img Istri Bayaran Untuk Bos Galak  /  Bab 5 Tidur Bersama | 19.23%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Tidur Bersama

Jumlah Kata:2458    |    Dirilis Pada: 10/05/2022

song. Kantin rumah sakit ini terlihat sangat ramai. Banyak dar

menatap lesu sang atasan. Perutnya sudah keroncongan, ditambah tidak

kekasih tengah beranjak dari tempat duduknya. Dengan cepat, Devan mengambil

jajarkan langkahnya dan Devan. Gadis itu sampa

saat keduanya berhasil m

rus meringis menahan sakit. Ia pun hanya melirik sekilas pada Devan, lalu dudu

atif untuk memesankan makanan karena kasihan melihat Cecil yang

? Kan Bapak yang berkuasa atas hidup saya," ujar Cecil

suka membangkang. Tidak mudah ditebak. "Good! Tetap jadi b

mesan dua porsi nasi goreng dan dua gelas teh hangat, l

langsung mengambil sikap tegap setelah tadi di

ujar Devan, lalu dud

. Semoga saja, Devan tidak pesan makanan laut

ama es teh," u

aki-laki itu harus tetap terlihat stay cool. "Syukurlah. Saya alergi makanan laut soalnya,

il sendiri tak mau membuka percakapan lagi. Ia lupa jika bos galaknya ini san

besar berisi dua porsi nasi goreng beserta minumannya. Sesampainya di meja Cecil dan De

ati, Kak," ujar

um tak kalah rama

ada keduanya, karena masih ha

sa masakannya juga nikmat. Selain itu, pelayanannya pun terbilang cukup cepat, meski pembeli sangat ramai. Andai ini adalah warung maka

Devan saat mulut Ce

Cukup Devan saja yang melihatnya urakan seperti ini. Jangan sampai hal ini terja

," ujar Cecil

a saya lihat kamu urakan seperti itu. Apa yang keluarga say

ng. Ia harus bisa meredam

juga pernah jadi orang kaya, tapi perasaan ng

saat Cecil tak kunjung menjawabnya. Gadis

langinya lagi. Sekali lagi, saya minta

is itu sekilas, lalu melanjutkan makannya lagi.

samping Cecil. Gadis itu terlihat buru-buru, takut-takut jika ibunya sudah

itatapnya jari jemari yang semakin memerah dan mengabaikan rasa sakit yang i

kaki menyeker. Ia mengabaikan tatapan

g baru menyadari adanya kejanggalan di kaki Ce

an, Pak. Jadi mer

r cer

memilih untuk terus berjalan ta

kosong. Benar saja yang Cecil khawatirkan,

ritahu dirinya kalau pasien sudah dipinda

Pak Devan mau pulang, pulang saja," ujar Cecil samb

a ik

sebenarnya? "Kenapa Bapak masih mau di sini? Pak Devan pulang saja. Saya bisa jaga Ibu sendirian. Lagian, b

?! Mau saya pulang ataupun tidak, itu hak sa

rakkan kedua bahunya naik turun lalu membiarkan Devan berbuat semaunya. "Terserah Bapak sa

nta

, Cecil pun meninggalkan Devan da

, langsung mengambil langkah seribu dan

!" Teriak De

engaja. Dendamnya kini terbayar lunas, k

" Cecil terkes

dalam dan disusul oleh Devan. Gadis itu tersenyum samar setelah melihat

a, lalu dibawa ke dalam dekapan. "Ibu cepat sadar dong, Cecil rindu senyum Ibu, rindu o

guh, Cecil tak kuasa menahan tangisnya. Kalau boleh memilih, lebih baik dirinya yang terbarin

iarkan gadis ini menangis. Ia

yang berdiri mematung di sampingnya. Ia tidak ingin terlihat lemah

Tidak perlu minta maaf. Menangis saja kalau itu bisa membuat perasaan kamu jauh lebih lega. Tidak

nya kembali meluruh saat tangan mun

entuh. Gadis itu memang benar-benar menyayangi ibunya. Bahkan

menuju sofa mini yang tersedia di sana, lalu mendudukkan diri sambil bermain ponsel. Tak lupa ia mengh

piri Devan dan duduk di

l tulus, meski pandangann

beralih menatap horor pada

teknya. "Terima kasih karena Bapak sudah bersedia membantu saya membiayai operasi Ibu, menjaga Ibu, mengant

dulu! Jangan lupa de

unggu besok di ruangan jam 10. Setelahnya, kamu dandan yang cantik,

sih belum sadar." Cecil benar-benar tidak paham dengan apa yang

k dalam hati. "Saya rasa, itu tidak masalah. Semakin cepat, maka

hanya ingin membuatnya takluk dan tidak bisa berbuat apa pun.

uk duduk di samping ranjang ibunya daripad

*

erus bergerak. Tidak terasa

am

semakin berat. Tiba-tiba saja, Devan beranjak da

jar Devan yang kini tenga

di sebelahnya dengan mata memicing.

p VIP ini dan mengisyaratkan agar Devan segera mereb

n dagu, lalu ia menggeleng cepat, "Di sana hanya

embus kasar. Tidak heran jika

apa yang ada, kalau tidak mau, pulang saja!" u

aya! Kamu jad

aan, Devan ini! Mentang-mentang bos, bukan

Kamu ke

a ini? Tentu saja g

lak perintah bosnya tanpa membuat laki-laki itu tersingg

ngu dengan motif bunga-bunga itu, terlihat tidak terlalu sempit. Devan pun menar

yang dirasa sangat konyol.à "Emmm ... saya tidur di sofa saja. Biar Bapak bisa tid

itu bisa berpikir dua kali untuk memintanya tidur bersama. Yang benar sa

. Saya bisa mengunci pergerakan kamu deng

a membuat seribu alasan sekalipun, laki-laki angkuh itu

ngkuh!" makin

engan rapi. Ia kemudian menggiring langkah menuju ke arah yang ditunjuknya. Sementara Ceci

a, ia melepas sepatu mahalnya terlebih dahulu, kemudian b

terlihat mematung, mem

i? Cepat naik!"

hal yang tak senonoh. Masalahnya, ruang inap VIP ini terlalu private, kalaupun ada

ik napasnya sebentar, lalu mulai bercelote

khirnya gadis itu pun menurut. Perlahan, ia mulai melakukan pergerakan, naik di ata

alikan gadis itu. Ia mendekatkan tubuhnya, lalu

ya. Tangan itu sudah bertengger di perut Cecil dan kakinya pun tengah

ya gak b

terlalu

. Bahkan, laki-laki itu sengaja menyembunyikan wajahnya di

buah dengkuran halus yang masih bisa tertangkap pendengaran Cecil. Gadis itu terseny

ak kunjung menyerang. Ia bingung sekaligus gelisah. S

anti. Apa lelaki itu akan melakukan hal yang sama setiap harinya? Menjadikan

un. Ia tahu jika calon i

n suara seraknya. Bagi Devan, ini

rsentak kaget. "Bapak, nga

perinta

jur. Tangannya bergerak memili

isi gadis itu beralih menghadapnya. Devan menyembunyikan wajah Ceci

g Devan maksud. Bukannya takut, gadis itu malah menanta

pergerakan Cecil dengan kaki panjangnya. Ia sudah bersiap men

mejamkan matanya, lalu menutu

... Say

terjadi s

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY