/0/12746/coverbig.jpg?v=baf3eb65e58d1ac020ba33393adbd6c7)
Adik tirinya merebut kekasihnya, juga merebut semua perhatian keluarganya. Sehingga Aqnes tidak mendapatkan hak apapun di rumah itu. Dia diabaikan, tidak dianggap, dan kehilangan banyak hal karena adiknya. Aqnes memutuskan pergi dan menjauh. Dia akan meninggalkan semuanya dan memulai hidup baru, mencari kebahagiaannya sendiri. Akan tetapi, setelah ia pergi, orang-orang itu seolah tidak bisa melepaskannya.
Aqnessia menatap tajam mereka. Satu per satu orang di sana tak lepas dari tatapan tajamnya. Pandangan penuh kebencian itu begitu kental, namun tak ada reaksi apapun dari mereka.
Ya, tak mungkin ada. Karena mereka hanya sebuah lukisan foto dalam frame. Dalam sekali gerakan, figura yang semula digenggam erat oleh tangannya itu hancur berkeping di lantai. Menyisakan pecahan kaca yang tajam dan bisa saja menciptakan luka jika terinjak olehnya. Tapi, Aqnes tidak peduli. Detik ini juga, dia bersumpah akan melupakan semua keluarganya. Keluarga yang sejak dulu ia kejar demi segenggam perhatian, hanya demi mereka bisa memandang padanya walau sesaat. Tapi yang terjadi ... semua perhatian itu terus tertuang untuk Julia, adik tirinya.
Tak ada sisa untuknya.
Tak ada celah untuknya.
Mereka seolah buta akan keberadaan Aqnes yang sejak lahir sudah hadir di antara mereka.
"Aku benci kalian." Kedua tangan Aqnes mengepal dengan erat. Giginya bergemelatuk. Kemarahan yang selama ini dipendamnya meluap saat ini, tepat di malam ia kehilangan seseorang yang ia cintai. Aldef, pria yang awalnya menyandang status sebagai kekasihnya kini justru bertunangan dengan Julia tepat di malam ini.
Air mata Aqnes beruraian. Sudah ada banyak kenangan yang tercipta, sudah banyak hal yang ia korbankan, tapi semua tetap saja terlepas dari genggaman. Seolah takdir tak membiarkannya bahagia. Seolah hidup hanya sebuah lelucon baginya. Bumi pun tertawa melihat bagaimana garis kehidupannya.
"Julia. Julia. Aku berharap tidak membencimu. Tapi kenapa segala hak hidupmu kamu rampas? Dan aku hanya bisa pasrah dengan menyedihkan." Aqnes merasa tidak berdaya. Kepada siapa ia harus mengadu? Jika semua orang saja tidak ada yang peduli padanya? Seluruh keluarganya tengah bersuka cita akan pertunangan Julia dengan Aldef, tapi tak ada yang peduli pada perasaannya dimana ia harus menyaksikan pria yang ia cintai bersanding dengan adiknya sendiri.
Mereka pun tidak menghalangi kala Aldef mulai mendekati Julia, atau kala Julia menerima kehadiran Aldef dengan tangan terbuka. Keluarga sialan itu justru mendukung mereka dengan antusias. Melupakan fakta jika pria itu adalah pria yang awalnya menyandang status sebagai kekasih Aqnes.
"Keluarga brengsek! Biadab! Aku benci kalian semua!" hardik Aqnes berteriak.
Malam itu, di saat semua orang merayakan pertunangan Julia dengan Aldef penuh kegembiraan, di sini Aqnes justru terbendung dalam air mata kesedihan.
Tidak ada yang peduli.
Tidak ada yang memperhatikannya.
Memang lebih baik ia mati saja.
****
Aldef melirik sekitar. Pesta ini tampak sangat meriah. Bahkan semua keluarganya turut hadir. Tapi, ada yang membuat Aldef merasa kurang. Apa itu?
Ia mencoba berpikir sebentar.
Ah! Benar. Aqnessia. Mantan kekasihnya yang harus ia lepaskan demi bisa mengejar perempuan yang benar-benar ia cintai.
Sesungguhnya, Aldef merasa bersalah pada Aqnes. Tapi, apa yang bisa ia lakukan? Cinta itu tidak bisa dipaksakan, kan? Aldef berani mengakhiri hubungannya dengan Aqnes juga karena ia berpikir, ia juga berhak bahagia. Saat ini yang membuatnya bahagia sudah bukan Aqnes lagi, melainkan Julia. Perempuan yang resmi menjadi tunangannya malam ini.
Akan tetapi, bukan berarti Aldef akan melupakan Aqnes begitu saja. Eksistensi Aqnes dalam hidupnya terlalu berarti. Meski mereka sudah tidak bisa bersama, Aldef harap mereka bisa berhubungan dengan baik layaknya teman.
"Bibi, dimana Aqnes? Aku tidak melihatnya sejak tadi." Aldef memutuskan untuk bertanya pada Amanda, ibu Julia dan Aqnes.
"Aqnes?" Amanda tercenung sesaat sebelum akhirnya sadar sejak tadi ia memang tidak melihat keberadaan putrinya itu. "Maafkan aku, Aldef. Sepertinya Aqnes tidak hadir malam ini. Tadi siang dia memang berkata jika dia tidak enak badan."
Amanda terpaksa berbohong. Padahal sejak siang dia sibuk mempersiapkan pesta ini bersama anak-anaknya yang lain. Ia tidak memikirkan Aqnes sama sekali.
"Begitukah?" Aldef mengangguk mengerti. Dari raut wajahnya, dia sepertinya sedikit kecewa. "Tidak apa kalau begitu. Aku justru akan merasa bersalah jika Aqnes memaksakan datang dalam keadaan yang tidak baik."
"Maaf jika ketidakhadirannya membuatmu kecewa." Amanda mengusap pundak pemuda yang akan menjadi menantunya itu, berusaha untuk menghiburnya. "Tapi, bukankah ada Julia? Kamu masih bisa bersama dengannya. Dia pasti akan membuat malam ini terasa sempurna untukmu."
"Bibi benar." Aldef tersenyum.
Dia juga merasa beruntung mengetahui malam ini ia berhasil mendapatkan kekasih hatinya.
"Aku pamit sebentar, Bibi." Aldef menunduk, berpamitan. Dia pergi meninggalkan Amanda sendiri di sana.
Aldef berjalan ke pojok pesta. Dia mengambil handphone-nya, mencoba menghubungi seseorang untuk memastikan sesuatu.
Dia mulai cemas saat teleponnya tidak kunjung dijawab, tapi setelah cukup lama ia akhirnya mendapat respon dari sana. Aldef tidak bisa menahan helaan napas lega dari mulutnya.
"Kau dimana? Kenapa tidak datang di pesta pertunanganku?" tanya Aldef, menuntut jawaban. Meski sudah mendengar sebelumnya dari Amanda, Aldef tetap tidak mudah percaya. Dia ingin mendengarnya langsung dari Aqnes sendiri.
"Siapa ini?"
Aldef tertegun sesaat. Dia pun berdecak.
"Apa kamu tidur?"
"Tidak." Aqnes menjawab dengan gumaman samar. "Bisakah kamu jawab saja apa yang aku tanyakan? Jika tidak penting, akan aku tutup."
"Aqnessia!" Aldef memperingati. Dia berdesis menahan emosi. "Jangan bermain-main denganku."
"Aldef?" Sepertinya Aqnes baru menyadari dengan siapa ia bicara. "Untuk apa menghubungiku? Bukankah seharusnya sekarang kamu bersenang-senang?"
Aldef dengan jelas menangkap perubahan nada bicara Aqnes yang menjadi sinis. Tapi dia tidak memperdulikannya. Saat ini yang ingin ia ketahui hanya alasan mengapa Aqnes tidak datang ke pestanya.
"Bagaimana aku bisa bersenang-senang jika kamu tak hadir di sini?"
"Benarkah?" Aqnes tampak tak peduli. "Kurasa aku tidak sepenting itu."
"Aqnes."
"Aldef, tidakkah kamu bodoh? Kamu bertanya alasan mengapa aku tidak hadir di sana." Sesaat, Aqnes mendengus dengan sinis. "Jika aku ada di sana, aku akan semakin hancur. Apakah kamu akan merasa pesta itu sempurna dengan kehancuranku?"
Aldef membatu seketika. Dia tidak pernah bermaksud seperti itu. Dia hanya merasa jika Aqnes masih menjadi sosok yang berarti di hidupnya. Meski mereka kini bukan lagi sepasang kekasih seperti dulu.
"Aqnes, aku-"
"Aku lelah, Aldef. Biarkan aku tidur." Aqnes menyela. Dia tidak ingin mendengar apapun dari pria yang menjadi mantan kekasihnya itu. Saat ini, pria itu sudah menjadi masa lalu. "Selamat atas pertunanganmu. Semoga dengannya, kamu bisa bahagia. Maaf jika aku tidak bisa menjadi sosok yang kamu inginkan hingga memilih pergi. Tapi, sekarang kamu sudah menemukan yang lebih baik. Kuharap, dia bisa lebih membuatmu bahagia."
Bibir Aldef terasa kelu. Dia tidak bisa mengatakan apapun. Ia tidak menduga akan mendengar kata-kata itu dari Aqnes. Mantan kekasihnya itu berhasil membuat dadanya dipenuhi perasaan bersalah.
"Aku mencintaimu."
Dan satu lagi beban perasaan menghantamnya kuat-kuat.
Aliya terpaksa menikah dengan calon iparnya, karena Alison yang melarikan diri sehari sebelum pernikahan berlangsung. Akan tetapi, setelah semua itu Alison justru kembali dengan rasa tidak terima. Dia melakukan segala cara untuk membuat Aliya dan Argan berpisah. Sedangkan Argan yang sudah kecewa dengan Alison menolak untuk kembali padanya, dan melepaskan Aliya sebagai istrinya. Akankah Argan dan Aliya mampu untuk terus bertahan?
Syaqila kembali bertemu dengan Raffael, adik tirinya yang meninggalkan rumah enam tahun lalu. Syaqila mungkin akan menyambut baik kedatangannya jika saja hubungan mereka tidak pernah ada masalah di masa lalu. Tapi kenyataannya, Syaqila-lah yang menjadi penyebab Raffael meninggalkan rumah saat itu. Ia yang selalu mengganggu dan memfitnahnya hingga Raffael muak dan memilih untuk tinggal di luar negeri bersama kakek dan neneknya. Kini, saat Syaqila ingin meminta maaf, Raffael justru menyambutnya dengan tatapan penuh kebencian. Apakah hubungan mereka akan baik-baik saja? Atau akan terjadi ajang balas dendam setelah enam tahun terpisahkan?
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?
"Aku sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya pengobatan Nenek. Aku akan menggantikan Silvia untuk menikahi Rudy, segera setelah aku mendapatkan uangnya." Ketika saudara perempuannya melarikan diri dari pernikahan, Autumn terpaksa berpura-pura menjadi Silvia dan menikahi Rudy. Satu-satunya keinginannya adalah bercerai setelah satu tahun. Rudy adalah pria yang sangat kaya dan berkuasa. Namanya telah dikaitkan dengan banyak wanita. Rumornya, dia punya pacar yang berbeda untuk setiap hari dalam setahun. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan jatuh cinta dengan satu sama lain.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Yuvina, pewaris sah yang telah lama terlupakan, kembali ke keluarganya, mencurahkan isi hatinya untuk memenangkan hati mereka. Namun, dia harus melepaskan identitasnya, prestasi akademisnya, dan karya kreatifnya kepada saudara perempuan angkatnya. Sebagai imbalan atas pengorbanannya, dia tidak menemukan kehangatan, hanya pengabaian yang lebih dalam. Dengan tegas, Yuvina bersumpah akan memutus semua ikatan emosional. Berubah, dia sekarang berdiri sebagai ahli seni bela diri, mahir dalam delapan bahasa, seorang ahli medis yang terhormat, dan seorang desainer terkenal. Dengan tekad yang baru ditemukan, dia menyatakan, "Mulai hari ini dan seterusnya, tidak ada seorang pun di keluarga ini yang boleh menyinggungku."
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....