasa gentar dengan rumor tentang Sungai Laabalano yang d

hati. Rima mulai kehabisan kata bagaimana ca

ma pun beralih pada air mandinya

n diam saja sembari menunggu peri

tubuhnya. Hingga mandinya usai, Rima sampai lupa meminta bantuan Bary seb

ta bantuan saya?" tan

Dek," sahut Rima. "Kaka

rcahaya. Wajah Rima begitu damai di pagi in

i, Bary tidak sabar untuk

ragu. "Kakak ma

a enam ribu lima ratus," tambah Ri

tus? Aduh, bagaima

" tanya Rim

tiga ribu lima ratus? Saya mau beli tasi

ujar Rima juga. "Untu

ary pelan. "Tidak apa-apa, y

ja semuanya. Tolong be

ry. "Doakan saya banyak

kul Bary. "Kakak ini sudah capek, Dek. Hanya kamu satu-satunya harapan Kakak yang nanti jaga adik kamu. Jadi

y. Kembali Rima memeluk B

ima, betapa damainya jiwa Bary. Inilah

kemudian, Bary pun

t tubuh Bary, lalu memeluknya de

yangi kamu, Dek," d

Bary. Setelah itu, Bary

henti-hentinya berdebar-debar

ada akhirnya Bary mengabaikan se

ng, dan dua bungkus susu sachet, lalu bergegas ke hutan jati

k kayu seukuran ibu jari, menjadikannya joran. Setelah itu, ia beredar menc

ngkapan mengail telah pun tersedia, maka beredar pul

ancing ke dalam sungai, entah kenapa tiba-

ar sungai ini

adnya untuk mengatasi rasa lapar telah membuatnya tidak memedulik

sebesar telapak tangan orang dewasa adalah hasil tangkapannya yang pertama. Namun sayang, hingga gel

mungkin lagi bertahan. Khawatir Rima sudah menungg

ngan aroma wangi bunga Melati.

erlelap di samping Karma. Tidak ingin mengg

uar dalam gubuk ini, semakin kuat men

a wangi bunga Melati di gubuk in

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY