/0/12879/coverbig.jpg?v=a7e5b07c2e0025e14d7b0a9ed67e0380)
Tak pernah dibayangkan oleh Aneisha sebelumnya, diculik oleh beberapa orang di rumahnya lalu dipaksa menikahi mafia kejam bernama Tuan Zuan Lee yang memiliki tiga orang istri. Tak mudah bagi Aneisha untuk menjalani kehidupannya sebagai istri ke-4 dari sang Mafia yang selalu menekan dirinya dan mencelakai dirinya. Beberapa kali dia harus mencoba bunuh diri dan akhirnya gagal. Saat itulah dirinya di bawa kembali ke istanahnya oleh Tuan Zuan. Aneisha kembali mendapatkan siksaan demi siksaan oleh ketiga istri Tuan Zu dan juga suaminya sendiri. Karena tidak tahan akan siksaan dari Tuan Zu, akhirnya Aneisha berencana untuk melarikan diri saat itu. Aneisha akhirnya berhasil melarikan diri dan dalam pelariannya dia bertemu dengan Xavier yanh tak lain dari rekan bisnis dan rival Tuan Zu. Xavier akhirnya menolong Aneisha dan membawanya ke istanahnya. Di sana Aneisha diperlakulan dengan baik, hingga akhirnya Tuan Xavier berhasil merubah Aneisha menjadi sosok yang cantik dan menjadi wanita tangguh. Beberapa tahun kemudian akhirnya tanpa di sengaja Aneisha dipertemukan lagi dengan Tuan Zu. Tuan Zu terkejut saat melihat Aneisha sudah mulai berubah hingga seratus delapan puluh derajat. Tuan Zu akhirnya meminta Aneisha untuk kembali menjadi istrinya. Namun, Aneisha menolaknya. Akankah Tuan Zu berhasil mendapatkan cinta Aneisha kembali? Bagaimana kisah selanjutnya? Yuk langsung baca kisah selengkapnya
Blam...
Lampu tiba-tiba mati, seketika seisi ruangan langsung menjadi gelap gulita, tampak seorang gadis terkejut, ketika lampu rumahnya yang tiba-tiba mati.
Wajahnya mulai ketakutan, sesaat suasana mendadak gelap gulita.
"Kenapa lampunya tiba-tiba mati? Ya Tuhan, aku takut sekali," gumam gadis itu sendiri.
Dengan wajah penuh ketakutan, iapun langsung memeluk bantal sofa yang ada di kursi sofanya.
Tak selang beberapa lama kemudian, terdengar suara langkah kaki beberapa orang, sudah memasuki rumahnya.
Tap..tap..tap..
Aneisha terpaku dalam diamnya, tatkala mendengar suara deru langkah kaki memasuki rumahnya. seketika hatinya mulai tak karuan, membayangkan jika ada rampok yang memasuki rumahnya dan akan merampok rumahnya.
Aneisha ketakutan, tubuhnya seketika mengeluarkan keringat dingin. Terlihat wajah dan tubuhnya sudah basah karena keringatnya sendiri.
"Siapa mereka? Ya Tuhan, kenapa aku mendengar suara langkah kaki memasuki rumah ini? Apa mereka adalah para perampok yang akan merampok rumahku?" kembali Aneisha bertanya dalam kegelisahan.
Tak ada penerangan sama sekali, membuat Aneisha sedikit kesusahan untuk mencari posisi ruangan yang ada di rumahnya, untuk bersembunyi dari orang-orang, yang saat ini memasuki rumahnya, dan terdengar seperti mencari penghuni rumahnya.
"Cari gadis itu sampai dapat!"
Suara lelaki itu, terdengar cukup keras di telinga Aneisha, hingga membuatnya ketakutan.
"Gadis? Siapa yang dia maksud itu? Apakah itu aku?" gumamnya dalam hati.
Bermaksud hati untuk mengambil benda pipihnya yang ada di atas nakasnya, tiba-tiba...
"Hei! aku menemukan gadis itu di sini!" teriak seorang lelaki yang saat itu tengah menemukan keberadaan Aneisha di sebuah sudut ruangan.
Aneisha bingung, bagaimana mereka bisa menemukan dirinya dalam keadaan kegelapan? Tentu dia tak pernah menyangka, jika mereka memakai sebuah alat khusus, yang bisa digunakan untuk melihat situasi ruangan gelap.
Tak selang beberapa lama kemudian, beberapa orang menghampiri dirinya, lalu segera menarik tubuhnya dari tempat duduknya disofa.
"Aw.. Sakit!" pekik Aneisha ketika lengan tangannya ditarik keras oleh lelaki tersebut.
"Diam kamu! Teriak sekali lagi, aku akan memperkosamu!" sentak lelaki itu dengan suara keras.
Aneisha langsung terdiam, air matanya mulai mengalir dengan derasnya, tatkala Lelaki itu berkata dengan nada penuh intimidasi.
Aneisha ketakutan, kerongkongannya terasa kering, tubuhnya mulai melemah dan jantungnya sudah mulai berdegub dengan kencang.
Beberapa saat kemudian, beberapa orang kini berjalan kearah mereka, Aneisha tampak kebingungan dan tubuhnya mulai gemetaran, ketika orang-orang itu mulai banyak berkerumun di ruangan tersebut.
"Bawa wanita itu, sekarang!" titah seorang lelaki yang terlihat seperti bos mereka.
Tanpa banyak bicara, mulut Aneisha dilakban dan kedua tangannya diikat kebelakang.
Aneisha diangkat tubuhnya, menuju ke mobil yang sudah terparkir di halaman rumahnya.
Setelah itu, dirinya langsung dimasukkan ke dalam mobil, lalu ke dua matanya ditutup dengan kain penutup, hingga membuat Aneisha tak bisa melihat apapun di sana.
"Emmpp..emmmp,"
Aneisha terdengar menjerit meminta tolong. Namun tiba-tiba, dua orang itu langsung duduk di kedua sisi Aneisha, lalu menghimpit tubuh mungilnya.
Aneisha langsung terdiam, dua orang tersebut sudah mampu mengintimidasi dirinya. Satu orang yang saat ini duduk di samping Aneisha, mengatakan sesuatu kepada bosnya.
"Cantik juga dia, Bos," ujar salah seorang dari mereka yang memuji kecantikan Aneisha.
"Tentu saja dia cantik, dia adalah pilihan bos kita, jangan pernah kalian berani menyentuh dirinya!" jawabnya dengan nada tegas.
"Iya, Bos," jawab lelaki itu ketakutan.
"Cepat kau lajukan mobilnya, menuju markas sekarang!" titahnya sembari menunjuk, ke arah jalan.
"Baik, Bos," jawab seorang driver.
Segera mobil itupun melaju dengan cepat, lalu kemudian menyusuri jalan yang sepi, untuk menuju ke arah markas mereka.
Dalam hati Aneisha bertanya-tanya, mengapa Mereka menculik dirinya dan akan dibawa kemanakah dirinya saat ini.
Aneisha semakin ketakutan, ketika mobil tersebut sudah melaju menyusuri sebuah jalan, yang dirinya tidak tau kemana arah tujuannya.
Beberapa orang membicarakan dirinya dan menyebutkan nama seorang lelaki dengan memanggil Tuan Zu. Orang itu mengatakan, jika dia adalah dalang dibalik penculikan ini. Tentu saja Aneisha bingung dan tidak mengenal siapa Tuan Zu, yang mereka maksudkan itu.
Bahkan Aneisha dibilang tidak memiliki musuh, apalagi keluarganya dari keluarga yang sederhana dan tak mengenal orang-orang yang berpengaruh.
Aneisha berdo'a dan berharap seseorang dapat menolong dirinya nanti.
Dua puluh menit berlalu, akhirnya merekapun tiba di sebuah Markas, yang tak diketahui di mana alamatnya.
Dengan kedua mata masih tertutup dan kedua tangan masih terikat, Aneisha lalu ditarik keluar dari mobil tersebut, tampak satu orang mencengkram lengannya dengan kasar, lalu segera menarik tubuhnya masuk kesebuah markas yang ada di sana.
Aneisha menangis, tubuhnya bergetar dan telapak kakinya terlihat terluka, ketika dirinya beralan tanpa menggunakan alas kaki.
Setelah masuk kedalam markas tersebut, Aneisha lalu didorong masuk ke dalam sebuah kamar.
Tak selang beberapa lama kemudian, ikatan tangan dan penutup kedua mata Aneisha dilepaskan.
"Jangan pernah berteriak! Karena akan sia-sia saja kau melakukan itu, tak akan ada satu orangpun mendengar teriakanmu,"
Ancamnya dengan menatap Aneisha penuh dengan tatapan intimidasi.
Aneisha hanya terdiam, dirinya benar-benar ketakutan, ketika berada di tempat asing baginya.
"S-siapa kalian? kenapa kalian membawaku kesini?" tanya Aneisha dengan nada bergetar.
"Kau tidak perlu tau siapa kami, lebih baik kau bersihkan dirimu, kau akan segera tau alasannya, untuk apa kau dibawa ke markas ini," jawabnya, dengan memberikan pakaian Ganti dan juga perlengkapan mandi untuk dirinya.
"Siapa yang menyuruh kalian? apa salahku, hingga kalian menculikku dan membawaku ke tempat ini?" tanya Aneisha dengan menaikkan intonasi nada bicaranya.
"Jangan banyak bicara gadis kecil, cepat lakukan apa yang aku perintahkan kepadamu, atau aku suruh anak buahku untuk menelanjangimu, lalu memandikanmu!" serunya dengan menaikkan dua oktav nada bicaranya.
Aneisha seketika ketakutan, mendengar apa yang dikatakan oleh orang tersebut. Aneisha segera menganggukkan kepalanya, seraya berkata kepada lelaki itu.
"Jangan, Tuan, Saya bisa melakukannya sendiri," jawab Aneisha dengan wajah ketakutan.
Lelaki itu tampak tersenyum penuh seringai, Aneisha lalu bergegas menuju ke kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya.
Sementara itu, Lelaki yang tadi berbicara dengan Aneisha, segera mengeluarkan gawainya, dan menelpon seseorang dibalik sambungan selulernya.
Kring!!!
"Hallo Tuan...,"
"Hmmm, bagaimana dengan tugas yang aku berikan kepada kalian? apa, kalian berhasil membawa gadis itu?"
"Iya Tuan, kami berhasil membawa gadis tersebut, dan membawanya ke markas kita," jawabnya dengan cepat.
"Persiapkan dirinya, aku akan segera kesana untuk membawa gadis itu, turut serta ke rumahku. Aku akan menikah dengan gadis itu besok pagi,"
"Siap, Tuan,"
Tak lama setelah itu, telepon itupun ditutup, segera lelaki itu, mempersiapkan penyambutan untuk Tuan Muda Zu.
Sementara itu, Aneisha yang sudah selesai membersihkan dirinya dan sudah mengganti pakaiannya, kini terlihat menangis di depan cermin yang ada disudut kamarnya.
Dia pasti tidak menyangka jika malam ini, adalah malam yang tak pernah dibayangkan oleh Aneisha sebelumnya, Diculik dan disekap oleh seseorang, yang dia sendiri tidak tau siapa mereka.
Beberapa menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.
Tok..tok..tok..
Aneisha bergegas mengusap air matanya yang membasahi kedua pipinya. Tanpa menjawab, diapun segera membuka pintu kamarnya..
Ceklek...
Setelah pintu kamarnya ia buka, dengan cepat tangan Aneisha ditarik keluar kamarnya oleh seseorang, lalu di bawanya ke sebuah ruangan.
"Duduk!" Titahnya dengan tatapan penuh intimidasi.
Aneisha langsung duduk ketakutan, tanpa berani melawan ataupun memberontak, karena Aneisha melihat beberapa orang yang sudah berisap berjaga disemua sudut ruangan kamar tersebut.
Tak selang beberapa lama kemudian, seorang wanita datang kearah Aneisha dengan membawa peralatan make up.
"Dandani dia yang cantik, jangan sedikitpun kamu membuat kesalahan, buatlah riasanmu berguna, kau harus bisa merubah wajahnya lebih cantik dari sekarang, agar dirinya terlihat sempurna atau kau tau akibatnya," ucapnya dengan penuh ancaman.
Wanita itupun langsung mengangguk ketakutan, terlihat jelas tangannya sampai gemetaran ketika hendak mengeluarkan peralatan make upnya dari dalam Kotak make up.
"B-baik, Tuan!" jawabnya dengan nada bergetar.
"Aku beri waktu lima belas menit, kau harus sudah selesai mendandani dirinya," tegasnya sembari menatap wajah wanita itu.
"B-baik, Tuan," jawab wanita itu ketakutan.
Lelaki itupun, duduk di hadapan mereka berdua, menunggu dan memperhatikan bagaimana Wanita tersebut mendandani Aneisha.
Wanita itu pun, segera mengeluarkan alat-alat riasnya, tak lama kemudian wanita itupun dengan lihainya, memberikan sentuhan risannya kewajah Aneisha.
Beberapa menit kemudian, wanita itu sudah menyelesaikan tugasnya, merias dan mengubah wajah Aneisha dengan sosok wanita yang sangat anggun dan cantik, melalui tangan lincahnya.
Hanya membutuhkan waktu yang tak kurang dari lima belas menit, akhirnya wanita itu mengatakan kepada lelaki yang di depannya, bahwa tugas meriasnya sudah selesai.
Lelaki itu menatap wajah Aneisha yang sudah terlihat cantik sempurna, meski tak terlalu banyak memakai riasannya.
"Sudah selesai Tuan, apa saya boleh pergi?" tanya wanita itu, dengan nada ketakutan.
Lelaki itu berjalan kearah Aneisha, lalu menyuruh wanita perias tersebut untuk pergi.
"Pergilah! Ini sudah cukup sempurna," jawabnya dengan tersenyum kearah Aneisha.
"Baik Tuan, terima kasih," wanita itu berucap, lalu segera pergi meninggalkan mereka berdua.
Tak selang beberapa lama kemudian, Tuan Mudapun akhirnya datang ke markasnya.
Lelaki itupun bergegas keluar dan menyuruh Aneisha menunggu Tuannya di dalam kamar khusus, lalu menguncinya dari luar.
Lelaki itupun langsung keluar dan menyambut kedatangan Tuan Muda Zu.
"Selamat datang, Tuan Muda," sambut lelaki itu, lalu menundukkan kepalanya.
"Terima kasih atas sambutannya Geo, di mana gadis itu sekarang?" tanyanya tak sabar ingin bertemu dengan gadis tersebut.
"Dia ada di kamarmu, Tuan," jelasnya dengan tersenyum.
"Bagus Geo, aku suka cara kerjamu, kalau begitu, aku akan menemuinya sekarang!"
"Silahkan, Tuan! ini kunci kamarnya," ucap Geo sembari memberikan kunci tersebut kepada Tuan Zu.
Tuan Zu lalu bergegas menuju ke kamarnya, lalu segera membuka pintu kamarnya.
Ceklek.
Ketika pintu tersebut dibuka, segera lelaki itu langsung masuk ke dalam kamarnya.
Tap..tap..tap
Suara langkah kaki itu pun terdengar begitu dekat, hingga Aneisha yang saat itu tengah duduk diatas ranjangnya, langsung bangkit dan berdiri.
Aneisha terkejut, ketika lelaki itu tiba-tiba berjalan kearahnya, ruangan kamar yang begitu gelap, membuat dirinya tak bisa mengenali wajah lelaki tersebut.
Aneisha langsung memundurkan langkah kakinya kebelakang, ketika Tuan Zu terus bergerak maju kearahnya.
Aroma maskulin dari tubuhnya, membuat Aneisha bertanya-tanya siapa sosok yang ada didepannya saat ini.
"Kau siapa? Kenapa kau menculikku?" tanya Aneisha ketakutan.
Tuan Zu, tak lantas menanggapi pertanyaannya, dia bergerak ke depan dengan maksud untuk menyalakan lampunya. tak lama kemudian, lampu tersebut menyala dan terlihatlah wajah lelaki yang ada di depannya saat ini dengan jelas.
Lelaki yang memiliki wajah tampan dengan tubuh gagah sempurna. Lelaki itu tersenyum dan menjawab pertanyaan Aneisha.
"Aku adalah calon suamimu," ucap Tuan Muda Zu dengan tersenyum menyeringai
Deg..
Bersambung
Apa jadinya saat Laras dan teman-temannya melakukan KKN di Desa yang dikepalai oleh Pengagung Iblis demi menjadi Wanita yang tak pernah menua dengan kecantikan yang membuat para lelaki terpesona diusia yang tak lagi muda demi untuk memuaskan hasrat birahinya. ditengah kegiatan KKN mereka, satu persatu teman laras yang masih perawan dijadikan tumbal olehnya. keburukan Sang Kades saat itu telah diketahui oleh Sang Pemuda Tampan yang bernama Arjanta, ia adalah pemuda misterius yang tiba-tiba datang saat Laras dan kawan-kawannya KKN di Desa itu. saat itulah kisah awal Laras dan Arjanta mulai bertemu, Arjanta yang saat itu jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Laras selalu melindunginya dari sang Kepala Desa yang menginginkannya sebagai Tumbal saat bulan Purnama. Laras selalu mengacuhkan kehadiran Arjanta karena dianggap telah masuk dalam hubungannya dengan Fabian kekasihnya. keduanya selalu berselisih tegang, hingga pada Akhirnya Laras harus kehilangan keperawanannya oleh Arjanta, karena tak rela Fabian merusak dirinya dan untuk melindungi Laras yang akan segera dijadikan tumbal saat bulan Purnama oleh Kepala Desa. bagaimana kisah selanjutnya? yuk langsung baca kisah mereka sekarang!
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Cerita Khusus Dewasa... Banyak sekali adegan panas di konten ini. Mohon Bijak dalam Membaca. Basah, Tegang, bukan Tanggung Jawab Autor. Menceritakan seorang pria tampan, bekerja sebagai sopir, hingga akhirnya, seorang majikan dan anaknya terlibat perang diatas ranjang.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."