DIGILIR BESAN DAN MENANTU - Rahasia Birahi Kampung
Khusus Dewasa
Khusus Dewasa
"Aku bener-bener sudah menyerah, Pak!" pekik tertahan dari seorang wanita berusia 45 tahun.
Lelaki berusia 55 tahun berbaring kaku di atas tempat tidur, tubuhnya terasa lemas tak berdaya. Tatapannya kosong, menembus langit-langit kamar yang tampak biasa saja, seolah tak ada lagi yang bisa dia perbuat. Wajahnya menyiratkan penyesalan dan keputusasaan yang mendalam.
Di sampingnya, seorang wanita berbaring membelakanginya. Keheningan di antara mereka terasa menekan. Lelaki itu terjebak dalam pikirannya sendiri, meratapi kegagalannya. Ia merasa telah berusaha, tetapi kembali gagal memberi kepuasan pada istrinya. Perasaan tak mampu, tak berdaya, dan tidak cukup menghantui setiap sudut hatinya, mengikis kepercayaan dirinya.
Keheningan yang semula mendominasi kamar tiba-tiba terpecah oleh helaan napas berat dari sang istri yang masih cantik dan bugar, menahan kekecewaan yang kian memuncak. Perlahan, dia membalikkan tubuhnya menghadap suaminya yang masih terpaku menatap langit-langit, lalu berkata dengan nada dingin, namun tajam.
"Berapa lama lagi kamu mau seperti ini, Pak? Aku capek..."
Lelaki itu tersentak, meski tetap tak segera menoleh. Dia tahu ini akan datang, tapi tak pernah siap menghadapinya.
Suaranya serak saat menjawab, "Aku... Aku sudah berusaha, Bu. Kamu tahu itu..."
Sang istri duduk, menyilangkan tangan di dadanya. Matanya berkilat dengan kemarahan yang selama ini terpendam.
"Berusaha? Itu yang kamu sebut berusaha? Sudah berbulan-bulan kita seperti ini, dan aku-aku tidak tahan lagi! Kita punya empat anak yang sudah dewasa dan berumah tangga, Pak. Di balik pintu ini, aku merasa... kosong. Merasa sendiri. Kamu tahu itu? Kosong!"
Mendengar kata-kata tajam itu, lelaki itu merasakan pukulan lain pada harga dirinya yang sudah rapuh.
"Aku tahu... Aku tahu, Bu... Aku cuma... aku cuma..." katanya terbata-bata, merasa tak punya kata yang tepat untuk menjelaskan perasaannya. Keberhasilannya sebagai petani sukses, penghasilannya yang melimpah, semua terasa tak berarti lagi ketika dia gagal dalam urusan rumah tangga yang paling pribadi.
"Jangan beri aku alasan lagi!" potong istrinya dengan cepat. "Apa gunanya semua uang dan ladang yang kamu punya kalau kita... seperti ini? Kamu sibuk di luar, sukses, dihormati, tapi di sini... kamu bukan siapa-siapa. Aku merasa seperti perempuan tak punya suami!"
Lelaki itu menoleh perlahan, tatapannya penuh rasa sakit dan ketidakberdayaan. "Aku minta maaf, Bu... Aku benar-benar sudah berusaha. Ini bukan soal keinginan, ini soal... aku..."
"Aku tidak butuh kata-kata maaf!" balas istrinya dengan suara yang mulai bergetar. "Aku butuh kamu. Aku butuh suami yang masih bisa aku andalkan! Lelaki jantan walau sudah tua. Aku nggak bisa terus hidup dalam kekosongan ini. Aku masih perempuan normal, Pak! Aku juga butuh... butuh nafkah lahir batin yang seimbang!"
Tangisan tipis terdengar dari tenggorokan sang istri yang tercekat, sementara suaminya hanya bisa diam. Kata-kata itu menggantung di antara mereka seperti dinding yang tak kasat mata-kekosongan yang begitu nyata, namun tak pernah terucap. Pertengkaran kecil itu terasa lebih menyakitkan daripada ledakan emosi besar.
Setelah pertengkaran itu, lelaki itu terpuruk dalam kebisuan. Kegagalan dan rasa bersalah terus membebani. Dia semakin tertutup, jarang berbicara dengan istrinya. Hari-harinya hanya diisi oleh pekerjaan di sawah dan ladang, diiringi keheningan yang menghancurkan hatinya. Bahkan enggan bertemu atau bahkan bermain dengan cucu-cucunya.
Suatu sore, saat pulang lebih awal, suara dari kamar mengusik langkahnya. Firasat buruk muncul. Dengan hati-hati, dia mendekat, mengintip melalui celah pintu yang sedikit terbuka. Pandangannya tertuju pada istrinya-dan anak buahnya, terbaring bersama di ranjangnya.
Dunia lelaki itu runtuh seketika. Napas tersengal, tubuhnya kaku. Pengkhianatan dari istri dan anak buahnya sendiri menusuk lebih dalam dari sekadar kecurangan. Tanpa kata, dia mundur, menjauhi kamar dengan hati hancur.
Saat itu juga, dia menulis surat cerai. Tak ada keributan, tak ada luapan emosi. Saat istrinya dan anak buahnya keluar dari kamar dengan wajah ceria penuh kepuasan, dia hanya berkata, "Kita selesaikan di sini saja. Aku sudah nggak punya apa-apa lagi untukmu. Dan kalian harus menikah nantinya."
Istri dan anak buahnya tertegun. Namun akhirnya istrinya menandatangani surat itu tanpa perlawanan. Semua berakhir tanpa drama. Mereka berpisah dengan perasaan campur aduk-kehilangan, kesedihan, tapi juga lega.
Lelaki itu menatap langit, menarik napas panjang. Hidupnya tak seperti yang dia bayangkan, tapi kini dia melangkah lebih ringan, tanpa beban dan kebohongan.
^*^
Waktu terus berjalan, dan mantan istrinya kini hidup bahagia bersama mantan anak buahnya yang lebih muda, menikmati kemakmuran dari harta gono-gini hasil perpisahan mereka, serta sibuk mengemong anak dan cucu-cucunya.
Sementara itu, sang lelaki, yang kini dikenal sebagai duda abadi, merasa cukup puas dengan kehidupan tenangnya. Ia telah menerima kesendirian, memilih fokus pada dirinya sendiri dan pertanian yang semakin berkembang pesat.
Namun, ketenangan itu tak bertahan lama. Gosip tentang dirinya yang dituduh impoten dan loyo mulai menyebar bak api di musim kemarau, menjadi bahan obrolan hangat di sudut-sudut kampung.
Cemoohan itu, meski tak pernah diucapkan langsung di hadapannya, tetap terasa tajam dan menghujam hatinya, merusak ketenangan yang susah payah ia bangun.
Karena tak tahan dengan hinaan dan cemoohan, sang duda mendatangi seseorang. Dia mencari penyembuhan bukan hanya untuk hatinya yang terluka, tetapi juga untuk kehormatan yang direnggut. Bukan ingin balas dendam, melainkan kebanggaan diri yang dulu pernah dimilikinya, namun kini terkubur dalam rasa malu.
Dia ingin merasa kembali perkasa, dihormati, dan menjadi pusat perhatian para wanita-sesuatu yang tidak pernah ia alami dengan penuh kepastian.
Lelaki itu akhirnya tiba di hadapan Mbak Terong, yang konon katanya berusia lebih dari seratus tahun. Sosoknya tampak ringkih, tetapi matanya menyiratkan kekuatan dan kebijaksanaan yang tidak biasa. Di sebuah gubuk tua yang terletak di puncak bukit, di antara aroma dupa yang tebal, lelaki itu mengutarakan keinginannya.
"Keinginan saya sederhana, Mbah. Saya ingin kembali menjadi lelaki sejati. Bukan untuk membalas dendam, tapi agar bisa kembali berdiri tegak sebagai pria yang dihormati."
Mbah Terong memandangi lelaki itu. Ada senyuman tipis di wajahnya, seolah-olah dia sudah sering mendengar permintaan serupa. Dengan gerakan perlahan, dia mengambil sebuah cincin hitam yang tampak berkilauan di bawah cahaya temaram lentera di ruangan itu.
"Keinginanmu bukan sesuatu yang mustahil," kata Mbah Terong dengan suara berat dan berwibawa. "Tapi seperti semua kekuatan besar, ada harga yang harus dibayar."
Lelaki itu menelan ludah, tetapi tetap tenang. Dia tahu bahwa segala sesuatu memiliki harga, dan dia siap membayarnya.
"Cincin ini," lanjut Mbah Terong sambil mengulurkan cincin tersebut ke tangan lelaki tersebut, "akan memberimu kekuatan yang kamu cari. Kamu akan kembali perkasa, bahkan lebih dari sebelumnya. Tapi ada syarat-syarat yang harus kamu penuhi."
Lelaki itu menunduk, mendengarkan dengan saksama.
"Pertama, kamu harus membayar harga yang sangat mahal untuk cincin ini. Tapi itu belum semua. Kamu juga harus menanam terong ungu di sekitar rumahmu-dan ingat, kamu tidak boleh menjual satu pun. Kamu harus memberikannya secara cuma-cuma kepada ibu-ibu di sekitar desa."
Pak Wira mengerutkan kening, merasa aneh dengan permintaan itu. Namun dia tetap diam dan mendengarkan.
"Dan ada satu syarat lagi," lanjut Mbah Terong, matanya menyala sejenak.
"Syarat terakhir ini akan datang melalui mimpimu nanti malam. Hanya kamu yang akan tahu apa syarat itu, dan kamu harus mematuhinya. Jika kamu melanggar, kekuatan yang ada dalam cincin ini akan berbalik melawanmu."
Lelaki itu terdiam sejenak. Ada kegelisahan dalam hatinya, tetapi dia tahu bahwa tidak ada jalan lain. Dia ingin kehidupannya kembali, ingin membungkam mulut-mulut yang mencemooh dirinya.
"Saya siap, Mbah!" jawab Lelaki itu dengan keyakinan yang bulat.
Mbah Terong tersenyum tipis, lalu menyerahkan cincin tersebut kepada lelaki itu. Malam itu, sang duda merasa seperti telah melangkah ke dunia baru, dunia yang penuh dengan peluang dan kekuatan yang tak terbatas.
Dan seperti yang dijanjikan Mbah Terong, malam harinya lelaki itu menerima syarat tambahan melalui mimpinya. Dalam mimpi itu, sosok yang misterius memberi tahu syarat terakhir yang harus ia patuhi.
Anehnya, syarat itu ternyata begitu mudah untuk dilakukan, jauh dari yang ia bayangkan. Dia tersenyum puas dalam tidurnya, merasa yakin bahwa kehidupannya akan segera berubah drastis.
^*^
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
‘Ikuti terus jatuh bangun perjalanan Sang Gigolo Kampung yang bertekad insyaf, keluar dari cengkraman dosa dan nista hitam pekat. Simak juga lika liku keseruan saat Sang Gigolo Kampung menemukan dan memperjuangkan cinta sucinya yang sangat berbahaya, bahkan mengancam banyak nyawa. Dijamin super baper dengan segala drama-drama cintanya yang nyeleneh, alur tak biasa serta dalam penuturan dan penulisan yang apik. Panas penuh gairah namun juga mengandung banyak pesan moral yang mendalam.
Godaan Liar Sang Ustazah ini memuat unsur kedewasaan yang cukup eksplisit dan ditujukan khusus untuk pembaca berusia 21 tahun ke atas. Bukan untuk mengajak pada dosa, bukan pula untuk menghakimi siapa pun. Cerita ini hadir sebagai bentuk refleksi dan hiburan, menyentuh realita-realita yang mungkin jarang dibicarakan, namun nyata dalam kehidupan. Karena tak semua kisah hidup berjalan lurus dan suci seperti yang kita bayangkan. Di balik senyum, ada luka. Di balik keputusan, ada dilema. Dan di balik romansa, ada rindu yang tak selalu sederhana. Romantika hidup ini terlalu berharga untuk sekadar diabaikan. Kadang, justru dari cerita-cerita yang kita anggap "gelap" itulah, kita bisa menemukan cahaya: tentang siapa kita sebenarnya, dan apa yang sedang kita cari di dunia ini. Selamat membaca. Semoga ada yang bisa dipahami... dan barangkali juga ada banyak manfaatnya dari hanya sekedar hiburan semata. Mohon maaf jika banyak hal yang masih kurang nyaman untuk dibaca. Terima kasih.
Rhido tak pernah menduga masa lalunya yang hitam dan kelam, ternyata sangat berpengaruh pada kehidupan rumah tangganya bersama Lisda. Wanita yang dinikahinya karena telah berhasil membuat Rhido sadar akan kesalahan masa lalunya. Ketika Rhido sedang berjuang menghilangkan jejak masa lalunya, justru halangan datang dari istrinya. Ketika sedang mengandung anak pertamanya, Lisda justru meraskan gangguan yang membuatnya selalu kesakitan saat berhubungan badan dengan suaminya. Rhido yang teramat mencintai istri dan calon anaknya, rela bertahan tidak melakukan hubungan badan dengan istrinya. Sampai akhirnya Rhido mendapat tugas kerja di daerah pedalaman Jawa Barat dan Kalimantan. Di sanalah godaan demi godaan datang silih berganti. Sanggupkah Rhido yang mantan bajingan itu bertahan dengan kesetiannya, atau malah sebaliknya. Lanas bagaimana nasib Lisda dengan anak yang baru dilahirkannya? Benarkah masa lalu Rhido yang penuh dengan aura mistis kembali menghantui dan menganggunya? Seperti apa aura dan gangguan mistis yang dia dapatkannya? Adakah pengaruhnya pada Lisda, istri sahnya?
Azalea, seorang gadis cantik yang masih duduk dibangku SMA. Memilih melabuhkan hatinya kepada Om Sahabatnya yang berstatus Duda beranak satu. Kenzo, seorang pria tampan dan juga kaya raya. Istrinya meninggal saat melahirkan anak mereka. Sejak saat itu Kenzo tidak pernah lagi jatuh cinta. Namun suatu waktu seorang gadis yang umurnya terpaut cukup jauh darinya, mencoba mengusik ketenangannya. Bagaimanakah usaha Azalea menaklukkan Kenzo? Nantikan kisahnya!
Andres dikenal sebagai orang yang tidak berperasaan dan kejam sampai dia bertemu Corinna, wanita yang satu tindakan heroiknya mencairkan hatinya yang dingin. Karena tipu muslihat ayah dan ibu tirinya, Corinna hampir kehilangan nyawanya. Untungnya, nasib campur tangan ketika dia menyelamatkan Andres, pewaris keluarga yang paling berpengaruh di Kota Driyver. Ketika insiden itu mendorong mereka untuk bekerja sama, bantuan timbal balik mereka dengan cepat berkembang menjadi romansa yang tak terduga, membuat seluruh kota tidak percaya. Bagaimana mungkin bujangan yang terkenal menyendiri itu berubah menjadi pria yang dilanda cinta ini?
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
"Masukin kak... Aahhh... Aku sudah gak tahan..." Zhea mengerang. Kedua tangannya telah berpindah ke atas kedua payudaranya yang berukuran 34B dengan puting berwarna merah muda yang nampak menggemaskan ditambah dengan kulitnya yang putih mulus. Kedua tangan Zhea meremas-remas payudaranya menantikan vaginanya diterobos oleh penis milik suaminya tersebut. Permintaan tersebut tak juga digubris oleh pria yang berstatus sebagai suami dari seorang wanita yang sedang terlentang pasrah menunggu hujaman penis 10cm nya. Pria itu tetap sibuk menggesekkan penisnya yang tak kunjung berdiri sedangkan vagina milik istrinya telah sangat menantikan hujaman dari penis miliknya. "Gak berdiri lagi ya kak?" Tanya Zhea. "Gak tau nih, kok gak bisa berdiri sih" jawab Muchlis. "Ya sudah, gesek gesek saja kak.. yang penting kakak puas" ujar Zhea kepada pria berusia 34 tahun itu
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Sabrina dibesarkan di sebuah desa terpencil selama dua puluh tahun. Ketika dia kembali ke orang tuanya, dia memergoki tunangannya berselingkuh dengan saudara angkatnya. Untuk membalas dendam, dia tidur dengan pamannya, Charles. Bukan rahasia lagi bahwa Charles hidup tanpa pasangan setelah tunangannya meninggal secara mendadak tiga tahun lalu. Namun pada malam yang menentukan itu, hasrat seksualnya menguasai dirinya. Dia tidak bisa menahan godaan terhadap Sabrina. Setelah malam penuh gairah itu, Charles menyatakan bahwa dia tidak ingin ada hubungan apa pun dengan Sabrina. Sabrina merasa sangat marah. Sambil memijat pinggangnya yang sakit, dia berkata, "Kamu menyebut itu seks? Aku bahkan tidak merasakannya sama sekali. Benar-benar buang-buang waktu!" Wajah Charles langsung berubah gelap. Dia menekan tubuh Sabrina ke dinding dan bertanya dengan tajam, "Bukankah kamu mendesah begitu tidak tahu malu ketika aku bersamamu?" Satu hal membawa ke hal lain dan tidak lama kemudian, Sabrina menjadi bibi dari mantan tunangannya. Di pesta pertunangan, sang pengkhianat terbakar amarah, tetapi dia tidak bisa meluapkan kemarahannya karena harus menghormati Sabrina. Para elit menganggap Sabrina sebagai wanita kasar dan tidak berpendidikan. Namun, suatu hari, dia muncul di sebuah pesta eksklusif sebagai tamu terhormat yang memiliki kekayaan miliaran dolar atas namanya. "Orang-orang menyebutku lintah darat dan pemburu harta. Tapi itu semua omong kosong belaka! Kenapa aku perlu emas orang lain jika aku punya tambang emas sendiri?" Sabrina berkata dengan kepala tegak. Pernyataan ini mengguncang seluruh kota!
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY