/0/12341/coverbig.jpg?v=829a21d4fae24747d604bbd956883e7c)
mengetahui perselingkuhan suami dan adiknya membuat Wulan nekat untuk balas dendam. bahkan Wulan sampai membuat suami dan adik tirinya menerima balasan atas tindakan mereka.
mengetahui perselingkuhan suami dan adiknya membuat Wulan nekat untuk balas dendam. bahkan Wulan sampai membuat suami dan adik tirinya menerima balasan atas tindakan mereka.
Wulan baru saja kembali dari luar. Ia dengan wajah gembira membawa oleh-oleh untuk suaminya karena sejak tadi pagi suaminya sudah mengeluh tidak enak badan, tapi di saat Wulan baru saja membuka pintu rumahnya ia dikujutkan dengan keberadaan pasang sandal wanita yang begitu ia kenali, tentu saja Wulan berpikir jika Dewi adiknya berada di dalam rumah, mungkin saja Dewi tahu jika suami kakaknya sedang sakit.
"Sepertinya Dewi ada di dalam, pasti dia datang ke sini untuk mencariku, apa Rio memberitahukan Dewi kalau dia lagi sakit? Mereka ini sudah seperti saudara kandung saja." ujar Wulan dengan wajah tersenyum.
Memang selama ini suami dan juga adiknya begitu dekat, bahkan seperti saudara kandung sendiri.
Banyak teman-teman Wulan dan juga tetangga yang berbicara kepada Wulan jika Wulan harus hati-hati melihat keakraban dan kedekatan antara Rio dan juga Dewi, namun Wulan sama sekali tidak mendengarkan itu, ia hanya bilang jika Dewi dan juga Rio hanya memiliki hubungan adik ipar dan juga kakak ipar tidak lebih dari itu dan Wulan juga percaya kepada mereka berdua. Di saat Wulan berjalan masuk, ia meletakkan kue yang ia bawa di atas meja, ia tidak mendapatkan keberadaan adiknya, tentu saja hal itu membuat Wulan kebingungan. Wulan pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya untuk mengecek keberadaan suaminya dan juga keadaan suaminya. Apakah Rio sudah membaik atau tidak. Namun siapa sangka di saat Wulan baru saja hendak membuka pintu kamarnya, ia dikejutkan dengan suara-suara yang begitu aneh, suara yang tidak asing baginya, hati dan juga detak jantungnya tentu saja berdetak dengan kencang, ia memegang dadanya karena terasa begitu sakit, tapi Wulan mencoba menepis itu semua. Ia berpikir jika apa yang ia dengar itu adalah salah, perlahan-lahan ia membuka pintu kamarnya dan betapa terkejutnya di saat dia melihat adegan panas yang sedang dilakukan oleh kedua manusia yang sangat ia percaya. Wulan yang melihat itu tentu langsung pergi dari sana, ia langsung masuk ke dalam kamar tamu yang tidak jauh dari sana, dia langsung mengunci dirinya sendiri, dia langsung menangis jadi-jadinya, dia tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Bagaimana bisa adik yang ia percayai ini malah sedang melakukan hubungan suami istri dengan kakak iparnya sendiri alias suami Wulan sendiri.
"Tidak mungkin. Kenapa mereka jahat sekali? Kenapa Dewi tega sekali menikamku dari belakang? Bukankah mereka selama ini hanya memiliki hubungan sebagai saudara saja. Lalu kenapa mereka malah melakukan hubungan suami istri di belakangku? Jadi selama ini mereka memiliki hubungan gelap, kenapa aku terlalu bodoh, kenapa aku terlalu percaya kepada mereka." Wulan mengusap wajahnya dengan kasar.
Di kamar Rio.
"Ah sayang kamu paling bisa memuaskanku, kamu memang paling pintar. Untung saja tadi aku beralasan tidak enak badan kepada Wulan dan kamu bisa datang ke sini untuk memuaskanku, sudah sejak tadi malam aku sangat merindukan kamu sayang." ujar Rio sambil memegang kedua pipi Dewi, Dewi yang sedang bekerja tentu langsung tersenyum. Ia dengan lincahnya bergoyang di atas tubuh kakak iparnya itu.
Mereka tidak sadar jika orang yang sudah mereka hianati sudah melihat apa yang sedang mereka lakukan.
"Tentu aku paling bisa semuanya, lagi pula kenapa kamu malah menikah dengan dia, dia itu jelek, kusam. Aku ini cantik, seksi dan juga pintar membuat kamu puas. Sudahlah lebih baik kamu Ceraikan dia dan menikah denganku." ujar Dewi merayu Rio agar menceraikan istrinya alias Kakaknya sendiri.
Rio menggelengkan kepalanya.
"Tidak bisa, aku tidak bisa menceraikan Wulan, saat ini ada alasan tersendiri untukku mempertahankan Wulan, sudahlah yang Jelaskan hatiku dan juga Cintaku hanya untuk kamu, lagian juga aku sudah lama tidak melakukan ini dengan Wulan, karena aku selalu puas denganmu." ujar Rio dengan suara serak karena bentar lagi ia akan mencapai puncak.
Wulan yang berada di kamar sebelah yaitu kamar tamu tentu masih mendengar suara desahan dan juga suara erangan yang keluar dari mulut kedua manusia laknat itu. Wulan langsung menutup telinganya, ia tidak kuat hingga akhirnya keluar dari kamar tamu itu dan langsung keluar dari rumahnya sambil membawa barang yang ia bawa tadi, karena takutnya jika nanti Rio dan juga Dewi sudah selesai melakukan hubungan itu mereka sadar jika Wulan sudah kembali. Wulan memiliki rencana jika ia akan membalaskan dendamnya kepada sang adik dan juga suaminya tanpa membuat mereka berdua mengetahui jika Wulan sudah tahu kejahatan mereka.
Dengan derai air mata, Wulan terus berjalan menyusuri jalanan, ia menangis sambil mengunyah makanan yang tadi ia bawa untuk diberikan kepada suaminya.
"Baiklah Rio, kamu selama ini bermain cantik bersama adikku, aku juga akan bermain cantik kepadamu dan juga adikku, aku akan membalaskan rasa sakit ini, aku akan membalaskan Rasa kecewaku ini. Aku merasa bodoh, merasa bego karena aku tidak bisa melihat tanda-tanda jika kalian memang memiliki perasaan satu sama lain, selama ini aku diperbudak oleh kalian dan aku tidak sadar dengan apa yang kalian rencanakan selama ini. Untung saja aku dengan cepat mengetahui perbuatan kalian." ucap Wulan sambil membuang kue yang baru ia makan setengah, namun tiba-tiba kue itu ternyata mengenai seseorang yang sedang berjalan di hadapan Wulan
Setelah perdebatan kecil dengan orang yang tidak sengaja ia lempar dengan kue. Wulan memutuskan untuk pulang, ia akan berpura-pura tidak mengetahui apa yang sedang terjadi di antara adik dan juga suaminya.
Di saat ia pulang ternyata adiknya belum pergi dari rumahnya dan di saat Wulan melihat ke dalam, ternyata adiknya sedang duduk dan bercanda dengan suaminya terlihat jika rambut suaminya masih basah berbeda dengan Dewi yang rambutnya masih kering.
"Oh Dewi, kamu ada di sini?" tanya wulan di saat dia masuk ke dalam rumah. Dewi yang melihat kakaknya masuk tentu tersenyum dan langsung. Ingin rasanya Wulan di saat dipeluk oleh Dewi ia menjambak dan juga menampar wajah adiknya, namun ia harus bisa menahan rasa amarah yang ia miliki.
"Kakak udah pulang, ya ampun dari tadi aku nyariin loh Kak dari tadi, aku di sini nungguin kakak, aku cuma mau bilang hari ini ulang tahunku. Apakah kakak lup" tanya Dewi dengan manja kepada Wulan.
Sedangkan Rio suaminya hanya tersenyum.
"Iya, dia dari tadi terus merengek loh, dia bilang katanya kamu lupa, biasanya kamu selalu memberikannya hadiah, kamu kan tadi bilang keluar mau beli hadiah buat Dewi kok sekarang pulang dengan tangan koson" tanya Rio kepada istrinya itu.
"Oh itu aku lupa, karena tadi ada sesuatu kejadian di sana. Dan juga uangku dicopet. Makanya aku nggak beli apapun. Maaf ya. Kakak tahun ini enggak memberikan apa-apa sama kamu." Dewi yang mendengar itu tentu langsung cemberut dan melipat kedua tangannya.
"Kakak ini gimana sih? Aku kan cuma punya kakak, kenapa kakak malah enggak peduli sama aku, ya kalau misalkan uangnya dicopet ya kenapa Kakak nggak pulang lagi buat minta uang sama suami kakak, pokoknya aku enggak mau tahu ya aku pengen kado spesial dari kakak, udahlah aku mau pulang, aku sebel sama kakak." ucap Dewi dengan wajah cemberut dan pergi dari sana.
"Tuh kan. Lihat kan bagaimana sedihnya Adik kamu, kamu sih. Kasihan dia,"ujar cari Rio sambil pergi dari sana, di saat Rio hendak masuk ke dalam kamarnya.
"Loh kok kamu malah nyalahin aku si Kok kamu kayaknya begitu perhatian sekali sama adikku? Kayaknya ada sesuatu di antara kalian?" Wulan sengaja memancing Rio. Rio tentu langsung mengerutkan keningnya.
"Pasti lah aku perhatian, dia kan adik kamu jadi berarti dia adik aku, enggak usah berpikir yang macam-macam deh. Udahlah aku capek aku mau tidur, jangan lupa untuk masak ya, soalnya nanti habis bangun tidur aku lapar." ujar Rio dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Wulan yang melihat itu tentu hanya bisa tersenyum miris.
"Bagaimana tidak lapar. Kamu dan adikku sangat menikmati permainan kalian."
Ia miris dengan apa yang ada di hadapannya, "Kalian seenaknya pemerintahku dan memperlakukanku seenak jidat kalian, dulu aku selalu menuruti apa yang kalian inginkan karena aku pikir kalian memang benar-benar menyayangiku. Tapi saat ini aku tidak bisa jika harus diperbudak lagi oleh kalian, oleh orang-orang penghianat seperti kalian." ujar wulan.
Sore harinya di mana di saat Wulan sedang menyiapkan makanan tiba-tiba pintu rumahnya terbuka, dengan kencang dan ternyata yang datang adalah ibu tirinya dan juga adik tirinya.
"Heh Mulan. Kamu ini gimana sih? Hah. Adik kamu itu lagi ulang tahun hari ini kenapa kamu malah diem aja di rumah? Kenapa kamu tidak memberikan kue ataupun hadiah untuk adik kamu, kasihan Dewi, dia sejak tadi merengek menangis di rumah." Dewi yang saat ini berada di belakang ibunya tentu hanya menundukkan kepalanya, seolah-olah Dewi begitu sedih, padahal hanya hal sepele tapi dia begitu berlebihan.
"Ada apa sih Bu? Kenapa ibu malah berteriak seperti itu? Rio sedang tidur. Aku tidak mau jika membangunkan suamiku, bukanlah aku sudah bilang kepada Dewi jika tadi aku hendak membelikannya hadiah tapi uangku dicopet, masih untung aku selamat dari Pencopet itu, jika aku terluka bagaimana? Apakah kalian masih memikirkan hadiah? Apakah hadiah itu lebih berharga daripada aku Hah?" tanya Mulan kepada kedua wanita yang ada di hadapannya. Sebenarnya Wulan benar-benar tidak kecopetan. Itu hanya alasannya saja.
"Bukan begitu kak? Tapi aku merasa kecewa aja karena kakak kan seminggu yang lalu sudah janji kalau kakak mau membelikan aku hadiah, tapi ternyata tidak, padahal walaupun hanya sebuah kue aku pun menerimanya." ujar Dewi sambil meremas kedua tangannya.
Rio yang terbangun karena suara ribut tentu langsung keluar dari kamarnya.
"Ada apa ini Bu? Kenapa ibu marah-marah dari tadi, aku dengar dari dalam kamar ibu marah-marah kepada istriku. Memangnya apa yang diperbuat oleh istriku?" Rio kembali lagi seperti semula berperilaku baik di hadapan Wulan.
"Ini loh Rio, adik iparmu ini sejak tadi terus meringis karena tidak diberikan hadiah sama istri kamu, kan biasanya setiap tahun istri kamu selalu memberikan hadiah untuk adiknya. Meskipun mereka beda Ibu. Ya tetap saja tanggung jawabnya ada di istri kamu."
"Oh soal itu. Iya aku tahu, lagian kan Kata Mulan juga dia kan baru kecopetan. Sudahlah Dewi kamu nggak usah seperti itu, nanti juga Kakak kamu akan memberikan hadiah untuk kamu, benar begitu kan?" Tanya Dewi kepada Wulan.
Mulan hanya menganggukkan kepalanya "Iya hadiah, hadiah yang akan membuat hidup kalian bahagia selama-lamanya." ujar Wulan di dalam hatinya.
Yulia dipaksa menikah dengan keluarga Jayendra. Setelah menikah, semua orang berharap dia bisa memiliki bayi dengan suaminya sesegera mungkin. Namun, ternyata suaminya, Billy Jayendra, sedang mengalami koma! Apakah Yulia ditakdirkan untuk menjalani kehidupan yang tidak berbeda dengan seorang janda? Tak disangka, suaminya yang koma itu sadar kembali pada hari setelah pernikahan mereka! Billy membuka matanya dan menatap Yulia dengan dingin. "Siapa kamu?" "Saya adalah ... istri Anda," jawab Yulia ragu-ragu. Mendengar hal ini, Billy terlihat sangat kesal. "Istriku? Kenapa aku tidak ingat pernah menikah dengan wanita mana pun? Aku akan meminta pengacaraku untuk segera memulai prosedur perceraian sekarang juga!" Jika bukan karena keluarga Billy mencegahnya untuk menceraikan Yulia, Yulia pasti sudah diceraikan setelah satu hari menikah. Kemudian, dia mengandung seorang anak dan ingin pergi secara diam-diam, tetapi Billy mengetahui rencananya dan tidak setuju. Yulia menatapnya dengan tidak senang. "Kamu tidak menyukaiku dan kamu selalu menggangguku sepanjang waktu. Apa artinya pernikahan kita? Aku ingin bercerai!" Tiba-tiba, kesombongan Billy menghilang dan dia menarik Yulia ke dalam pelukan hangatnya. "Kamu adalah istriku, dan kamu milikku sekarang. Jangan pernah berpikir untuk menceraikanku!"
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.
18+, hampir tiap bab memiliki unsur kedewasaan, jadi tidak di peruntukan pembaca di bawah 18 tahun ke bawah. Cerita ini berlatar belakang seorang mahasiswa yang memiliki prestasi cukup lumayan. Iapun hanya seorang pria yang memiliki perekonomian yang tidak terlalu mendukung, namun bisa melanjutkan pendidikannya di salah satu kampus ternama, di karenakan ia memiliki kecerdasan hingga dia bisa mendapatkan beasiswa. Awalnya ia tak pernah menyangka kalau dirinya akan menjadi pria yang di lirik banyak wanita, berhubung parasnya tidak terlalu mendukung. Namun sepeninggalnya sahabat terbaiknya, di saat itulah dia mendapatkan semuanya.
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Aku menyukai gadis lain bernama Azkia ketika aku telah menikahi gadis bernama Azizah. Azkia adalah gadis cantik jelita sedangkan aku belum pernah melihat wajah istriku sendiri karena ia memakai cadar. Di balik itu semua, ternyata Azizah menyimpan sebuah rahasia. Namun, apa rahasia itu?
© 2018-now Bakisah
TOP