img Last Twilight  /  Bab 5 Kado untuk Bunda | 20.83%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Kado untuk Bunda

Jumlah Kata:1016    |    Dirilis Pada: 06/05/2022

a

g begitu dekat dengan Dilan, tetapi ia bisa apa? Raga hanya sebatas mantan yang ti

dulu. Raga tahu sesakit apa Senja dulu. Raga mengerti setidak bisa itu kesalahannya dimaafkan. Kes

pada Senja? Juga bagaimana mungkin akan semudah itu Senja menerima lelaki yang benar-ben

n pastinya menghancurkan hidup Senja, kala ingatan-ingatan dirinya yang begitu jahat pad

nak-kanakan memang, Raga akui. Hanya untuk bersenang-senang ia menyakiti pujaan hati. Padahal Raga j

ang kala itu selalu tercurah kala Senja bersama Raga. Bahagia yang Senja kira akan teru

a, ah ... sungguh manis. Raga rindu Senja. Senyumnya ikut merekah mengingat itu. Namun, ia sudah tak lagi bi

yang telah lama teralihkan? Argh ... mobil yang ia kendarai tak bisa dikendalikan. Raut muka Raga berubah tegang mencoba kembali fokus pa

e o

lungkupkan kepala pada bantal dengan po

ar. Ingin sekali ia menjerit. Namun

teriaknya dalam bantal. “Gue kangen sama lo, Senja!

yang mendengar. Hanya diri yang semakin lara men

ukuran hubungan yang “katanya” hanya sebatas teman. Jelas ia paham, mana ada pe

guh menggan

itu. Masuk, lantas mulai melihat-lihat seisi toko. Tak perlu berlama-lama, karena ia sudah tahu

umamnya yang teringat makna dari liontin

tanpa berpikir langsung saja m

a yang sedang menyisir lembut rambut Tara, adi

tap kotak kecil yang ia baw

itu berceceran di lantai. Kotak putih tulang dengan pita merah muda menghiasi tutup itu berisi tas cantik

anpa sedikit pun memikirkan perasaan Senja yang tentunya sakit

ada kotak. Sedikit air matanya mengalir, tetapi cepat

sayang Senja, kok,” uja

ahun lalu, tepat hari ibu setahun lalu. Ia tidak ingin berpikiran buru

berharap sang bunda menyambutnya senang.

ana tidak jika selama ia hidup belum pernah sekalipun mendapat s

ja juga anak bunda? Senja lahir dari rahim bunda, ‘kan? Akan tetapi

Mereka selalu saja memanjakan Tara dan melupakan dirinya. Aneh. Akan tetapi memang i

risi kalung yang ia beli tadi. “Selam

ya untuk sang bunda. Berharap dengan begitu hati bunda akan mencair. Namun

hun kemarin kado yang ia berikan di lempar, ma

menjawab, dan terus saja menyisir rambut

rlakuan berbeda? Namun, ia hanya terus meyakinkan diri bahwa bunda menyayanginya. Entah di bagian mana Senja bisa

digenggamnya sedari tadi ke sebelah bunda duduk. Lantas ia berjalan menjau

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY