img Silent Wounds  /  Bab 2 Dia Bisu | 4.26%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Dia Bisu

Jumlah Kata:1367    |    Dirilis Pada: 08/07/2022

tuk menyibukkan diri dan membuat otaknya tak berpikir muluk dengan mengkhayalkan hal-hal yang tak mungkin dia dapatkan. Namun malam ini berbeda.

embersihkan diri seperti biasa. Dia malah menyandarkan punggung ke pintu yang s

nguasai otaknya. Kegelapan sekitarnya memperparah derasnya memori

, menatap kesal ke arah pemilik mata c

rimu sendiri sakit," balas

gu kesenanganku." Lalu Nala berbalik pergi, me

n lagi. Hingga tanpa sadar persah

Mereka cocok dalam banyak hal. Apapun yang mereka bincang

berdiri di samping Nala memberi dukungan. Dia me

annya. Menghapus air mata Nala, memberikan lengan untuk Nala berpegangan, dan dada untuk Nala bersandar menumpahkan pedih di hatinya. Meski

Nala sendiri mengerti apa kesalahannya. Aska jadi suka marah. Dia bahkan tak segan melayangkan pukulan. Hingga yang membuat Nala

akukannya untuk menyakitinya. Tapi sampai sekarang Nala masih ta

*

ng memenuhi bagian belakang ruang kerjanya. Dari sana dia bisa melihat gedung-ged

pelik yang harus dicerna otaknya, pastilah Aska akan menghabiskan waktu berdiri lama di sana h

Tapi bukan berhubungan dengan pekerjaan. Ini berhubungan

ang ben

wanita yang menghindari membicarakan keburukan orang lain. Ada saja topik pembicaraan yang selalu dia kemukakan hingga bersamanya tak pernah sepi. Yah, memang

tok...

l

gar izinnya. Hanya Raffi—asisten pribadi sekaligus sahabatnya—atau sekretarisnya. Tapi berhubung Raffi masih menjalankan pekerjaan di tempat lai

makan siang. Anda mau

kan tak jarang sejak datang pagi, dia tidak keluar sama sekali dari ruangannya—kecuali memang dibutuhkan di tempat lai

Namun bukan pemandangan itu yang memenuhi pikirannya. Ada sosok lain yan

ak

lnya. "Aku akan makan siang di luar." Hanya itu yang dia ka

*

atikan keadaan di dalam melalui dinding kaca restoran itu. Namun dari tempatnya berad

a merasa harus berhenti. Tak disangka di tempat inilah Nala tinggal. Padahal Aska pikir setelah inside

tu sudut. Sekilas memperhatikan saja Aska sudah tahu restoran ini membagi-bagi area untuk dituga

annya karena terlalu sibuk melayani pesanan tamu lain. Lalu dia pergi sejenak untuk menyerahkan k

ot kaget yang tak bisa disembunyikan. Sejenak dia ragu. Tapi hanya beberapa detik. Buru-

erahkan buku menu. Dalam hati dia terus berkata, "Anggap saja ti

nya sama sekali tak mengarah pada buku itu. Dia terus me

mana k

Dia tak menyangka lelaki itu akan menanyakan kabarny

ya membentuk senyum sinis. "Aku bertanya p

mengeluarkan catatan dan pen untuk menulis p

pura-pura tak mengerti, lelaki itu masih diam

n Aska. Tapi mendadak Aska mencekal pergelangan tangan Nala lalu menyentak wanita itu hingga membungkuk

a. "Tapi aku tidak akan tertipu. Kenapa? Sedang

kan yang dilontarkan Aska. Dia berusaha menyentak

anmu. Tapi sikapmu ini membuatku sangat kesal. Aku benci wanita penuh muslihat sepertim

. Dia menegakkan tubuh

yang Anda

lepas dari cekalan lelaki itu. Pelayan wanita yang tadi memberitahu Anton buru-buru menarik Nala ke belakang. Dia tidak

nendang Anda keluar dari sini jika mengga

lu mengulurkan buku menu di tangannya

ngsung menerima buku menu yang diulurkan padanya, malah menimban

hanya ingin

mata tamu lain yang mengarah pada mereka, akhirnya Anton mener

---------

ya Emi

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY