/0/12797/coverbig.jpg?v=465ee4b10f68f74774ff8c5d839be778)
Tak ada pilihan lain Anggun harus menerima pilihan yang sangat sulit yakni menikah dengan John Edward, pria yang telah merenggut kesuciannya secara terpaksa. Demi kesembuhan sang anak, Anggun rela menggadaikan kebahagiaan dan hidupnya untuk mengabdi kepada John Edward. Kehidupan seperti neraka yang Anggun jalani, harga diri yang digadaikan dan airmata tanpa henti membasahi pipi Anggun setiap hari. Sanggupkan Anggun menjalani hidup sebagai istri John Edward.
"Bagaimana kau bisa hamil Anggun!? BAGAIMANA BISA!!!" teriakan itu terdengar menggelegar di ruang kerja Edward.
"Aku–,"
"Sudah berkali-kali aku mengingatkanmu bahwa kita hanya pasangan yang saling memuaskan tanpa status dan tanpa ada embel-embel lain! Apa kamu lupa, hah!?"
"Tidak Edward ...."
Dengan berurai air mata Anggun menggelengkan kepalanya. Hatinya begitu sakit saat dia tahu reaksi penolakan Edward terhadap janin yang tidak berdosa.
Anggun Rembulan Cantika seorang gadis belia yang baru satu tahun ini bekerja di rumah Edward. Semenjak kematian kedua orang tuanya Anggun muda harus kerja membanting tulang seorang diri. Hingga akhirnya suatu pekerjaan datang kepadanya. Menjadi maid di rumah John Edward pria muda yang menetap sendiri di mansionnya sendiri.
"Gugurkan janin itu aku tidak mau dia lahir ke dunia ini!"
Edward benar-benar tidak sudi menerima buah cinta mereka berdua.
"Tidak! Aku tidak mau melakukan perbuatan gila itu, aku tidak mau membunuh darah dagingku sendiri!"
"Gugurkan anak itu!"
"Aku masih waras Edward, aku masih waras!" bentak Anggun dengan histeris.
Edward yang mendengar penolakan itu berdecak kesal dan memutar bola matanya. Tanpa pikir panjang. Edward menarik rambut panjang Anggun dan menyeret dia keluar dari ruang kerjanya.
"KELUAR KAU! Aku tidak sudi melihat wajahmu di rumah ini!"
"Ini adalah hari terakhir kamu kerja disini, jangan pernah kamu menginjakan kakimu disini lagi! Aku tidak mau melihat kau atau janin yang ada di dalam kandunganmu itu! Dia bukan anakku!"
"Auuuw ... sakit Edward ... sakit ...! Lepaskan Edward!"
Edward dengan tenaga ekstra dan dengan kekuatan penuh mendorong tubuh mungil Anggun hingga dia jatuh tersungkur dan tidak nyaris kepala Anggun membentur pilar.
Beberapa pelayan yang lewat di depan kamar Edward begitu terkejut melihat amarah Edward kepada Anggun. Di ujung tangga Veronica – Ibu kandung Edward baru saja tiba di mansion ini.
"Astaga Anggun," teriak Veronica yang terkejut saat melihat tindakan anarkis sang putra yang tega menganiaya seorang wanita.
Edward yang langsung menutup pintunya tidak menyadari jika Ibu kandungnya – Veronica kini berada di dalam mansion dan melihat perbuatan buruknya.
"Ssttt, sudah jangan menangis, kita masuk ke dalam kamar Ibu dan jelaskan apa yang terjadi."
"Ayo, kalian bantu Anggun, bawa dia ke kamar saya!"
Veronica dan beberapa pelayan membantu Anggun berdiri dan memapahnya hingga dia dan Anggun masuk ke dalam kamar.
"Sudah jangan menangis," ucap Veronica saat menghapus air matanya.
Anggun hanya terdiam, menunduk dan menangis, dia takut jika Ibu kandung Edward ikut kesal dan marah kepadanya.
"Ceritalah, saya akan mendengarkan cerita kamu sebagai teman, sahabat, kawan atau apapun senyaman kamu."
"Benarkah Nyonya? Saya takut jika Nyonya akan marah dan mengusir saya." ucapnya lirih.
"Cerita saja sayang, cerita lah aku akan bersikap bijak dan tidak akan membedakan."
Anggun dengan polos dan jujur menceritakan semuanya yang terjadi diantara dia dan Edward sang putra mahkota. Dia menceritakan secara rinci dari kehidupannya sebelum datang ke mansion hingga detik ini.
Tidak percaya begitu saja dengan ucapan Anggun, Veronica mengumpulkan semua pelayan di mansion ini. Veronica menginterogasi satu persatu dan mereka mengatakan hal sama jika Edward sering meminta Anggun untuk menemaninya dari malam hingga pagi.
Veronica sangat terkejut dengan cerita semua orang yang ada di mansion Edward ini, tanpa berfikir panjang Veronica menarik tangan Anggun dan membawa dia kembali ke kamar Edward.
Anggun menolak dengan ajakan Veronica, dia takut jika Edward akan menghajar dia dan janin yang ada di dalam kandungannya.
Brak ... Brak ... Brak ...
Brak ... Brak ... Brak ....
Veronica yang sudah naik darah menggebrak pintu kamar Edward. Dia sungguh tidak suka dengan perbuatan Edward yang semena-mena dan tidak bertanggung jawab.
"DAMN!"
"Brengsek! Wanita itu pasti datang lagi," ucapnya sambil bergegas membukakan pintu dan siap melontarkan beberapa umpatan-umpatan.
Klek ...
"DASAR JALANG! sudah ku bilang hubungan kita hanya sebatas pasangan ranjang," maki Edward saat membukakan pintu.
Dia tidak tahu jika Veronica kini berdiri di depan kamarnya dengan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun.
"Siapa yang kau bilang jalang, Edward? Siapa?" bentak Veronica.
Edward mundur beberapa langkah dia tidak menduga jika Ibu kandungnya datang di hari yang bukan hari kunjungannya.
"I–Ibu ..., Ibu kok ada disini?" tanya Edward dengan nada bergetar.
"Kenapa? Apa aku tidak boleh datang ke mansion ini? Ini mansionku aku pemilik sah mansion ini!"
Edward tidak berkutik saat Ibunya–Ratu penguasa di mansion miliknya sudah ikut berbicara. Dengan kepala menunduk dan mata yang sesekali melirik ke arah Magdalena dia mengeraskan rahangnya.
Veronica, benar-benar memarahi Edward. Dia sangat membenci tindakan tercela putra semata wayangnya itu.
"Semua keinginanmu sudah aku lakukan Edward, kamu minta berpisah dan pindah dari mansion utama Ibu ijinkan, kamu meminta untuk tinggal sendiri Ibu ijinkan, tapi nyatanya apa? Kamu malah berbuat tidak senonoh dan tidak bertanggung jawab! Anggun saat ini tengah mengandung benih kamu dan kamu dengan tega memperlakukan dia seperti ini!"
"Tidak Bu ... itu tidak benar ... dia yang selalu menggoda ku setiap hari, bukan aku!"
"Ibu tidak peduli Edward yang jelas saat ini Anggun tengah mengandung anak kamu!"
"Itu hanya omong kosong Bu, itu hanya akal-akalan dia saja agar anak yang dikandungnya mendapatkan harta kekayaan yang kita miliki Bu, percayalah."
PLAK...
Anggun yang sudah kehabisan kesabaran atas semua perbuatan dan ucapan Edward berani menampar sang putra mahkota.
"Bajingan! Kau yang meminta aku menuruti semua hasrat dan keinginan, kau juga yang menyeret aku tengah malam masuk ke dalam kamarmu dan sekarang kau menyangkal semua perbuatanmu! Brengsek!"
Edward yang sudah naik pitam hendak menghajar Anggun tertahan ketika Veronica sang Ibu memeluk Anggun.
"Berani kamu menghajar Anggun, berani kamu menghajar Ibu!"
Ucapan Veronica tidak main-main, dia melihat Edward dengan sangat emosi dan semua perbuatannya sudah sulit untuk dimaafkan.
Anggun hanya bisa menangisi jalan hidupnya. Ditinggal oleh kedua orang tuanya ketika berulang tahun dan kini tengah mengandung di usia yang masih sangat belia.
Delapan belas tahun, umur yang masih di bilang sangat muda. Masa mudanya terenggut oleh keadaan yang membuat dia kini harus menjadi seorang ibu muda.
"Ibu akan menikahkan kalian berdua, secepat mungkin! Ibu tidak mau cucu Ibu hidup merana karena ulah kalian berdua, terserah kamu mau menerima anak itu atau tidak tetapi yang jelas dia adalah Keturunan dari Keluarga John dan di dalam tubuhnya terdapat setengah DNA mu, Edward," putus Veronica.
"Terserah ... terserah Ibu saja, aku muak hidup diatur oleh Ibu, aku muak!" bentak Edward lalu pergi meninggalkan ruang kerja.
Veronica yang melihat Anggun masih menangis, langsung memeluk dan mendekap tubuh wanita mungil yang akan kini mengandung cucu pertamanya itu.
"Sudah sayang, sudah ... kamu jangan menangis. Anak nakal itu tidak dapat berbuat apa-apa, semua kendali hidupnya ada di tangan saya. Sudah kamu dan anak kamu akan mendapatkan pengakuan dari kita."
"Maaf Nyonya ... maaf ... saya tidak ada maksud untuk meminta harta kekayaan Nyonya tidak Nyonya ...," ucap Magdalena sambil menangis.
"Stt ..., sudah ... seharusnya saya yang minta maaf, saya yang sudah lalai mengawasi anak saya. Besok kita akan ke desainer, kita akan membuat gaun pernikahan untuk kamu dan Edward."
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?