img Is This Love?  /  Bab 4 Sikapnya Berubah | 13.33%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Sikapnya Berubah

Jumlah Kata:2064    |    Dirilis Pada: 08/07/2022

ya. Kanza mulai bertanya-tanya, mungkinkah Fachmi takut Kanza balas

u, bukan kali ini saja Kanza merasa bosan seperti ini. Fachmi adalah seorang yang cenderung kaku dan sibuk. Dia belum pernah sekalipun mengajak Kanza j

kan diri di sofa depan TV yang t

berjanji akan mengajaknya keluar saat dia tidak terlalu sibuk. Tapi-entah kapan saat itu tiba. Dan Kanza mulai khawatir hubungannya dengan Fachmi tidak akan berhasil

a lebih mirip pembant

adi berpikir, berapa lama dirinya sanggup bertahan menghadapi semua ini. Tapi demi keluarganya, Kanza rel

ff

ya berubah aneh-Fachmi selalu menemani Kanza saat mereka sedang berduaan di apartemen. Menemani ­yang Kanza maksu

za untuk bercerita banyak hal dan lelaki itu juga terkadang bercerita tentang hari yang telah dilewatinya di kantor. Hanya perb

idak ada suara yang terdengar dari kamar itu. Seolah ti

ti

an pintu. Perlahan ia menempelkan telinga ke daun pintu, men

a berharap pintu itu terkunci hingga dirinya memiliki alasan untuk tidak masuk. D

pelan seraya membuka pin

rtas penuh coretan tergeletak di ranjang yang biasanya selalu rapi. Dinding yang terdapat jendela tinggi kini tidak lagi putih. Warnanya berubah jadi

bingung sambil mendekati tangga di m

perhatian pada pekerjaannya. "Sudah lama aku ingin mengubah

mengecat dinding. Sungguh, dia merasa sikap Fachmi semakin aneh. Seolah-olah ada orang lain yang menempati

liki kelainan semacam itu benar-benar ada, tapi biasanya hanya dalam film, novel,

menyipit memperhatikan Kan

a bersikap tenang. Mana mungkin dia membe

knya beri aku saran yang bagus. Menurutmu aku harus mel

uk tangan. Tapi kemudian dia meringis malu. Sara

bag

elaki yang cenderung kaku dan d

anya Kanza dengan nada menuduh. Dia yaki

ya duduk di puncak tangga. "Ya. Aku berencana membuat kupu-kupu yang bes

merencanakan sesuatu. Dia ingin membuat kejutan untuk Fachmi setelah kakaknya itu pulang nanti

sti kepala Fachmi langsung berasap saking marahnya kalau tahu kamarnya jadi penuh warna dan-lukisan kupu-kupu? Farrel jadi tida

au!" perintah Farrel seraya menunju

u Kanza!" ser

k protes karena aku tidak memanggilmu Nenek Sihir lagi."

u tidak mau menggunakan nama panggilanku

Farrel berkata, "Baiklah, Nona Kanza y

dia merasa geli karena Fachmi mau sa

da Kanza yang seolah sedang

seraya berkata, "Kapan kau membeli cat-cat ini?

s Farrel seraya membungkuk untuk mengambil cat dari Kanza lalu menyerahkan

i kamar. Dia bersyukur setidaknya siang ini diriny

Sejenak dia berhenti, lalu menatap sekeliling. Mengira-ngira warna apa lag

u bisa mengurangi kemarahan Fachmi nantinya begitu mengetahui keadaan kamarnya sekarang. Yah, walaupun sebagian besar or

kan kegiatannya. Tapi mendadak gerakan tan

AAA

E

ih ingat lalu menapaki anak tangga dengan langkah tergesa. Begitu tel

ing. Perlahan dia melangkah mundur, tapi lalu melotot saat menyada

AAA

atas meja kayu di tengah ruangan. Beruntung ia mengenakan celana pendek sebatas lutut, bukannya rok.

R

a a

. Buru-buru dia menujuk ke arah tikus-tikus yang masih berkelia

h dengan napas terengah, lelaki itu sama sekali tidak menyembunyikan raut kesalnya.

Kedua tangannya mengatup di depan dada dengan

sekali. Kau yang sebesar itu t

ikkan." Kanza

puh di atasnya. Lalu perhatian Farrel tertuju pada salah satu tikus yang berada de

h dari lima ekor tikus di ruangan ini." Kanza bergidik

ingatan ia menggoyang-goyangkan tiku

AAA

rsujud di atas meja dengan kedua tangan m

AAA

ya. Buru-buru ia melompat naik ke atas meja, nyar

lah akan jatuh akibat beban tambahan. Dia me

kau na

bergidik seraya menggos

esal. "Sok menakutiku dengan

pi kalau kecoak-" Lagi-lagi Farrel bergidik. "Nah, apalagi k

AAA

tangan ke leher Farrel, memeluk lelaki itu erat. Berat tubuh Kanza dan Far

rg

hi

enghantam lantai terasa remuk sementar

gh

gosok keningnya yang terasa ngi

ar k

rkeliaran tak jauh dari mereka. Farrel

AAA

AAA

eluar gudang. Mereka terus berlari menuju kamar utama yang masih beran

eolah sepakat sama-sama berusaha tidak bersuara agar

ut, Farrel menoleh ke arah Kanza. "Sepertin

pi, kau tidak lupa me

rkan pintu gudang? Ny

kau tutup? Bisa-bisa, hewan-hewan itu keluar dar

ga tidak ingat untuk menutup pintun

s memiliki gudang yang menjadi sarang para binatang menjijikkan? Kalau kau terlal

g itu memang salahnya. Dia yang suka membawa berbagai barang lalu menumpuknya di gud

iba-tiba Ka

dari ranjang seketika mene

nunjuk lengan Farrel yang mengucurkan darah da

luka sobek di dekat sikunya. Sama sekali tidak terasa sakit. Tapi be

mungkin perlu dijahi

kotak obat dalam laci." Perintah Farrel

ukannya." Kanza menawarkan diri seraya duduk di hadapan Farrel. "Ini salahku. Aku

bir Farrel. "Untung hany

Farrel. Raut wajah Kanza tampak begitu serius saat ia menunduk seraya menyapukan obat luka d

a wanita itu jadi tampak sangat manis. Apalagi ketika bibirnya maju

ama. Setelahnya tanpa peringatan, lelaki itu menangkup belakang kepala Kanza d

-------

ya Emi

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY