Dalam rumah tangga ada saja ujian. Tak ada kata kata indah yang mampu merangkai selain kata bosan. Alwi seorang laki laki mapan dan memiliki istri yang cantik dan memiliki seorang anak laki laki.
Dalam rumah tangga ada saja ujian. Tak ada kata kata indah yang mampu merangkai selain kata bosan. Alwi seorang laki laki mapan dan memiliki istri yang cantik dan memiliki seorang anak laki laki.
Pagi ini Alwi berangkat lebih pagi, dia bahkan tak sarapan karna alasannya akan berkunjung keperusahaan cabang yang ada di bandung.
''Ohhh iya mas, saya lupa. Uang sekolah viko belum di bayar,''
''Saya transfer saja uangnya dan janga boros yah. Kamu jangan pernah ke mall yah, perginya nanti sama saya saja.''
Alwi seorang direktur di perusahaannya. Dia. Juga memiliki banyak cabang perusahaan. Jadi wajar jika kalau dia lagi sibuk. Tak heran memang dia berasal dari keluarga yang berada.
Setelah kepergian mas Alwi saya melakukan pekerjaan rumah seperti biasanya Viko berangkat sendiri ke sekolah menggunakan motor metiknya. Kebetulan sekolahnya tak terlalu jauh dan sudah di biasakan mandiri dan seperti biasa dia juga berangkat lebih pagi takut telat masuk kelas katanya.
Saya sendiri dalam rumah karna bosan saya berselancar di meia sosial untuk sekedar baca berita yang lagi viral atau semacamnya. Hanya untuk sekedar mengusir sepih karna tinggal sendiri dalam rumah. Saya hanya ingin bekerja tapi suamiku melarang, cukup di rumah saja karna sudah ada dia yang bekerja.
Suamiku yang biasanya pulang agak larut malam tumben pulang sebelum siang. Padahal biasanya juga pulang lepas isya sekarang belum jam dua belas sudah pulang.
''Loh mas tumben pulang cepat.?'' Tanyanku. Suamiku hanya menjawab dengan senyman,,tapi aneh bukannya katanya ke bandung kok cepat sekali pulangnya.
''Mas bukannya bilang ke bandung kok pulang lebih cepat bukannya seharusnya belum pulang yah.?'' Tanyaku memastikan.
''Saya tidak jadi ke bandung. Saya mau baru berangkat dan menginap selama tiga hari di sana ada proyek yang harus di selesaikan.''
Ohhh kirain tadi dia sudah berangkat. Tapi anehnya biasanya dia tak pernah menginap kok sekarang tumben, tapi namanya pekerjaan harus tanggung jawab apa lagi dia pemimpin.
Suamiku berangkat, tapi kok aneh ada wanita dala mobilnya, kenapa dia tadi tidak keluar. ''Mas siapa dia..?''
''Nanti kamu juga tau.'' Jawabnya acuh tak acuh sementara wanita itu hanya menatapku sinis. Anehnya kalau sekertarisnya kenapa tak ada sopan santunnya.
Selepas kepergian mereka hatiku bimbang dan wanita tadi menghantui pikiranku. Pikiranku jadi kacau apa lagi wanita tadi menatapku dengan sinis seola ola dia musuhku. Sepertinya dia ke bandung bukan urusan pekerjaan tapi urusan lain sepertinya. Apa lagi berangkat dadakan, patut saya curigai tapi saya tidak mau berburuk sangka. Setelah lelah berfikir sendiri saya masuk masak karna anakku sebentar lagi pulang dari sekolah.
Selesai masak benar saja anak ku sudah pulag.. ''asalamualaikum ibu.''
''Walaikum salam.'' Jawabku dari dapur..
''Wah... masak apa bu, wangi banget pasti rasanya sangat enak.''
''Kamu ganti baju dulu baru makan..'' dia berlalu ke kamarnya seperti biasa selesai ganti pakaian langsung makan. Anak ku memag slalu makan di rumah tak pernah jajan di sekolah walaupun sekolahnya terkenal elit. Tapi saya biasakan bawah bekal.
Kami makan berdua saja, saya melupakan sejenk tentang wanita yang bersama suamiku tadi. Setelahnya saya tidur siang untuk menghentikan lelahku sejenak.
Sudah tiga hari suamiku ke bandung, selama itu juga tidak memberiku kabar menelpon pun tidak. ''Ibu ayah kapan pulang, kok sudah tiga hari ayah tidak ada di rumah.?'' Viko menanyakan keberadaan ayahnya.
''Ayah kerja nak, di luar kota.'' Setelahnya Viko tak lagi bertanya karna memang dia tau ayahnya sibuk bekerja. Dia anak yang cukup cerdas dan slalu menjadi penghuni rangking setiap tahunnya.
Dia sudah kelas tiga SMP sebentar lagi akan ujian, semoga dia slalu menjadi anak yang soleh dan berbakti kepada orang tua. Kebiasaan menjalankan solat lima waktu sudah tak di peringati lagi.
''Bu saya sebentar lagi ujian dan les diadakan tiap hari. Saya akan pulang telat hari ini.'' Karna pulang telat saya kasih uang jajan sepuluh ribu saja karna pagi sudah ku buatkan bekal untuknya.
''Hati hati yah nak belajar yang pintar ya.'' Setelah anaku ke sekolah mobil suamiku pun juga sudh terparkir di garansi. Katanya tiga hari tapi kok malah empat hari.
Dalam mobil ada lagi wanita itu dan mama mertuaku. Kok tumben semobil apakah mereka semua dari bandung kenapa saya tak diajak.
Saya melihat suamiku merangkulpundak wanita itu dengan mesrah, seperti pengantin baru saja.
''Mas siapa dia kok kalian mesrah sekali.'' Saya jujur sangat cemburu dengan keadaan ini apa lagi saya menyaksikan suamiku dengan wanita lain.
''Tolong bawakan koper Susi yah di kamar tamu, dia kan tinggal di sini bersama kita.''
Ternyata namanya Susi, yah sudah mungkin dia maduku, jika dia benar maduku saya akan jadikan dia sate. Pekikku dalam hati.
Saya menyeret koper itu bahkan mertuaku tak peduli denganku. Wanita itu tersenyum jumawa.
''Lita duduk, saya mau bicara denganmu dan bagaimana kamu dan anakku kedepannya.''
Saya mengikuti permintaan suamiku saat ini sementara wanita itu dengan tidak tau malunya memeluk suamiku dari samping. Entahlah apa hubungan mereka saat ini saya juga tidak paham.
''Susi ini istri mudahku dan dia akan tinggal dengan kita, dia kan melayaniku di ranjang dan kamu melayani kebutuhanku dalam rumah saja supayah adil.''
Cihh... dasar laki laki laknut, sejak kapan ada perarturan yang seperti itu dalam rumah tangga. Tapi sebelum mereka menang saya akan mengingatkan tanggung jawabnya sebagai suami.
''Ohhh kenapa kamu menikah tampa seizinku, dan apa tadi kamu bilang saya melayanimu hanya untuk urusan dalam rumah saja, emang saya pembantu kalian, sejak kapan itu bermula..?''
Malah suamiku berkata kalau saya tak tau diri bahkan saya tak bekerja tapi banyak menuntut. Dasar anak dajal sudah tak tau tanggung jawab malah hidup lagi. Saya menyesal selama ini tidak bekerja.
''Kamu itu masih beruntung saya tidak ceraikan, jadi tau diri jadi istri kalau kamu mau yah harus jadi pembantu supayah kamu berguna dalam rumah ini.''
''Bisa saja, tapi ada syaratnya kalian harus masuk penjara.'' Jawabku sambil menatap mata mereka satu per satu. Dia melongo saya buat. Dia lupah kalau saya pernah kuliah di hukum bahkan saya bekerja di pengadilan sebelum menikah dengannya dulu.
Saya tidak mau di tindas mereka. Sejak kapan istri kedua mau berleha leha dalam rumah ini. Justru kalian yang saya akan jadikan pembantu dalam rumah ini. Siapa suruh kalian berani bermain main denganku.
Untuk mama mertuaku tersayang yang mendukung pernikahan anaknya tampa sepengetahuanku akan ku buat sama dengan menantumu itu.
''Kamu harus mau di madu, karna kamu tidak lagi bisa memberi kami keturunan, saya pengen cucu perempuan tapi kamu malah tidak kasih...''
Ni otak kebanyakan di pake menggosip akhirnya dia koslet mengarah ke ngawur, dia saja anaknya hanya satu malah seenak gundulnya kalau ngomong, emang itu anak terbuat dari tepun roti.
Jam-jam yang terhangatkan sinar matahari membawa kasih sayang mereka yang berkilau, sementara malam-malam yang diterangi bulan membangkitkan hasrat yang tak terkendali. Namun, saat Vovo mengetahui bahwa orang yang dia cintai mungkin hanya memiliki waktu setengah tahun lagi, dia dengan tenang memberikan Jasmine berkas perceraian, sambil berbisik, "Ini hanya untuk penampilan; kita akan menikah lagi setelah dia tenang." Jasmine, dengan punggung tegak dan pipi kering, merasakan denyut nadinya terasa kosong. Pemisahan palsu itu menjadi permanen; dia diam-diam mengakhiri kehamilannya dan melangkah ke awal yang baru. Vovo tercerai berai, mobilnya melaju kencang di jalan, enggan melepaskan wanita yang telah dia buang, memohon agar dia menoleh sekali saja.
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Neneng tiba-tiba duduk di kursi sofa dan menyingkapkan roknya, dia lalu membuka lebar ke dua pahanya. Terlihat celana dalamnya yang putih. “Lihat Om sini, yang deket.” Suradi mendekat dan membungkuk. “Gemes ga Om?” Suradi mengangguk. “Sekarang kalo udah gemes, pengen apa?” “Pengen… pengen… ngejilatin. Boleh ga?” “Engga boleh. Harus di kamar.” Kata Neneng terkikik. Neneng pergi ke kamar diikuti Suradi. Dia melepaskan rok dan celana dalamnya sekaligus. Dia lalu berbaring di ranjang dan membentangkan ke dua pahanya.
PEMUAS TANPA BATAS (21+) Tak pernah ada kata mundur untuk tigas mulia yang sangat menikmatkan ini.
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY