/0/13837/coverbig.jpg?v=20230812094118)
Bedanya kasta membuat hubungan Luxe dan sekretarisnya (Kiara) terpaksa kandas, dan Kiara pun dipaksa untuk meninggalkan Luxe demi menyelamatkan nyawa sang adik.
Bedanya kasta membuat hubungan Luxe dan sekretarisnya (Kiara) terpaksa kandas, dan Kiara pun dipaksa untuk meninggalkan Luxe demi menyelamatkan nyawa sang adik.
Di perkantoran yang mewah, terlihat beberapa orang tengah melakukan rapat, dipimpin seorang laki-laki tampan dan bertubuh kekar, yang diperkirakan laki-laki itu berusia 28 tahun, dia sedang memimpin rapat sambil menunjukkan beberapa foto dan video.
Dia menjelaskan dengan begitu detail dan rinci, hingga beberapa orang yang ada di ruang rapat itu terlihat mengangguk paham, meskipun sesekali ada juga yang bertanya.
"Okey, cukup sekian dari saya dan kita akhiri rapat kita hari ini," ucap laki-laki itu yang bernama Luxe Matthew. Dia adalah pengusaha ternama di kota J yang terkenal baik dan sangat ramah.
Luxe pun tersenyum saat semua orang bertepuk tangan karena mengagumi kehebatannya dalam memimpin rapat. Selain itu, Luxe selalu tampil sangat memukau. Sehingga banyak karyawan yang sangat mengagumi dirinya, bahkan sebagian dari mereka selalu bermimpi jika suatu saat keajaiban untuk bersama dengan boss tampan itu ada.
"Kalau begitu saya permisi dulu," pamit Luxe, kemudian dia pun keluar diikuti oleh sekretaris dan asisten pribadinya.
Sesampainya di luar ruang rapat, Luxe menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang menatap sang sekretaris yang sejak tadi hanya diam saja. "Kiara, apa kamu sedang tidak enak badan?" tanya Luxe pada sang sekretaris.
Kiara mendongak kemudian menggeleng. "Saya tidak apa-apa, Tuan," jawab Kiara dengan senyum yang dipaksakan.
"Baiklah, jadwal saya setelah ini ke mana?" tanya Luxe kembali. Sementara sang asisten pribadinya hanya diam saja mendengarkan, karena memang yang memegang jadwal Luxe adalah Kiara Yuanita.
Kiara mengangguk kemudian membuka tablet PC yang selalu dia bawa ke mana-mana. "Setelah rapat tadi, jadwal Tuan kosong sampai dua jam ke depan," jelas Kiara.
"Jika begitu, tolong kamu pesankan saya tempat di restauran, saya ingin makan siang dengan seseorang," titah Luxe, Kiara pun kembali mengangguk sebagai jawaban.
Setelah melihat jawaban dari Kiara, Luxe melangkah masuk ke dalam ruangannya, selama menunggu Kiara membuatkan jadwal makan siang untuknya, dia ingin merilekskan pikiran lebih dulu.
"Sabar ya Ra, dia memang seperti itu!" kata asisten pribadi yang sejak tadi hanya diam saja.
Kiara tersenyum. "Tenang saja asisten Yuda, aku sudah terbiasa."
Yuda yang merupakan asisten pribadi dan sepupu Luxe itu pun membalas senyuman Kiara. "Yasudah, aku masuk dulu ya, jangan lupa cari tempat makan yang romantis," kata Yuda.
Kiara terkekeh kecil seraya mengecek beberapa restauran yang biasa dia jadikan tempat makan yang pas untuk bos-nya itu, Kiara mencari tempat makan sambil berjalan menuju mejanya yang berada tak jauh dari ruangan Luxe dan Yuda.
"Apa yang ini saja ya? Ini bagus dan romantis, aku cukup suka dengan tempatnya," gumam Kiara saat melihat restauran mewah berlantai kaca dengan banyaknya ikan di bawah lantai tersebut.
Dia merasa sangat senang jika dia berada di sana, karena Kiara sangat menyukai tempat itu dan dia juga yakin jika Luxe pun akan sangat menyukainya, maka dari itu Kiara langsung memesan tempat dan makanan di restauran mewah tersebut.
Kiara langsung memesan dan dia pun segera mendapat balasan dari restauran tersebut, yang mengatakan jika tempat dan makanan untuknya akan segera disiapkan secepatnya.
Setelah memesan restauran tersebut, Kiara beranjak dari duduknya dan melangkah menuju ke ruangan Luxe.
Kiara mengetuk pintu ruangan Luxe pelan. "Masuk saja!" titah Luxe dari dalam ruangannya.
Mendengar itu, Kiara pun memutar knop pintu ruangan tersebut dan melenggang masuk ke dalam.
"Maaf Tuan, saya sudah pesankan tempat dan makanan di salah satu restauran yang tidak terlalu jauh dari sini," ujar Kiara menjelaskan.
Luxe yang semula tengah fokus dengan ponselnya mengangguk, kemudian beranjak dari duduknya dan menghampiri Kiara.
"Kita berangkat sekarang," ajak Luxe membuat Kiara mengerutkan keningnya.
"Kenapa masih diam saja? ayok berangkat!" tegur Luxe karena Kiara hanya diam mematung di ambang pintu ruangannya.
"Saya diajak, Tuan?" Kiara menunjuk dirinya sendiri.
"Lalu, jika kamu tidak ikut, nanti saya makan sama siapa?" sungut Luxe dengan mata yang melotot.
"Tapi kerjaan saya masih banyak, Tuan," kata Kiara lagi.
Luxe terlihat kesal, dia menghela napas berat. "Ikut saya atau saya pecat kamu!" ancam Luxe.
"B-baik, saya ikut." Akhirnya Kiara mengikuti ajakan dari Luxe. Lalu, mereka berdua pun berjalan beriringan keluar dari kantor tersebut.
Sesampainya di loby kantor, sopir dari Luxe segera membukakan pintu untuk Luxe dan Kiara sambil membungkuk sebagai tanda sopan.
"Joni, saya ingin keluar bersama Kiara. Jadi, kamu tunggu di sini saja! biar saya menyetir sendiri," ujar Luxe pada sang sopir.
"Baik, Tuan," sahut sang sopir, kemudian dia pun memberikan kunci mobil itu pada Luxe.
"Terima kasih," kata Luxe dan masuk ke dalam mobil.
Kiara mengikuti Luxe, dia membuka pintu mobil belakang dan masuk ke dalamnya. Luxe terlihat tidak suka, dia melirik pada Kiara lewat kaca spion yang melihat ke belakang. "Saya bukan sopir kamu!"
Kiara menoleh ke kaca spion dan mata keduanya pun bertemu. "Pindah sekarang!" titah Luxe, dan Kiara pun mau tidak mau kembali menurutinya.
Kiara turun dari dalam mobil, kemudian pindah ke kursi depan. "Seperti ini bukankah lebih baik?" ucap Luxe. Namun, tidak dijawab oleh Kiara.
Lalu, Luxe mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali pria itu terlihat melirik ke arah Kiara yang diam saja sambil menatap keluar jendela. "Ke mana jalannya?" tanya Luxe basa-basi.
"Lurus saja Tuan, nanti jika waktunya berbelok, akan dibimbing oleh GPS yang sudah saya aktifkan," jawab Kiara tanpa menoleh pada Luxe.
Luxe hanya diam saja mendengarkan jawaban Kiara, dia kembali fokus pada jalanan, dengan sesekali melirik pada ponsel yang Kiara letakan di hadapan Luxe.
***
Beberapa belas menit kemudian akhirnya Kiara dan Luxe sampai di tempat yang mereka tuju, Luxe dan Kiara turun bersamaan dari dalam mobil.
Luxe mengamati restoran itu dan mengangguk lantas mengulas senyum tipis, Kiara memang tidak pernah salah dalam memilihkan sesuatu untuknya.
Dia selalu memilih tempat yang pas dan sangat cocok untuk Luxe, tidak heran jika Luxe begitu bergantung padanya.
"Mari Tuan, semuanya sudah disiapkan," kata Kiara dengan sopan seraya mempersilakan Luxe untuk masuk lebih dulu.
Luxe melangkah masuk ke dalam restauran mewah dan sangat modern tersebut. Sementara Kiara menghampiri meja kasir lebih dulu untuk menunjukkan jika dirinya telah memesan tempat.
Melihat itu sang kasir pun meminta karyawannya untuk mengantar Kiara dan Luxe ke tempat yang sudah mereka pesan.
"Ke sini Tuan, Nyonya," kata sang pelayan restauran itu, meminta Luxe dan Kiara mengikuti dirinya.
Mereka berjalan beriringan menuju halaman belakang, hingga tiba di tempat yang dipesan, Luxe mengulas senyum karena di ruangan itu terlihat sangat indah dan sangat menyentuh.
Ini adalah tempat yang cocok untuk sepasang kekasih. "Silakan duduk dulu Tuan, Nyonya, makanannya akan segera tiba," kata pramusaji tersebut kemudian dia pun pergi.
Luxe menarik salah satu kursi, kemudian mendudukkan tubuhnya di kursi tersebut. "Kamu sangat pandai memilih tempat," ujar Luxe memuji kepintaran sang sekretaris.
Kiara tidak menjawab, dia menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Luxe, tak berselang lama makanan yang mereka pesan sudah datang.
"Silakan dinikmati hidangannya Tuan, Nyonya," kata pramusaji yang membawa makanan itu dengan sopan, yang langsung dijawab anggukan oleh Luxe. "Terima kasih," ucap Luxe.
"Sama-sama, kalau begitu saya permisi." Setelah mengatakan itu, pramusaji itu pun bergegas pergi dari sana, karena tempat itu sudah Kiara sewa untuk beberapa jam ke depan.
Luxe tidak langsung menyantap makanan itu, dia terus menatap Kiara tanpa berkedip. Sejak keluar dari ruang rapat tadi, Luxe memperhatikan Kiara yang banyak diam.
"Kamu kenapa?" tanya Luxe.
"Kenapa apanya Tuan?" Bukannya menjawab Kiara malah mengajukan pertanyaan pada Luxe.
"Ayolah Ra, ini bukan di kantor, jangan formal begitu!"
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Tiga tahun yang lalu, Erina melahirkan bayi kembar tiga. Namun hanya satu yang selamat - itulah yang diberitahukan kepadanya. Untuk mewarisi harta warisan ibunya, Erina terpaksa menikah dengan seorang programmer komputer yang miskin namun tampan. Setelah menikah dengan pria misterius ini, ia mulai curiga .... Selama tiga tahun tersebut, dia tidak pernah berhubungan seks dengan pria lain, tetapi dia hamil.... Dia juga menemukan bahwa dia memiliki anak lain yang masih hidup .... Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa suaminya yang "miskin" terlihat seperti konglomerat yang dia lihat di TV?
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
© 2018-now Bakisah
TOP