/0/13708/coverbig.jpg?v=f96503ecb4570fd790e118f590083702)
Kisah wanita yang kehilangan calon suaminya karena sebuah tragedi.
Fa, kita putus ya. Semoga kamu bisa dapat gantinya yang lebih dari aku." Ucap Anton.
" putus, kenapa kamu ngajak putus, emang kenapa sama aku, apa ada yang salah dari aku?" Ucap Syifa yang sangat terkejut.
"Kamu gak salah kok, cuma aku ngerasa kita udah gak cocok lagi. Kamu itu terlalu baik banget jadi cewek. Aku gak mau nyakitin hati kamu, lebih baik sekarang kita berteman saja." Ucap Anton panjang lebar.
Syifa hanya bisa diam tanpa kata-kata, pikirannya sudah traveling kemana mana. Mengingat hubungannya yang sudah lumayan lama ia jalani dengan Anton.
"Kak Anton plis kak, jangan putus gitu aja, gak ada sebabnya kamu putusin aku gitu aja." Ucap Syifa memohon.
"Intinya kita udah gak cocok lagi syifa, pokoknya kita harus putus, tapi kamu tenang saja kalau kamu butuh bantuan, aku siap bantu kamu, aku yang bawa kamu kerja kesini, jadi aku bakal tanggung jawab penuh sana keselamatan kamu. Dan kamu juga harus bisa jaga diri." Ucap Anton lagi.
"Tapi kak..." Ucap Syifa terpotong.
"Gak ada tapi tapian. Mulai sekarang kamu fokus sama kerjaan kamu. Oke." Ucap Anton sambil mengacungkan jempol.
****
Huwwaaa..
Huwwaaa...
Huwwaaa..
"Udah Mbak udah ah udah habis tisu sekotak tuh mata juga udah gak bisa melek gitu masih aja nangisin Anton, cowok gak tau diri itu, bisa-bisanya dia putusin anak orang tanpa sebab, ih... greget banget aku sama dia, pengen banget aku cakar itu muka yang sok ganteng." Ucap Diva, teman Syifa yang selalu sekamar dengannya.
"Aku sa.. lah.. apa... co...ba.. ti.. ba.. ti..ba mut.. tus.. in.. gi.. tu.. aja.." Ucap Syifa terbata-bata karena menangis berjam jam.
"Udah ah gak usah di tangisin cowo kayak gitu, sayang sama air matamu mbak. Dah lah, tidur aja. Doain aja itu cowok blangsak hidupnya udah nyakitin hati cewek." Ucap Tika kembali menimpal.
"Iya, dah lah gak usah ditangisin mbak, move on aja, cari yang lain yang lebih baik darinya." Ucap Diva.
Kemudian Syifa diam sejenak, pikirannya mulai terbuka, dan menerima saran dari temannya.
"Oke, aku akan buat dia menyesal. Aku akan buat dia klepek-klepek lagi." Ucap Syifa bangkit dari kasur mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi.
"Eh, busyet itu orang nangis dari tadi ternyata belum mandi?" Tanya Tika keheranan.
"Belum lah sejak tadi siang dia pulang emang belum mandi dan belum makan, tuh lihat makanannya masih utuh." Jawab Diva sambil menunjukan bungkusan makanan yang di bawa Syifa.
"Kira-kira ada apa ya kok si Anton mutusin mbak Syifa gitu aja. Padahal lho mbak Syifa dan Anton itu serasi lho." Ucap Tika.
"Serasi dari mana, si Anton lho kelihatan banget jelalatan, beda sama mbak Syifa yang ceria dan lemah lembut. Bodoh saja mbak Syifa kalau mau sama Anton."Ucap Diva yang geram, karna dia tahu kelakuan Anton yang pernah merayu dan menggoda, saat dia berjaga kedai kapucino di dekat tempat Anton bekerja.
"Kenapa kamu jadi sewot gitu Va?" Tanya Tika.
"Gak papa, cuma kesal saja, aku kasihan liat mbak Syifa menangis, kenapa caranya Anton mutusin mbak Syifa tiba-tiba, kenapa gak secara perlahan. Kayak gitu buat sakit hati lah." Ucap Diva beralasan.
"Yakin gak ada Apa-apa. Jangan bohong lho." Cecar Tika.
"Iya yakin." Ucap Diva meyakinkan.
Kemudian mereka lanjut bercengkerama.
Sementara Syifa di dalam kamar mandi sedang membersihkan diri sambil merenung.
"Enam bulan menjalin hubungan denganmu bukan waktu yang sebentar, dan selama itu kamu selalu perhatian sama aku kak, tiba-tiba kamu mutusin aku, tanpa alasan yang pasti. Aku gak akan tinggal diam aku akan buat kamu kembali kagum lagi sama aku dan kamu bakal minta balik lagi sama aku." Ucap Syifa bertekad. Dia masih belum rela di putuskan oleh Anton.
Setelah Syifa selesai membersihkan diri ia pun kembali ke kamar bersama temannya bersiap untuk istirahat.
"Nih ada makanan dari anak kadal. Aku udah males makannya. Kamu orang makan aja sana, aku mau tidur saja." Ucap Syifa sambil memberikan box makanan untuk Diva dan Tika.
"Anak kadal? Siapa dia?" Tanya mereka hampir bersamaan.
"Anton lah siapa lagi." Ucap Syifa santai sambil merebahkan diri.
"Hahaha.. julukan baru, bukan dari cinta lagi tapi Anak kadal." Ledek Diva.
"Aku udah muak sama dia, aku dah gak mau lagi ada urusan yang berbau dia, mulai sekarang dan seterusnya." Ucap Syifa lantang. Padahal berbanding terbalik dengan suasana hatinya yang masih belum terima di putuskan oleh Anton. Dia masih berharap bisa kembali dengan Anton.
"Oke lah, mbak Syifa mencoba move on dari Anak kadal. Kita harus dukung Va. Semangat Mbak Syifa cantik." Ucap Tika menyemangati Syifa, namun yang di semangati tak bergeming.
"Yee.. gue di kacangin. " Ucap Tika sambil mengunyah makanan.
Syifa sudah tak mau menanggapi ucapan mereka, karena pikirannya sudah traveling merencanakan sesuatu yang bisa bikin Anton kagum lagi padanya.
***
Satu bulan kemudian
Hari ini syifa sudah siap kembali bekerja setelah seminggu dia libur dan pulang kampung. Kini penampilan Syifa makin cantik dia selalu memoles dirinya dengan riasan natural, kuku tangan dan kaki sudah di warnai, rambut sudah di rapihkan penampilan Syifa makin cantik dan wangi.
"Sore guys... Aku datang..." Ucap Syifa dengan senyum cerianya.
"Sore juga..." Ucap Diva yang terkejut melihat penampilan Syifa yang baru dengan stelan kaos dan celana jeans, rambut di urai dan make up yang natural memperlihatkan bentuk wajahnya yang oval.
"Ya ampun mbak Syifa kapan datangnya, katanya masih lusa kesini nya." Ucap Diva yang terkejut.
"Tadi siang, kamu orang udah pada pergi semua, aku di telpon ibu tadi pagi katanya kamu orang kerepotan, jadi aku langsung kesini deh. Oh ya ini siapa?" Tanya Syifa sambil melihat kearah cewek yang sedang berdiri di dekat Diva.
" Oh ini namanya Santi dia karyawan baru yang mau jadi pengganti ku mbak, aku mau di pindah ke cafe mbak." Ucap Diva girang.
"Kamu mau pindah ke cafe?" Tanya Syifa keheranan.
"Iya minggu depan bakal mulai buka, kata ibu, aku dan Tika yang disana sama karyawan baru nanti. Dan mbak jangan harap bisa pindah ya." Ucap Diva sambil tertawa renyah.
"Ah masa bodo. Kalau aku yang penting kerja aja." Ucap Syifa yang tak terlalu fokus pada Diva matanya melirik kearah Anton yang juga mencuri pandang pada Syifa.
"Pesanan kamu sudah kan? Aku mau lanjut antar barang ke tanam kota dan mau ke pusat kota." Ucap Syifa.
" Iya sudah." Ucap Diva.
Kemudian Syifa kembali ke mobil dan melanjutkan perjalannya bersama supir. Dari dalam mobil syifa melihat Anton masih fokus memperhatikannya.
Namun kali ini di hati syifa sudah tidak ada lagi anton.
"Setelah Syifa pergi, Anton yang sedang beristirahat melangkah mendekati Diva.
"Va, itu tadi kan Syifa ya?" Tanya Anton penasaran.
" Iya itu Syifa, kenapa emang. Jangan bilang kamu suka sama dia. Dasar kamu itu gak tau malu." Sergah Diva yang sangat muak dengan kelakuan Anton.
" makin cantik aja dia, nyesel aku mutusin dia, aku akan dekati dia lagi." Ucap Anton .
"Aduh cowok gak tau malu, udah ninggalin gitu aja sekarang malah mau deketin lagi." Ucap Diva semakin kesal.
Namun Anton sama sekali tak peduli, dia sudah berencana untuk membuat Syifa kembali pada nya.
Tanpa Anton dan Diva sadari sedari tadi Santi sudah curi pandang pada Anton. Diam diam santi sudah menyimpan nomor Anton di ponselnya. Dia berniat untuk menikung Syifa.
" Mbak Diva, kayaknya kak Anton masih suka sama Mbak Syifa. Dan tadi mbak Syifa juga diam-diam memperhatikan kak Anton juga lho." Ucap Santi pada Diva.
"Iya yah emang kamu liat?" Tanya Diva penasaran.
" Iya aku rasa mereka masih saling suka namun gengsi mbak." Ucap Santi.
"Ah biarin aja lah itu urusan mereka." Ucap Diva yang tak mau ambil pusing.
Malam harinya saat Diva dan Tika sudah berkumpul di kamar. Tiba-tiba Tika mengeluarkan sesuatu dari dari dalam lemari pakaiannya.
"Mbak, ini ada titipan dari kak fendi." Ucap Tika sambil menyerahkan paper bag pada Syifa.
"Fendi? Fendi siapa?" Tanya Syifa.
"Iya kak fendi yang kerja di tempat cucian mobil itu. Dia nitip ini buat mu." Ucap Tika.
"Dia itu suka sama Mbak, sudah lama jadi pengagum rahasia mu mbak tapi kamu itu jadi cewe gak peka. Terobsesi sama Anton terus." Timpal Diva.
"Ya lah, makasih ya, tapi aku gak suka sama dia perasaanku biasa saja. Sama Anton juga aku udah biasa aja. Udah gak cinta lagi." Ucap Syifa terus terang.
"Aku sudah naksir sama orang, tapi cuma sebatas naksir saja ya, belum ada ke arah jatuh cinta." Lanjut syifa.
"Hm, siapa dia mbak?" Tanya Tika penasaran.
"Ada dia orang satu kampung ku kok." Ucap Syifa berbohong. Karena sampai saat itu Syifa belum jatuh cinta pada siapa pun, dia masih sangat berharap Anton lagi meskipun perasaan cintanya pada anton sudah pudar.
"Mbak coba buka hati mbak buat kak Fendi loh dia itu baik kok. Tiap hari aku ketemu dia, selalu saja bahas kamu Mbak. Dia benar benar tergila-gila kayaknya." Jelas tika.
"Ah biarin saja lah. Aku gak ada niat buat buka hati dulu, masih trauma." Pungkas Syifa.
Tok..
Tok .... Tok...
"Mbak Syifa ni ada titipan dari orang." Ucap seseorang dari luar kamar.
"Iya dari siapa." Tanya Syifa keheranan.
"Gak tau dari siapa aku cuma di titipin risma anak baru itu katanya ada yang nitip buat mbak Syifa, tapi dia gak tau mana yang namanya syifa, gitu sih jelasinnya. " Ucap elma, salah satu karyawan dari 25 orang.
"Oh, oke terima kasih." Ucap Syifa sambil membuka plastik yang isinya pizza dua box besar.
"Elma, Nih satu box buat kamu orang di atas." Ucap Syifa sambil menyodorkan box tersebut.
"Terima kasih banyak mbak." Ucap Elma sambil buru buru ke atas.
"Nih guys, ada makan tapi gak tau dari siapa, ini ada suratnya juga." Ucap Syifa sambil membuka isi surat.
Untuk Syifa.
Sebagai bentuk rasa bersalah aku yang telah menyakiti hatimu, aku minta maaf. Aku mau kita kembali berdamai, baikan lagi ya. Aku mau seperti dulu lagi, bisa bersama dalam ikatan pertemanan.
Dari Anton.
"Nyogok nih ceritanya." gumam Syifa.
Tring..
[Selamat malam Syifa, apa kabar, besok kita bisa ketemu gak pagi hari.] Pesan dari Anton.
[ malam juga, kalau pagi aku gak bisa banyak kerjaan, kalau mau sore saja.]
[Oke sore aku kesitu, kalau kamu sudah beres kabarin ya. Selamat malam.]
[Iya, nanti aku kabarin. Malam juga.]
"Ih... Gak penting banget sih ni anak kadal, ngajak ketemuan lagi." Ucap Syifa kesal.
"Iya udah sih mbak temui saja, jalin hubungan baik lah jangan musuhan kayak gitu, yang berlalu biar berlalu, masa lalu jangan di ungkit lagi. Mending kalian berteman baik." Ucap Tika mengingatkan Syifa.
"Iya iya, aku bakalan damai sama dia, tapi gak mau balikan lagi lah." Ucap Syifa sambil manyun.
Kemudian mereka melanjutkan obrolan yang lain sambil menikmati pizza bersama. Setelah kenyang mareka pun beristirahat .
Pertemuan Syifa dan Anton setelah putus, membuat hubungan mereka kembali akur, meski hanya berteman saja, Anton pun kerap kali menghubungi Syifa, dan sebaliknya Syifa juga sering menghubungi anton.
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Salah kamar mengakibatkan Claudia terjebak dalam hubungan rumit yang tak seharusnya terjadi. Malam itu, harusnya Christian menghabiskan malam panas dengan calon istrinya. Namun, siapa sangka kalau berujung pada Christian yang malah masuk ke dalam kamar Claudia—yang mana adik dari calon istrinya. Semua bermula dari sini. Claudia dan Christian terjebak dalam sebuah hubungan yang tak seharusnya terjadi. Hal yang membuat semakin rumit adalah Claudia dan Christian harus tinggal satu atap. Mungkinkah skandal ini akan tercium? Lantas, bagaimana akhir dari kisah Claudia dan Christian? Kesalahan satu malam membawa mereka dalam sebuah lingkaran api. *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
Pernikahan tiga tahun tidak meninggalkan apa pun selain keputusasaan. Dia dipaksa untuk menandatangani perjanjian perceraian saat dia hamil. Penyesalan memenuhi hatinya saat dia menyaksikan betapa kejamnya pria itu. Tidak sampai dia pergi, barulah pria itu menyadari bahwa sang wanita adalah orang yang benar-benar dia cintai. Tidak ada cara mudah untuk menyembuhkan patah hati, jadi dia memutuskan untuk menghujaninya dengan cinta tanpa batas.
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.