/0/14156/coverbig.jpg?v=0d6bcf5b3aacc35c4be934b534409f0b)
Takdir mengharuskan seorang gadis bernama Hafsah Laila Azzahra merelakan mimpinya hanya kerena seorang lelaki yang terkenal kasar di kampusnya. Dia -lelaki itu- Praditya Albara Arseano, seorang lelaki bengis dengan kepribadian yang sering mempermainkan para gadis lainnya. Malam itu, malam di mana acara kampus diadakan menjadi acara tragis sekaligus trauma bagi gadis bernama Laila. Ya, tepat malam itu, lelaki yang bernama Bara mencoba melecehkannya dengan merebut paksa kesuciannya yang selama ini ia jaga. Karena tidak ingin melakukan zina, dengan keinginan pasrah, Laila menawarkannya agar menikahi dirinya saja. Kerana sungguh, ia lebih baik merelakan mimpi dan kebahagiaannya dari pada harus merelakan kesuciannya tanpa status pernikahan. Tapi, bagaiman jika jadinya sesuatu yang dipikirkan malah mengungkap rahasia-rahasia yang tidak terduga? Dan... Disitulah takdir mereka bekerja, dengan semesta yang mengambil alih segalanya. Semuanya tertulis apik dalam sebait kalimat "Rahasia"
"A-apa ya-ng k--au lakukan Ba--ra." Dengan susah payah Laila menelan salivanya saat Bara semakin mendekat. Tatapannya menatap tajam dengan seringaian yang tercetak jelas di bibir.
Bara semakin berjalan sembari membuka satu persatu kancing bajunya. Menatap sang wanita yang baru saja ia hempaskan ke atas ranjang.
Dengan kesadaran yang masih ada, Laila turun dari ranjang dan memundurkan langkahnya takut. Ia harus bisa kabur dari sini. Ya, mau bagaimanapun dia harus bisa keluar dari kegilaan seorang Bara.
"Jangan mendekat!" teriak Laila saat Bara mendekatinya dengan kameja yang sudah terlepas dari tubuhnya. Hanya menampilkan kaos polos yang menampakkan tubuh atlesnya.
Tangis Laila pecah dengan tubuh yang masih bergerak mundur. "Bara, aku bilang berhenti di sana!?!"
Laila, si gadis berhijab itu kini tidak bisa kemana-mana lagi saat tangan Bara mengukungnya di sudut tembok dengan sangat kasar.
Laila terus saja memberontak ingin dikeluarkan, matanya semakin merembes jatuh saat tangan kekar itu semakin mencengkram lengannya.
"Jangan berani kamu sentuh saya, brengsek!" teriak Laila marah saat tangan Bara ingin membelai pipinya.
Bara terkekeh mendengar gaya Laila yang mulai kasar padanya. Namun apa masalahnya? Dia malah ingin menyentuh Laila kembali.
"Gue suka sama lo," ucap Bara menatap lekat wajah Laila. "Karena itu ..." Bara menggantung ucapannya. Sedangkan Laila masih menangis dengan tubuh yang gemetar, takut, itulah yang Laila rasakan.
"Gue mau lo jadi milik gue! Paham?!" tegas Bara mencoba kembali menyentuh Laila. Namun dengan sigap Laila langsung menepis tangan kasar Bara.
"Sampai di 7 keabadian pun, aku gak pernah mau sama lelaki brengsek kaya kamu!" Laila mengusap air matanya dengan kasar. Untuk saat ini menangis tidak akan mengubah suasana.
Dengan keberanian penuh dan hati yang terus meminta pertolongan-Nya, Laila mendorong tubuh Bara cukup keras, menjadikan tubuh Bara terdorong ke belakang.
Namun tidak sampai disitu, Bara dengan gesit langsung mencekal kedua tangan Laila dan menjatuhkan kembali tubuhnya di atas ranjang dengan kasar.
"Kau tidak akn bisa lari ke mana-mana, Laila?!"
Laila semakin panik dan takut, tak memperdulikan pakaiannya yang sudah sangat lusuh dengan kerudung yang dikatakan tidak teratur namun masih tertutup. Dia terus menghindar saat Bara semakin gesit ingin mencekal lengannya.
"Sudah cukup permainan ini Laila!" murka Bara dengan sorot mata tajam. Dia berhasil meraih tubuh Laila dan segera menghempaskannya ke atas ranjang.
"Sekarang nikmati syurga dunia bersama," seringainya yang langsung menindih tubuh Laila.
"Lepaskan ... kumohon ..." Berontak Laila dengan tangis yang mulai kembali deras.
"No, no-setelah ini kau akan menjadi milikku!" ujar Bara yang bersiap membuka kerudung Laila. Namun tangannya terhenti saat Laila menahannya langsung.
"Kalau begitu..." Dalam tangisnya, Laila memejamkan matanya terlebih dahulu sebelum menghela nafas panjang dan mengatakan. "Nikahi aku!"
Dengan refleks Bara menghentikan pergerakan tangannya yang ingin melecehkan Laila. Mata Bara melebar mendengar penuturan tersebut. Tangis Laila yang semakin merembes jatuh membuat bibir Bara terkatup rapat-rapat.
"Kumohon nikahi aku terlebih dahulu Bara... a-aku lebih ba-baik mati... daripada harus mengorbankan harga diriku sebagai seorang perempuan. " Isakan Laila semakin parau.
Bara masih menatap intens Laila sebelum ia mulai bangkit dan menjauhkan tubuhnya dari Laila.
Dengan nafas tersengal-sengal karena isakan akhirnya Laila lega saat badan berat itu sudah tidak berada di atas tubuhnya.
Laila menatap langit-langit kamar dengan menahan sakit didada yang begitu menyesakkan. Air matanya terus jatuh tanpa mau dicegah.
"Laila..."
Suara bariton itu membuyarkan lamunan Laila, dengan sigap Laila langsung bangun dan kembali menjauh dari Bara. Dia mundur kembali dengan tubuh gemetar.
"Kumohon..." isak Laila menggeleng takut. Ia menautkan kedua tangannya di depan dada.
"Demi Allah a-aku lebih baik kehilangan mimpi daripada harus kehilangan kesucian disaat statusku masih belum menikah." Ia mengigit bibir bawahnya menahan rasa sesak dan takut. Menunduk dalam-dalam.
Bara menghela nafas dalam-dalam. Menatap Laila dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kalau begitu ..." Bara menggantungkan ucapannya, tangannya mengambil kameja terlebih dahulu dan mulai memakainya kembali.
"Beritahu keluargamu secepatnya dan kita akan menikah!" pungkas Bara mengalihkan tatapannya. "Jika itu tidak terjadi--" tatapannya kini menyorot tajam Laila.
"Bersiaplah dengan kegilaanku nantinya!" tegas Bara.
Bara membuka sebuah laci dan mengambil benda pipih bermerek Apple, menaruhnya di gendang telinga.
"Kamar nomer 505," kata Bara saat telepon tersambung.
"...."
"Ya. Aku tidak ingin menunggu lama!" tukasnya yang langsung mematikan sabungannya secara sepihak.
"Cepat rapikan kembali pakaianmu!"
Dengan cepat Laila mengusap pipinya yang basah dan merapikan pakaiannya yang berantakan.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!"
Pintu langsung terbuka menampilkan seorang wanita yang dibilang cantik dan seksi.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan muda?" ujar wanita itu dengan senyum lebarnya.
"Tolong antarkan gadis ini ke rumahnya," tutur Bara dengan aura dinginnya.
Mata wanita itu melirik sekilas Laila yang hanya termenung, sebelum kemudian ia tersenyum lebar.
"Laksanakan,tuan," ucap wanita itu ramah.
"Ayo!" perintah wanita itu kepada Laila. Ia berbalik dan langsung pergi begitu saja.
Laila, dengan wajah yang sembab menoleh sekilas ke arah Bara yang malah dibalas tatapan datar olehnya. Dengan rasa takut, Laila hanya menunduk dan melangkahkan kakinya dengan perasaan sedikit lega. Setidaknya kesuciannya masih terjaga, tapi tidak dengan mimpinya.
Kinara Ariana. Perawan tua berumur tiga puluh tahun harus terjebak ke dalam masalah hidupnya sendiri. Sang Ibu yang selalu sakit-sakitan harus melakukan pengoperasian secepat mungkin. Namun, dikarenakan dia tidak mempunyai uang membuat Kinara nekad meminjam uang ke atasan tempatnya bekerja. Namun, bagaimana jika niat yang ingin meminjam malah terjebak ke dalam kehidupan seorang CEO perusahaan tersebut? Dan lebih dari itu. Runi, Ibunya Kinara yang sudah di ambang menuju kematian menginginkan putri pertamanya itu untuk menikah. Entah takdir apa yang membawa Kinara, karena tiba-tiba pria yang belum Kinara kenali itu mendadak bersedia untuk menikahi Kinara. Hingga pada akhirnya kehidupan Kinara membawanya pada takdir yang tidak terduga. Sebuah rahasia mengenai masalalu mulai terungkap akan siapa sebenarnya CEO tersebut.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
(Cerita mengandung FULL adegan dewasa tiap Babnya Rated 21++) Bertemu di kapal pesiar membuat dua pasangan muda mudi memiliki ketertarikan satu sama lain. Marc dan Valerie menemukan sosok yang berbeda pada pasangan suami istri yang mereka temui secara tidak sengaja di kapal pesiar. Begitu pula dengan Dylan dan Laura merasakan hal yang sama kepada Marc dan Valerie. Hingga sebuah ide tercetus di pikiran mereka karena rasa penasaran yang begitu besar. “Sayang, hanya satu hari, haruskah kita bertukar pasangan dengan Valerie dan Marc?” ucap Dylan menatap sang istri. Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka? Apakah perselingkuhan ini akan berakhir atau membawa sebuah misteri kehidupan baru bagi kedua pasangan ini...
Tessa Willson dan Leonil Scoth telah menikah hampir dua tahun lamanya. Kesibukan Leo membuat Tessa merasa kesepian. Apa lagi akhir-akhir ini Leo tak pernah membuatnya puas di atas ranjang. Akibatnya Tessa sangat kecewa. Sampai akhirnya Arnold Caldwell datang di kehidupan Tessa dan Leo. Arnold adalah ayah sambung Leo. Arnold datang ke kota New York tadinya untuk urusan bisnis. Namun siapa sangka justru Arnold malah tertarik pada pesona Tessa. Keduanya pun berselingkuh di belakang Leo. Arnold memberikan apa yang tidak Tessa dapatkan dari Leo. Tessa merasakan gairahnya lagi bersama Arnold. Namun di saat Tessa ingin mengakhiri semuanya, dirinya justru malah terjebak dalam permainan licik Arnold. Mampukah Tessa terlepas dari cengkeraman gairah Arnold, dan mempertahankan pernikahannya dengan Leo?
Warning: 18+ (harap bijak memilih bacaan!) Ini kisah tentang wanita berparas cantik namun memiliki nasib yang sangat buruk, namanya Aletta casandra, gadis cantik dengan postur tubuh perfect yang harus rela di jadikan penebus hutang oleh sang Paman, yang merawatnya sedarai kecil. Kehidupan remajanya di renggut paksa, mau tidak mau harus manjadi budak seks seorang lelaki tampan nan kaya yang merupakan seorang pengusaha muda yang di segani dan ternama, bernama Leonardo Pradungganegara. Lelaki keturunan sultan namun memiliki sifat dan hati yang sangat kejam.
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men