gi
Neng. Sa
ak
kamar Hella, mataku terbelalak
gebu, aku keblingsatan
kikku keras. Nafas memburu, kemara
ana
jalan cepat menuju lemari dan
entuh pundak belakangku.
rnya hati ini. Apa aku harus sabar jug
laan nafas panjang te
perasaan Neng Rissa." ucapnya lembut. Aku
a yang Neng rasakan." ucap
i mengangguk dengan senyum ge
sih sayang sama Pak Rudi?" tanyanya
Bik Narti bicara omon
" Bik Narti menarik nafas. "Kalau pun sekarang Neng menyerang Hella, tanpa bukti mereka
tu dirumah, tapi kalau Neng sudah curiga.
as, mencerna ka
k akan mau dihalangi. Mereka akan melakukan berbagai ca
adanya. Aku tidak ada bukti, Mas Rudi akan mengelak dan menganggapku hanya ce
ukti nyata dan membuat Dunia mereka berakhir." sahutnya tegas. Aku
masuki rumah, aku dan Bik Narti saling berpa
rga, meraih remot menekan to
ar mereka masuk kedalam rumah beriringan. Sekilas mer
un sekuat tenaga aku mencoba tegar dihada
hat kearahku, aku tersenyum
ereka jalan-jalan." ucapnya tanpa aku minta. Hella tersenyum
jalan berduaan, hebat
n pukul delapan malam. "Ini sudah malam loh, La. Tidak baik Hamdan keluar mala
. Sepertinya Hamdan bosan
n keluar, main. I
jalan kaki." balasnya. Aku tersenyu
ya sudah selesa
er-muter aja bawa Hamdan jalan-jalan." jawabn
an layar lalu mengganti canel. Tanganku sampai berge
*O
" aku yang sedang mengoles cream wajah langsung menole
. Hamdan pasti senang." ucapnya
esta, dan dia tidak bicara
l, kemarahan ini
nyaku. Mas Rudi malah ter
memutar bola mata dengan malas, mengerti maksud dan
k tersisa untuk membayar cicilan." sahutku. Mas Rudi me
ng ludes. Kamu tidak memberi semua gajimu padaku, tapi h
i. Tidak masalah kalau dia mau tersinggung, toh itu semua memang benar adanya
mau selamatan kecil-kecilan untuk keponakanmu, kalau tidak setuju ya su
mu mikir dulu sebelum bicara. Dikira bikin s
anget!" Mas Rudi beranja
ama selingkuhanmu, aku tid
kalau dia mau macam-macam sama Hella, aku yakin Bik Narti tidak akan tinggal diam. Aku
*O
lope dan komennya ya b
man-teman yang sud