Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / WHEN LOVE MEETS ANXIETY : Dokter K & Psikiater Apatis
WHEN LOVE MEETS ANXIETY : Dokter K & Psikiater Apatis

WHEN LOVE MEETS ANXIETY : Dokter K & Psikiater Apatis

5.0
6 Bab
82 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

"Bagi Esmeray, Cinta hanyalah suatu bentuk dari pengkhianatan. "Si Apatis yang menjual jantungnya kepada iblis" —julukan yang disematkan oleh orang-orang karena Mysophobia-nya yang parah. Setelah lama meninggalkan Indonesia, Esmeray menerima telepon dari panti asuhan tempat ia dulu pernah tinggal. Suster yang dulu merawat Esmeray telah meninggal dan sempat menitipkan sesuatu padanya. Esmeray pun kembali ke Indonesia dengan harapan bisa menyembuhkan neurosisnya. Di sana ia menjadi Psikiater di RS Sadajiwa dan bertemu dengan Keirnan, dokter tampan dan populer dari departemen bedah, dijuluki 'Dokter K'. Meskipun ramah dan friendly, ternyata Keirnan menyimpan sebuah rahasia kelam yang tidak sengaja diketahui oleh Esmeray. Dan semakin rumit, karena untuk sembuh dari neurosisnya, Esmeray harus terlibat dengan Keirnan. [Disclaimer, cerita ini hanya fiktif belaka (karangan semata), bila ditemukan kesalahan dalam penyebutan tertentu ; seperti diagnosa, resep/nama obat tertentu, terapi, dan cara penanganan. Mohon dimaklumi (dan boleh diperbaiki di kolom komentar untuk kita sama-sama belajar & berdiskusi). Harap bijak dalam membaca].

Bab 1 Weird Announcement

[Sebelum cerita ini dimulai, saya sebagai penulis ingin menyampaikan disclaimer terlebih dahulu, bahwa cerita ini hanya dimaksudkan sebagai hiburan semata. Nama, karakter, dan jalan cerita —tak lain hanyalah alur cerita yang tak didasarkan dari cerita hidup seseorang dan murni berdasarkan imajinasi dan ide penulis.

Cerita ini tidak dimaksudkan untuk memberikan saran medis atau terapi psikologis. Jika Anda membutuhkan bantuan, harap konsultasikan dengan para profesional yang berkualifikasi.

Lalu, karena dalam cerita ini akan terdapat banyak kasus-kasus psikologis dan deskripsi tentang kondisi psikologis juga aspek perilaku manusia (seperti ; trauma, pelecehan, kekerasan), yang mungkin tidak cocok untuk semua pembaca. Jadi diharapkan bijak dalam membaca dan menyikapinya].

***

"Diberitahukan kepada Dokter Danny dari bagian bedah otak, agar segera datang ke ruang operasi. Sekali lagi disampaikan kepada Dokter Danny untuk segera ke ruang operasi. Ada pasien darurat yang harus dioperasi!"

Suara lantang yang berkumandang dari pengeras suara itu terdengar ke segala arah, sehingga siapa saja yang berada dalam jangkauannya tentu dapat mendengarnya.

—IGD Rumah Sakit Sadajiwa.

Beberapa perawat dan para dokter yang berada di IGD, saat mendengar pemberitahuan yang baru saja dikumandangkan itu, seketika dibuat bingung oleh informasi yang disampaikan. Kebanyakan justru menampilkan ekspresi skeptis di wajah mereka.

Salah satunya adalah KEIRNAN, Dokter K, begitulah ia sering dipanggil.

Kei atau Dokter K merupakan dokter dari departemen bedah, dengan penampilannya yang unik karena rambutnya yang cukup panjang bila dibandingkan dengan dokter-dokter pria yang lain.

Kei merupakan dokter yang cukup populer di Sadajiwa. Karena ketampanannya, ia sering menjadi bahan gosip di kalangan perawat wanita dan dokter-dokter wanita. Selain itu, Kei juga memiliki kesan istimewanya tersendiri bagi beberapa pasien yang menjalani perawatan di Sadajiwa. Hampir tidak ada yang tidak mengetahui siapa itu Dokter K, karena ia merupakan si tampan dan berkarisma dari Sadajiwa.

Hari ini Kei mendapat skedul jaga di IGD. Saat pemberitahuan dari pengeras suara itu berkumandang, kebetulan ia baru selesai memeriksa beberapa pasien. Lalu ia berjalan santai ke pos jaga perawat untuk memeriksa chart pasien.

"Memangnya di departemen bedah, ada dokter yang bernama Danny?" tanya salah seorang perawat yang sedang berjaga di posnya kepada perawat yang ada di sebelahnya.

"Aku juga baru dengar. Apa mungkin dokter baru?" balas si perawat yang satunya lagi ikutan bingung.

Namun, saat kedua perawat yang sedang berjaga itu melihat Kei, si dokter tampan, sedang berjalan ke arah mereka. Refleks kedua perawat itu langsung memasang ekspresi sumringah. Radar mereka berbunyi ketika Kei datang mendekat. Walaupun Kei langsung sibuk memeriksa chart pasien begitu sampai di depan mereka.

"Ah iya, Anda dokter dari bagian bedah, benarkan?" tanya salah satu perawat itu kepada Kei. Kei mengangguk kecil. "Dokter dengar pengumuman yang tadi? Apa di departemen bedah ada dokter baru?"

Kei berpikir sejenak, lalu tersenyum sambil mengangkat kedua pundaknya. Kemudian melanjutkan aksi memeriksanya.

"Lagi pula sejak kapan kalau ada pasien yang lagi darurat, untuk memanggil dokter yang dibutuhkan —cara memanggilnya seperti itu?" tanya perawat yang satunya lagi masih dengan raut wajah bingung dan untuk pertanyaan yang satu itu berhasil membuat Kei tersenyum.

Namun, di tengah pembahasan mereka itu, tiba-tiba dua orang perawat laki-laki dan dua orang dokter magang –dengan langkah yang terburu-buru masuk ke ruang IGD. Mereka bahkan sampai berlarian melewati Kei yang sedang berdiri di pos jaga.

Di tangan salah satu perawat laki-laki itu, ia membawa sekotak obat-obatan. Raut wajah mereka tampak gelisah, membuat siapa saja yang mereka lewati turut merasakan energi kegelisahan yang sama.

Setelah beberapa perawat dan dokter yang tadi, sekarang seorang wanita berambut ikal panjang yang terurai ikut muncul. Tampaknya ia juga bagian dari rombongan itu. Walaupun ia tidak berlari seperti yang lain, tapi dari cara berjalannya yang cukup cepat menandakan kalau ia juga sedang terburu-buru.

Wanita itu juga memakai snelli di tubuhnya, artinya ia merupakan salah satu dokter di rumah sakit itu juga.

Saat ia memasuki ruang IGD dengan langkah cepat dan teratur, ia tampak sedang sibuk mengikat rambutnya yang cukup panjang. Wanita itu memiliki tatapan yang cukup tajam dan tanpa senyuman, pandangannya lurus, pijakannya tegas tanpa keraguan, dan terlihat sedikit tidak bersahabat.

Ketika dokter wanita itu berjarak sekitar satu meter dengan Kei, mereka sempat saling bersitatap selama beberapa saat. Setelah melemparkan tatapan tajam yang tidak bersabahat kepada Kei, dokter wanita itu berlalu begitu saja. Padahal sudah jelas bahwa Kei juga salah satu dokter di rumah sakit itu. Tapi si dokter wanita seolah tidak peduli dan mengabaikannya.

"Bukannya mereka dari departemen Psikologi?" tanya salah seorang perawat yang tadi.

"Kamu kenal mereka?" balas perawat yang satunya lagi. Karena Kei masih memeriksa chart pasien, jadi mau tidak mau ia turut mendengarkan pembicaran dua perawat itu.

"Aku tahu salah satu dari dokter magang yang ikut berlari tadi. Dia psikiater!" seru perawat itu mengatakan apa yang ia ketahui.

"Kalau mereka psikiater, terus kenapa mereka malah berjalan ke arah ruang operasi? Apa mungkin ada pasien yang butuh konseling darurat di ruang operasi?" sahut perawat yang satunya lagi dengan nada bingung.

Si perawat yang satunya lagi hanya menggeleng. Di depan mereka, Kei ikut dibuat bingung dengan situasi tersebut.

"Apa mungkin ada hubungannya dengan pemberitahuan yang tadi?" batin Kei penasaran.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY