img Silent Wounds  /  Bab 6 Sampah | 12.77%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Sampah

Jumlah Kata:1429    |    Dirilis Pada: 08/07/2022

semangat hari ini. Setelah beberapa hari melelahkan akibat proyek barunya, kini Aska punya

lakukannya nanti. Dia sudah tidak sabar. Bahkan hanya sekedar memb

enyum mengejeknya. "Aku penasa

dimaksudnya adalah mengawasi Nala dengan matanya sendiri. Padahal itu merupakan hiburan yang menye

ar kamar menuju ruang tamu di mana Raffi su

?" tanya Aska begitu i

menuju mobilnya. "Lo keliatan seneng banget," nadanya se

ayang," dengan senyum geli, Aska mengedipkan sebel

masuk ke sisi pengemudi. "Gue sumpah

in gue sampe ludah lo nyembur ke punc

isa tawa di bibirnya. Banyak yang ingin dia katakan. Nasihat, teguran,

a bingung menyad

menggeleng lalu segera mengenakan sab

? Bilang aja," desak Aska

bakal dengerin gue," sahut Raf

an. "Kalau yang mau lo bilang ada hubungannya sama Nala, lo bener. Gak

gkat bahu seba

*

sudah benar-benar beres. Hari ini dia bisa pulang lebih awal. Tapi tentu saja, dia tidak akan m

l

ntong kertas di tangan. Lelaki itu menghampiri Aska lalu mengulurkan kant

seraya mengedikkan dagu ke kantong ke

udah ma

meng

enyembunyikan raut penuh semangatnya, Ask

g. Hanya meminta Raffi membelikannya roti isi yang akan dimakannya selama perjalanan. Sepertinya tanpa Aska sadari, Nala mula

sahabat. Raffi hanya berdoa semoga peras

jadi kesepakatan tak terucap, mereka sama sekali tak mengungkit soal Nala.

ska seraya membuka kantong kertasn

r di mobil gue," pe

a mobil di sampingnya lalu matanya memperhatikan seke

a Na

kaki di depa

sana yang tampaknya menikmati makan siang. Tapi hanya dalam beberapa detik

it makan siangnya tanpa mengalihkan perhatian dar

tu memang fakta yang sama-sama mereka ketahui. Karena Aska sendiri yang memberi perintah pada Raffi u

ang terus merekah sementara pandangannya tak lepas dari Na

kejam di matanya yang penuh amarah saat bayangan mamanya did

ma.

h. Dia menunduk menatap Mamanya yang berusaha bangkit

u Mamanya bangun. Tatapan penuh amarah dan dendamnya perlahan

untuk kalian?" wanita dengan dandanan canti

h dengan kedua tangan menyatu di depan dada. "Aku hanya

nya diam membisu dan memalingkan

sudah bilang. Tinggalkan Aska di sini. Jadi kamu tidak perlu khawatir

mohonan ke arah Handoyo. "Aska tidak mau, Mas. Lagipula ak

ra yang menyahut. "Itu resiko kali

as

ayo p

tu, langkah Aska mendadak berhenti menyadari ada seseorang yang mengintip di antara rim

Oli

annya terus terarah pada wanita yang masih terduduk lesu

Lalu bibir Aska yang menipis penuh amarah kembali melengkung membentu

epas dari Nala. Namun berbeda dengan yang dir

" Mendadak Aska bertanya

nasi bungkus yang dibuang namun tak masuk ke dalam tong sampah. Bungkus cokelat dengan sisa nasi yang berce

Raffi, menyembunyikan s

tersenyum miring. "P

. Dia memilih diam dan me

us sudah di tangannya. Lalu dia buru-buru kembali duduk di

E

ibat rasa aneh yang mencengkeram dada. Sakit yang

lalu keluar dari mobil. Dengan langkah tegapnya dia menghampiri

a kau?" be

ia mendongak dengan mulut penuh lalu matanya me

kembali Aska membentak denga

u berdiri hendak kabur. Namun Aska berha

u menghadapnya lalu kembali bertanya, "Kau sedang apa? Ka

aca bersamaan dengan amarah

L

ka Nala berani melakukan itu. Bahkan sampai Nala meronta melepaskan diri lalu bergegas

gan sikap Aska.Katanya ingin melihat Nala hancur sampai tak bisa bangkit. Tapi begi

--------

ya Emi

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY