img Sahmura Yang Redup  /  Bab 9 Part 8 | 36.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 9 Part 8

Jumlah Kata:1525    |    Dirilis Pada: 25/04/2022

ra untuk membuat Hafizah t

a Yang

Hafiz langsung disambut dengan pemandangan Hafizah yang terti

rangtuanya, benarkah yang membunuh orang tuanya adalah Ayah Faris? Te

g sedang tersenyum kepadanya. "N

enyum tipis. "Maaf ya, Bi, saya n

Hafizahnya kecapean kayaknya, dibawa

ngingat, jika Bi Wati 'kan sudah bekerja lama dengan orang tuanya. Sudah pasti tahu kasus

i Wati pun bangkit. Saat Bi Wati akan pamit

um. "Boleh attu

erja sama Mama, Papa saya?" Bi Wati mengangguk.

ng, lidahnya terasa kelu. "Bi bi bi Wati ta

asti ada yang disembunyikan bukan? Rasanya,

atau ...." Hafiz menggantung k

uga butuh kepastian. Hafiz tidak ingin menjadi seseorang yang suda

k, izin pamit ya, Nak." Bi Wati pun dengan cepa

zah masih berada di pangkuannya, Hafiz berdoa semoga percakapan

ian. Hafiz belum menghabiskan banyak waktu bersama kalian. Sosok Papa yang tegas, rela sibuk bekerja untuk menafka

esedihan dan masalah oleh orang lain. Hafiz bukanlah anak broken home seperti yang lai

waktu bersama kalian, Hafiz tidak akan merasa sekehilangan ini. Sekarang Hafiz merasa menjadi anak yang paling dosa, tidak tahu apa-apa

itu menetes di atas wajah Hafizah, yang telah

benar itu adalah pembunuhan yang telah direnca

z merasa hanya untuk bernapas pun sulit. "Apakah b

terdiam. Perlahan netra yang sembab itu memandang lengan Hafizah,

kejut. "Ha–hafizah

ata di wajah Hafiz yang begitu dekat denganny

fiz belum menyadari apa yang terjadi. Hafizah lalu mengecup k

Hafiz jangan sedih, ada Allah sama Hafizah di sini. Kata P

ng gadis yang tidak tahu apa-apa, tetapi kehadiran gadis ini menjadi penguat dirinya.

izah memukul punggu

pelukannya. "Huh huh," helaan napas Hafizah terdengar

rambut Hafizah. "Saya lemah ya

mendekati Hafiz. Hafiz bergidik ngeri serta memundurkan w

mau apa?" Hafiz

takutan. Seperti Hafizah akan melakukan apa-apa saja kepadanya. Tu

hahaha." Tawanya

wajahnya, dan sofa sekarang menjadi korban aksi pukulan Hafizah. Andai sofa bisa berkat

et mengangkat tubuh Hafizah ke pung

rnah bilang, 'Ini baru pendaftaran Hafizah. Nan

, lalu setelah sampai membaring

*

gung jawab!" teriak Hafizah dengan sel

raya diiringi tawa dari kam

, ngajak mainya kasa

lekat ditubuhnya. Perkataan Hafizah terasa ambigu

nya kita main apa, Sayang?" jahilny

h berkata dengan wajah

orang lain menjadi jalan-jalan. Mendengar tawa Hafiz, Ha

tidak baik. Otomatis kaki Hafizah sakit, pegel, pokonya Pak Hafiz tanggung jawab! Gendong H

ika Hafizah bercerita. Sesalah itukah sampai diriny

jian,' batinn

fizah menaika

ggaruk tengkuknya, dan membenarkan letak

anu apa?" r

pelan. Namun, denga

iyalah!" Hafizah d

Monologny

las Hafiz

*

depan gerbang. Hafizah minta diturunkan, saat Hafi

gan semburat merah menghiasi wajahnya. Hafizah tersenyum malu-malu menyapa H

sapaan seorang perempuan membuyarkan lamunannya. Dari pagi, Hafizah memang

ya," kata Aprilia

at Mbak bantu membujuk Om Sawarna, saya bisa men

sama-sama. Ingat tapi misi kita

a Hafiz sera

kode, dan saat itulah Hafiz te

sayangmungkin sekarang dirinya belum bisa sampai mengikat. Cinta atau orang tua? Hafiz yakin orang tuanya sudah bahag

*

ala sekolah. Hafiz melaporkan tindakan tersebut, atas bantuan Bu Lai

u Laila pun bertanya, "Rafl

eluar kota,"

Laila tida

Rafli menja

fiz tertegun. Memang, setiap kali ada rapat wali murid, yang d

iz bertanya dan angguka

itu kepada orang tua mereka, mereka pun meminta maaf dan berjanj

kannya. Bersikaplah sewajarnya anak sekolah, kalian di sini

n bersama para orang tuanya. Meskipun begitu Rafli izi

pun caranya itu. Mereka tidak baik!" Seb

guan, Rafli melangkah men

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY