img Is This Love?  /  Bab 5 Lukisan | 16.67%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Lukisan

Jumlah Kata:2216    |    Dirilis Pada: 08/07/2022

entak Farrel kesal se

"Kau yang keterlaluan! Tega sekali menyuruh wanita me

ihat aku jug

anjang ini besar dan berat. Kenapa tidak ka

ali ke gudang untuk mengambil kuas yang tadi kusuruh. Tapi kau bersikeras memban

ari gudang, tapi kenapa malah

bagai lelaki sejati, aku tidak mungkin menyuruhmu memindahkan ranjang ini s

ai dengan urusan mengecat, kita harus membersihkan gudang itu dan m

. Kau tidak berhak me

u tidak mau melakukannya, kau punya c

olek dagu wanita itu. "Lalu apa gunanya aku memiliki calon istri cantik yan

Farrel dengan kesal.

Kau tidak dengar aku memuj

, tapi mengejekku

il salah satu kaleng cat. "Kalau kau tidak mau mengambil k

ntumu lagi!" seru Kanza seraya menghentakk

Farrel bergegas mengejarnya, mencekal lengan

!" bentak

kan membiark

pa ti

rus mem

a mengerjakan

lebih enak jika ada orang

ari cekalan Fachmi namun gagal. "Panggil saja satpa

asing masuk ke kediamanku. Kecu

saja

calon suami." Farrel menahan senyum melih

uli! Sekarang

idak mau membantu. Tapi jika nanti malam aku belum menyelesaikan tempat ini,

nga akan ancaman Fachmi.

mparnya secara asal ke ranjang, memberi Kanza pemandangan indah punggung den

sekali tidak takut dengan ancaman Fachmi. Kalaupun benar Fachmi mencoba tidur di ka

*

anza meneriakkan pertanyaan itu seraya men

Dan dia sudah hampir terlelap saat merasakan kehadiran orang lain dalam kamarnya. Benar saja. Ternyata Fachmi y

engan bahu bersandar ke kusen pintu dan salah satu kaki disilangkan ke kaki yang lain. Yang lebih membuat Kanza

bentuk senyum miring. Namun senyum itu jadi

eringsut ke sudut ranjang. Tatapannya tidak bisa l

embali lalu meletakkan tumpukan kunci yang digantung jadi satu ke atas meja. Terjawab sudah b

emang Fachmi adalah tunangannya. Tapi Kanza belum benar-benar mengenal lelaki itu. Bisa saja Fachmi adalah

tu kian menjadi. Apalagi ketika melihat Kanza berusaha menutupi tubuhnya yang bisa dibilang

g dikenakannya. Lucunya, seketika mata Kanza melebar dan wanita itu semakin me

apa

mau ap

yang terkunci, akhirnya Farrel buka suara. Tapi bukannya membuat Kanza lebih tena

di situ,

. Kali ini seraya melepas sabuk di pinggang lalu ber

kau tunanganku tapi kau tidak boleh

pa ti

aya menutup wajah dengan kedua telapak tangan

Tapi Farrel tidak menyesal telah membuat Kanza berteriak ketakutan sambil menutup wajah. Kini selimut yang menutupi dada wanita itu

di lantai lalu naik ke ranjang di sebelah Kanza, membaringkan tubuhnya

elahnya membuat Kanza menurunkan kedua tangan. Lagi-lagi mata Kanza melebar meny

maumu!" kembal

Kanza. "Seperti yang kubilang tadi siang, aku akan tidur di kamarmu jika kamarku belum selesa

bis. Tanpa memedulikan pakaian tipisnya lagi, Kanza beringsut mendekati

ngga wanita itu jatuh menimpa tubuhnya, seperti saat mereka jatuh di gudang. Lalu t

ya berusaha melepaskan lengan Farrel y

Berhenti bergerak-gerak, Kanza. Atau

Kanza kaku. "Kalau kau tidak mau bergerak-gerak, maka lepas

tidak menyentuhmu tapi

i ini Kanza

za kembali berkata, "Aku tidak akan

uh Kanza. Tak disangka, Kanza malah turun dari ranjang,

ke

mbuka kunci lalu keluar kamar seraya me

R

buat wanita itu marah. Dia jadi penasaran, berapa lama lagi Kanza sanggup

*

terasa asing. Seraya menggeliat, Kanza mengubah posisi tidur jadi duduk. Ia diam sejen

tu ia ingat apa yang membu

ha mencegah Kanza atau memindahkan Kanza ke kamar begitu ia terlelap. Setidaknya dengan begitu, Kanza ak

mengambil selimut dan bantal yang ia guna

ruangan yang berantakan. Semalam saat mengambil selimut dan bantal, dia sama sekali tidak memperhatikan karena kamar itu gelap

curiga bahwa Fachmi mem

ri kota kecil ke apartemen ini adalah seorang yang selalu menjaga kerapian. Dia juga

lama Kanza bi

Kanza berniat segera keluar dari kamar itu. Namun langkahnya terhenti saat menyadari sesuatu. Perl

ar lukisan Fachmi. Sangat indah dan menyerupai asli

Pandangan mata lelaki itu seolah menatap malas ke arah Kanza. Raut wajahnya nampak kaku dan dingin. Sama sekali t

iapkan pujian. Ak

gan yang sama-sama mengarah pada lukisan. Kini lelaki itu sudah mengenakan celana jinsnya kembali namu

enar kau yan

suka. "Memangnya kau melihat ada oran

an itu. Kamar ini terlihat jauh berbeda dari sebelumnya. Dan ada kesan feminin,

n nada takjub. "Memangnya kau tidak khawatir merasa geli saa

pinggang sambil memperhatikan lukisan kupu-kupu bes

anya kaum lelaki tidak suka luki

Farrel dalam hati s

u-kupu adalah makhluk yang

sedang berpikir keras. "Semakin lama, aku semakin merasa sedang berha

ka hanya beberapa inchi. "Semakin lama kau tinggal bersamaku, maka semakin banya

at hingga bagian depan tubuh mereka menempel. Ke

ni tidak ada lagi penolakan dalam diri Kanza. Bahkan sisi liar Kanza yang

menerpa wajahnya, membuktikan bahwa posisi wajah mereka sangat dekat. Dengan kening berkerut, K

erharap aku m

ada lelaki itu hingga menjauh. Tidak bisa dijelaskan lagi betapa malun

elah kau membantuku berbelanja. Aku kehabi

juga. Tega sekali Fachmi berkata seperti itu. Bukannya membantu mengur

saja

etika. Raut wajahnya yang semula ce

mengumpatiku. Tapi untuk

entang ke atas ranjang yang hanya berjarak satu langkah di belakangnya. Kanza memekik kaget namun dia tidak bisa be

, kau m

nghukum tu

kulit lembut itu dengan kasar untuk menciptakan kissmark yang

-------

ya Emi

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY