/0/10871/coverbig.jpg?v=f7a63a02a359639114e8bc9b15d02c67)
Seorang gadis cantik yang magang di sebuah perusahaan besar dan terkenal. Hidupnya berubah ketika bertemu dengan seorang pria yang hidung belang. Bagaimana kisah selanjutnya dari sang gadis magang itu?
Seorang gadis cantik yang magang di sebuah perusahaan besar dan terkenal. Hidupnya berubah ketika bertemu dengan seorang pria yang hidung belang. Bagaimana kisah selanjutnya dari sang gadis magang itu?
Keesokkan harinya, gadis berambut pirang terang terlihat tergesa-gesa berjalan menyalip setiap orang yang dirasa menghalangi jalannya.
Sepatu hak tinggi yang dikenakan gadis itu nampaknya tidak menjadi penghambatnya untuk segera menghampiri mesin jam digital yang sebentar lagi akan menunjukan pukul 8:00 pagi.
Dan lebih dari itu, gadis itu akan terhitung terlambat. Hal yang tidak gadis itu inginkan untuk mempengaruhi laporan magangnya pada bulan ketiga ia magang di perusahaan besar dan berkompeten itu.
"Touch down!!" serunya begitu ia berhasil meletakkan ibu jarinya di mesin sidik jari, tepat 1 detik sebelum jam berubah menjadi angka 8.
"Pada dasarnya, kita masih diberikan toleransi 15 menit untuk terlambat punch in, Meg. Kau baru saja menyia-nyiakan semangat kerjamu untuk berlari."
Gadis yang disebut Meg tersebut menoleh kearah kanan begitu bunyi Bip yang menandakan kalau absennya sudah masuk terdengar.
"Dan pada dasarnya aku adalah calon karyawan teladan yang menjunjung tinggi ketepatan waktu," balas Gadis itu sambil menyingkir agar laki-laki yang merupakan seniornya dapat melakukan absen.
"Oh, apa tadi kau tidak lihat? Mesin mendaftarmu pukul 8:00 lewat 3 detik. So, basically, kau sudah terlambat."
Laki-laki itu terkekeh ketika melihat gadis di sampingnya merutuk. "Megan Penelope tenang saja, sebagai senior yang baik, aku akan pura-pura tutup mata akan hal itu."
Perlahan senyum diwajah Megan mulai terlihat. "Aku tahu kau tidak akan tega kepadaku, Bos."
Laki-laki itu berdesis. "Aku berubah pikiran. Aku akan memasukan keterlambatanmu pada laporan bulan ini."
Begitu selesai mengabsen, laki-laki itu berjalan melalui Megan kedalam ruang kerjanya.
Megan terkejut dan ia langsung mengekori langkah laki-laki itu dengan cepat.
"Ah, maaf, Ed. Aku lupa akan aturan yang satu itu. Ed, kan? Aku berjanji tidak akan memanggilmu bos lagi. Jadi please, lepaskan kesalahanku yang satu itu, ya?"
Kedatangan dua orang itu cukup mengundang tatapan setiap orang yang sedang sibuk di kubikelnya masing-masing.
Sebagian ada yang tertawa, ada yang memilih mencuekinya. Bukan rahasia lagi memang kalau Ed atau Edward, Marketing Manager perusahaan itu tidak suka kalau dipanggil dengan sebutan Bos yang menurutnya terdengar sangat otoriter.
Semua orang tahu, bahkan hal itulah yang pertama kali Ed tekankan saat perkenalannya dengan karyawan magang, termasuk Megan.
Sementara itu, Megan sendiri juga memang dikenal friendly pada siapapun dan apapun kedudukan mereka, termasuk Ed sendiri yang notabene adalah Atasannya.
Ed menatap gemas kearah Megan dan memutuskan untuk menyentil kening gadis itu. "Kembali ke mejamu."
"Tapi kau berjanji tidak akan..."
"Kalau kau tetap berbicara di depanku, maka aku akan benar-benar memasukan keterlambatan 3 detikmu ke dalam laporan," potong Edward sambil berkacak pinggang.
Ia berhenti tepat di depan ruang kerja pribadinya sebelum Megan mengekori lebih jauh.
Tanpa berbicara lagi, Megan langsung berbalik dan berlari dari hadapan Edward yang tertawa melihat tingkahnya.
Megan kembali ke meja kerjanya lalu menyalakan komputer miliknya.
"Jam berapa kau pulang semalam?"
Megan menoleh ke sebelah kirinya, mendapati Claire, rekan kerja yang juga teman kuliah yang melakukan magang bersama di perusahaan itu sedang menatap penuh selidik kearahnya.
"Kau pulang terlalu cepat semalam dan melewatkan keseruannya," desis Megan tidak menjawab pertanyaan temannya secara langsung.
"Well, itu sudah jam 11 malam, -aku berani jamin itu sama sekali bukan pagi karena aku sudah mengantuk-, dan aku tidak melihat tanda-tanda kalian akan segera pulang. Maka itu aku..."
"Tania dilamar David, dan David akan merayakannya malam ini di klub. Kau ikut?" tanya Megan tanpa menunggu
Claire menyelesaikan jawabannya. "He what??" Pekik Claire terkejut. "Apa dia Iupa kalau dia masih harus menyelesaikan magang dalam 3 bulan lagi, dan masih banyak ujian yang menungg... Oh ya, Tuhan! Laki-laki itu memang bodoh. Dia menyepelekan segala hal."
Megan memutar bola matanya menanggapi gerutuan Claire yang sudah biasa ia dengar.
Dalam lingkungan pertemanannya, Claire dikenal sebagai ibu mereka yang suka melakukan ceramah.
David dikenal sebagai bungsu pembuat onar.
Tania yang paling innocent di antara mereka.
Sedangkan Megan adalah sosok kakak tertua yang selalu bisa di andalkan.
Claire menghela nafas dan kembali ke posisinya di meja kerja ketika Megan bergerak mendekat dengan kursinya dan berbisik, "Lalu kau tidak mau ikut malam nanti?"
Claire melirik kearah Megan yang sedang menggodanya dengan menggerakkan kedua alisnya naik turun sambil menyunggingkan senyumnya.
Claire terkekeh sambil mendorong tubuh Megan menjauh. "Tentu saja aku ikut, bodoh!"
***
Suara dering ponsel yang nyaring, di sertai dengan getaran yang membuat suara gesekan antara benda pipih dan meja kayu itu beradu mengganggu ketentraman dan ketenangan tidur laki-laki yang enggan membuka matanya pagi itu.
"Babe, your phone." Suara lembut seorang wanita terdengar berbisik di telinganya hingga mau tidak mau ia membuka matanya bersamaan dengan kecupan lembut yang mendarat di bibirnya.
Laki-laki itu sedikit terkejut, namun hanya beberapa detik sebelum ia sadar akan keadaannya. Ia meraih ponsel yang masih bergetar riang di atas nakas sambil menarik tubuhnya untuk bersandar di kepala ranjang.
Wanita yang tadi membangunkannya kini melingkarkan kedua tangannya di perut telanjang laki-laki itu sambil memejamkan mata. Laki-laki itu masih setengah tersadar ketika ia menjawab panggilan itu.
"Alceo speaking."
"Sir, apa kau akan segera tiba? Rapat akan dimulai dalam 10 menit."
Suara dari seberang sana cukup membuat Alceo mengernyit dan menggaruk pelipisnya sebelum tangannya kembali membelai punggung telanjang wanita di sebelahnya yang sudah mulai menyentuh setiap jengkal tubuh tegapnya dan membangunkan kembali nafsunya.
"Pukul berapa ini?" tanya Alceo.
"P-pukul 9 lewat 35 menit pagi, sir."
Pria di seberang telepon menjawab dengan suara sedikit gugup.
"Pagi?" tanya Alceo tidak penting.
Begitu sadar kalau pertanyaannya sama sekali tidak bermutu, ia kembali bersuara.
"Undur rapatnya 1 jam lagi."
"S-sir, saya rasa tidak bisa."
Alceo mengernyit. Sedikit terkejut ketika ia merasakan tangan wanita di sebelahnya sudah menyentuh bagian bawahnya yang tidak tertutup apapun sisa dari perbuatan mereka semalam.
Seperti bisikan, Alceo bertanya, "Kenapa?"
"Ayah anda sedang berada disini. Dan beliau ingin memantau jalannya rapat hari ini."
Alceo seperti disiram air dingin begitu mendengar penuturan sekretatisnya barusan.
Nafsunya langsung padam, tubuhnya menegap dan matanya melotot.
"APA?!"
Alceo benar-benar ketakutan saat ini. Takut bukan dalam artian ayahnya akan memarahinya, membentaknya bahkan memukulinya.
Takutnya Alceo dalam artian ayahnya akan marah karena dia tidak hadir dalam rapat pagi ini hanya karena seorang wanita. Pekerjaannya terbengkalai demi urusan pribadinya.
Ketika dia sadar kembali, dia telah kembali ke masa ketika dia masih menjadi anak laki-laki berusia 15 tahun... Itulah saatnya hidupnya paling tragis, dan itu juga merupakan awal dari semua kemalangan yang dihadapinya di masa depan. Dalam kehidupan ini, ia bertekad untuk menjaga semua orang yang dicintainya tetap aman. Ia bersumpah pada dirinya sendiri untuk tidak membiarkan ibunya meneteskan air mata sedikit pun, dan ia akan melakukan apa saja untuk membuat ayahnya kembali tanpa cedera! Di kehidupan sebelumnya, dia adalah salah satu Penguasa Ilahi yang paling ditakuti dan dihormati, tetapi pengkhianatan dari muridnya membuatnya kehilangan nyawanya! Untungnya, harta yang dia jaga dengan sepenuh hati membantunya kembali ke masa lalu. Dengan bantuan harta karun dan kesempatan yang sulit diperoleh di kehidupan sebelumnya, dia siap menghadapi semua rencana jahat mereka secara langsung, dan dia siap membuat mereka membayarnya dengan cara yang paling mengerikan!
Di rumah sakit swasta mewah di Chicago, Presiden Gonzales tidak menunjukkan kebahagiaan sama sekali saat mendengar kabar tentang bayi laki-lakinya yang baru lahir. Justru dia dengan dingin menolak anak itu dan menghina ibunya yaitu Florence. Putus asa untuk melindungi bayinya, Florence memohon kepada Nelson untuk tidak menyakiti anak mereka. Meski berupaya menenangkan bayi tersebut, Nelson mengancam akan membuang bayi tersebut ke luar jendela. Dalam upaya terakhir untuk menenangkan bayinya, Florence menyusui bayinya, menyebabkan Nelson menuduhnya tengah merayunya.
Qarletta Averly hanyalah seorang perempuan berumur 21 tahun, fotografer yang membutuhkan uang banyak untuk pengobatan kanker paru-paru ibunya. Ketika sebuah berita datang kepadanya kalau salah satu perusahaan terbesar di dunia, Heston Corporation sedang mengadakan perekrutan fotografer. Arlett pikir inilah kesempatan emasnya. Bayangkan saja bisa bekerja menjadi anggota perusahaan raksasa itu dan mendapat gaji besar sebagai gantinya. Hanya membayangkannya saja sudah bagai sebuah paradise bagi Arlett. Namun ternyata, kenyataan tidak seindah ekspektasinya. Yang menunggunya di perusahaan itu bukannya kehidupan indah, penuh bahagia dan menyenangkan. Yang sebaliknya menunggunya di sana adalah sosok Carl Heston, CEO muda perusahaan Heston Coporation sekaligus laki-laki yang menjebaknya kepada sebuah skandal besar. Hanya karena sebuah kesalahan yang Arlett lakukan kepadanya.
Awalnya pernikahan itu baik-baik saja. Semua menjadi hangat, luka akibat masa lalu Ainayya Hikari Salvina sedikit demi sedikit mulai sembuh. Tapi pernikahan hangat itu tiba-tiba diterpa gelombang. Menghancurkan sebuah kepercayaan dan membuatnya meninggalkan rumah yang sudah mengajarkan arti sebuah keluarga harmonis. Lalu mampukah Albara Demian Dominic sang pelaku kehancuran tersebut memperbaiki rumah tangga yang sudah membuatnya sembuh dari kejadian di masa lalu? Bisakah Albara mengobati luka yang dia berikan pada istrinya? Mari kita lihat bagaimana perjalanan Albara dalam mengejar cinta istrinya kembali.
Haris dan Lidya sedang berada di ranjang tempat mereka akan menghabiskan sisa malam ini. Tubuh mereka sudah telanjang, tak berbalut apapun. Lidya berbaring pasrah dengan kedua kaki terbuka lebar. Kepala Haris berada disana, sedang dengan rakusnya menciumi dan menjilati selangkangan Lidya, yang bibir vaginanya kini sudah sangat becek. Lidah Haris terus menyapu bibir itu, dan sesekali menyentil biji kecil yang membuat Lidya menggelinjang tak karuan. “Sayaaang, aku keluar laghiiii…” Tubuh Lidya mengejang hebat, orgasme kedua yang dia dapatkan dari mulut Haris malam ini. Tubuhnya langsung melemas, tapi bibirnya tersenyum, tanda senang dan puas dengan apa yang dilakukan Haris. Harispun tersenyum, berhasil memuaskan teman tapi mesumnya itu. “Lanjut yank?”
Natalia dulu mengira dia bisa meluluhkan hati Kenzo yang dingin, tetapi dia salah besar. Ketika akhirnya memutuskan untuk pergi, dia mendapati dirinya hamil. Meski begitu, dia memilih untuk diam-diam meninggalkan dunia pria itu, yang mendorong Kenzo untuk mengerahkan semua sumber dayanya dan memperluas bisnisnya ke skala global-semua itu dilakukannya demi menemukannya. Namun, tidak ada jejak Natalia. Kenzo perlahan-lahan berubah menjadi gila, menjungkirbalikkan kota dan membuat kekacauan. Natalia akhirnya muncul kembali bertahun-tahun kemudian, dengan kekayaan dan kekuasaannya sendiri, hanya untuk mendapati dirinya terjerat dengan Kenzo sekali lagi.
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
“Aduh!!!” Ririn memekik merasakan beban yang amat berat menimpa tubuhnya. Kami berdua ambruk dia dengan posisi terlentang, aku menindihnya dan dada kami saling menempel erat. Sejenak mata kami bertemu, dadanya terasa kenyal mengganjal dadaku, wajahnya memerah nafasnya memburu, aku merasakan adikku mengeras di balik celana panjang ku, tiba-tiba dia mendesah. “Ahhh, Randy masukin aja!” pekik Ririn.
Rumor menyatakan bahwa Fernanda, yang baru kembali ke keluarganya, tidak lebih dari orang kampung yang kasar. Fernanda hanya melontarkan seringai santai dan meremehkan sebagai tanggapan. Rumor lain menyebutkan bahwa Cristian yang biasanya rasional telah kehilangan akal sehatnya dan jatuh cinta pada Fernanda. Hal ini membuatnya jengkel. Dia bisa menolerir gosip tentang dirinya sendiri, tetapi fitnah terhadap kekasihnya sudah melewati batas! Lambat laun, ketika berbagai identitas Fernanda sebagai seorang desainer terkenal, seorang gamer yang cerdas, seorang pelukis terkenal, dan seorang raja bisnis yang sukses terungkap, semua orang menyadari bahwa merekalah yang telah dibodohi.
© 2018-now Bakisah
TOP