img Sahmura Yang Redup  /  Bab 10 Part 9 | 40.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 10 Part 9

Jumlah Kata:1326    |    Dirilis Pada: 25/04/2022

menggores jiwa, tetapi hati tetap ber

a Yang

harinya. Hubungan mereka, hanya diterpa sedikit ombak lalu tidak lama seperti semula. Badai b

ini belum ada yang mengganggunya. Berkat guru sekaligus suaminya, Hafizah men

ang siswa yang samar Hafizah dengar menyapa guru tersebut. Hafizah mengabaikanny

akan keluar," cakap guru tersebut s

duduknya. Netra semua siswa menatap Hafizah penasaran. Raut w

sebut. Dengan rasa gugup Hafizah mulai menilai tubuh yang menjulang tinggi, sera

u yang terbelah dua, dengan warna kulit bersih, netra berwarna biru. Rafli. Ha

gomong." Rafli berkata ketika

apa?" nada suara

s. Ia mengangkat dua jarinya tanda janji. "Gua

undur. Saat Rafli maju, Hafizah mengangkat ta

i. Rafli memperhatikan sekitarnya. Lalu netranya memandang kemb

kepalanya terangguk ragu. Rafli mulai berjalan

kini sepi, karena jadwal masuk kelas. Pohon yang rindang menaungi ked

r," gumamnya, meli

menggeleng. Rafli ikut

sih," gumam H

"Ngikutin apa?" Hafizah menggeleng. Rafli jug

berseru dengan nada

, tetapi teryata menyebalkan juga. "Tolong, biarin gua bicara." Raf

us dengan cara apa, bicara biar engga ketahuan siapapun di sekitar lu, Fizah. Akhirnya gua ngelakuin itu,

" Rafli memperingati. "Ini lebih berbahaya, dari Ardela

a sering dikelilingi orang yang membenci dirinya? Salah Hafiz

tanyanya m

ang jelas itu mereka bukan dia

ia?" beo Hafizah

yang berjalan pelan, mela

ang dimaksud Rafli. Tubuh Rafli bangkit dari duduknya. "Hafizah, orang yang kamu sangka

h?" gelengan Rafli membuat a

n yang tercipta, melalui itu juga mereka in

g Rafli maksud? "Tahu dari mana dan siapa?" Hafi

mulut Rafli yang akan melanjutkan perkataannya berhe

masih di sini, Rafli Argapuro Prawinata?" Suara Bu

emandang Hafizah penuh arti. Begitu Hafi

erasal dari Hafiz. Hafizah terperan

tanpa sepatah kata lagi. Tatapan mengintimidasi

k ingin orang tua kamu saya panggil!" Hafizah mengangguk ce

idak mendengar pembelaan dari Hafiz, rasa

engga bela, Hafiza

hal penting yang ingin saya katakan," ujar Bu

n berjalan di depan Bu Laila u

*

un tidak punya satu pun teman, Hafizah tidak mengapa melalui semuanya sen

nya mematung ketika netranya menangkap dua orang y

rsama itu, hingga kesadarannya kembali setelah tabrakan disengaja

nya diiringi tawa. "Cup cup Hafizah-Hafizah mau aja dimanf

anya nikahin Hafizah, bukan manfaatin

sesuatu tentang kenapa Kak Hafiz nikahin lo, tapi karena lo som

epupu yang tidak pernah suka kepadanya itu. Hidupnya kini se

pa, Qil?" t

ama gue," balasnya memandang sinis. "Ya, t

i lagi. "Niat ngasih tahu gak, sih,

tidak ia mengerti. Kaki yang akan kembali melangkah lagi-lagi

h menunduk kala netra Pak Hafiz memandang Hafizah. "Ke r

e

berubah, rona merah itu memancar di wajahnya. Hafiz ter

aja Hubby, Hafizah akan balas." Ia bertekad dengan senyuman penuh arti. "

Karena dasarnya seseorang tidak akan terlalu paham isi hati orang lain.

yakit jiwa. Hafizah tidak peduli, toh tidak membuat mereka rugi. Hafizah menjulurkan lidahnya saking sena

u senang." Hafizah bersenandung seraya berlari keci

tertawa seperti orang kerasukan. "Hafizah ini akan lama, kau akan menderita! Keluarga gua

kunjungi kembali. Kejahatan selain karena niat, juga karena adanya kesempatan

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY