img Pembalasan Anak Laki-lakiku  /  Bab 6 Ancaman Ali | 35.29%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Ancaman Ali

Jumlah Kata:1490    |    Dirilis Pada: 06/08/2022

n Anak La

rt

sedang duduk di depan teras menunggu kepulangan kedua anakku. Dengan m

juga kembali. Ada begitu banyak hal y

enanyakan pendapat Uwak, karena sebelumnya tidak pernah Ali ma

u cepetan nyusul kesekolah," ujar Uwak sa

amuala

menggunakan sepedanya, aku menghentikan a

salam," ja

anyaku pada mereka yang sedang memasukka

ambahan," jawab Ali sambil meraih tanganku untuk diciuminya. Diikuti den

l mereka sudah minta ijin tadi pagi padaku untuk mengikuti pelajaran tam

it Salma yang berjalan masuk kedalam rum

halat," ujarku ketika mereka masi

*******

sudah sekolah aku suruh untuk mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah. Aku memilih kekamar unt

ng

kku, segera aku menyambar ponsel

n akan menerima pembala

perti terkena cakaran ayam, dan juga seperti bentol-bentol merah di seluruh tubuhnya. Dan apa hubungannya de

ng

ng

ng

an beberapa pesan beruntun. Aku segera membukanya karena me

di rumah. Akan aku beri mereka pelajaran,

a yang terjadi sebenarnya, karena tadi yang pulang terlambat hanya Salma dan Ali. Apakah mereka berbohong dengan mengatakan

t dia sedang menyiapkan beberapa bu

egera ke ruang keluarga, jangan lupa ajak Bang Ali," u

hkan raut wajahnya berubah pucat,

ng diikuti oleh Nanda dan Lukman. Padahal aku hanya menyuruh

ian mereka duduk berhadapan denganku, wajah mereka

u pada mereka berdua. Salma terlihat menundukkan wajahn

n wanita itu," jawab Ali l

ercaya sama pernyataan mereka. Tidak pernah sekalipun me

yah kalian gimana?" isakku, aku hanya khawatir tentang keadaan mereka. Aku takut

mi pulang dengan selamat, dan tidak k

nya bisa terdiam, tidak

emua mata tertuju padaku, Lukman dan Nanda juga melihatku dengan tatapan penuh harap agar aku bisa menjelaskan semuanya. Benar, mereka memang

Ibu," aku menarik nafas panja

ng tinggal di kota," jelasku dengan dada yang teras

dak menganggap kita lagi," tandas Ali dengan suara berat. Wajahnya memerah, aku tau dia sedang menanggung beban

membalaskan sakit hati yang Ibu rasak

atirkan kalian. Anak Ibu," isakku dengan memega

sudah tidak punya

nya," pungka

panpun dia tetap Ayah kalian," im

unya ayah lagi," bentak Al

arang akan hidup tanpa

ini. Karena sebelum pergi ke kota, Ayah kalian sudah mengha

Aku tau, tidak seharusnya mereka memikirkan masalah seberat ini, tapi aku harus memberitahukan mereka sebelum rumah ini di segel. Karena sud

Kring…

n diantara kami, aku mengambil ponsel dan me

tanya Ali

ang memang bisa melih

bicara," ucap Ali merampas p

ngeroyok istrinya," ucapku memperingatkan Ali. Namun,

k nyelakain Maya?" teriak Mas Rahman saat Ali m

gan seringainya yang menurutku mengerikan. Dia anak yang pendiam, tidak banyak cerita kalau bukan dengan Sa

inya mengejek Ayah?" ujar Mas

ap Ali lagi. Suaranya memang terdengar

kalian lagi," hardik Mas Rahman dengan pongah. Ya Allah, teganya dia mengatakan itu pada darah dagingnya sendiri. Aku tidak bi

untuk kami," desak Ali. Aku tau maksud Ali, dia ingin menyuruh M

kalau tidak sanggup bayar ya pindah. Gampang kan?

pa. Siap-siap saja terkenal dan dipecat dari

acam-macam ya!" teriak Maya ya

seorang pelakor," gertak Ali lagi. Dia segera mematikan sambungan telepon, dan meletakkan ponse

li, tidak pernah sekalipun aku melihat dia seperti ini. Apa selama

pi tidak ada satupun yang memperdulikannya

a bersama kamu

Kami yang akan menjaga Ibu dan adik-adik," ujar Nanda sambil meme

lihat kearah Ali yang tersenyum melihat ke arah kami. Sekara

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY