/0/14178/coverbig.jpg?v=e6a2a36a6c7ab6a68d4e5b2bdb9b6ca9)
Flasback masa lalu... "Kak, Yah doain adek ya biar jadi anak sholeh dan berbakti pada orang-tua dan sukses." "Iyah adek, ayah sama kakak akan doain kamu biar jadi anak yang sholeh. kamu belajar baik-baik di sana jangan nakal-nakal di sana." "Iyah Ayah." Ucap adek. Setelah itu adek pun berangkat ke pondok dengan naik mobil, ia hanya di antar oleh ayah sehingga ayah tau gimana semangatnya ia menempuh pendidikan di pesantren.
Flasback masa lalu...
"Kak, Yah doain adek ya biar jadi anak sholeh dan berbakti pada orang-tua dan sukses."
"Iyah adek, ayah sama kakak akan doain kamu biar jadi anak yang sholeh. kamu belajar baik-baik di sana jangan nakal-nakal di sana."
"Iyah Ayah." Ucap adek.
Setelah itu adek pun berangkat ke pondok dengan naik mobil, ia hanya di antar oleh ayah sehingga ayah tau gimana semangatnya ia menempuh pendidikan di pesantren.
***
Hai perkenalkan namaku Nadira Aliya Putri. anak pertama dari dua bersaudara. yang sedang menempuh pendidikan pondok pesantren itu adalah adekku bernama Randika Alingga Putra. dia mengambil jurusan otomotif motor ataupun mobil. tekadnya ia belajar sambil sekolah dan mondok di sana. Nadira hanya setuju jika adeknya menyukai tempat itu untuk menempuh pendidikannya.
Setelah 1 bulan Randika pergi dari rumah, untuk menjadi santri yang baik dan sholeh di pondok pesantren, Nadira dan ayahnya hanya tinggal berdua saja. Nadira hanya satu, ia bertekad menjadi pengusahawan, tetapi ia di suruh ayahnya menjadi sarjana. Nadira hanya menuruti kemauan ayahnya. Nadira pun memutuskan mendaftarkan namanya di kampus impiannya, bukan impian ayahnya. mungkin kampus impian ayah selalu nomor 1 baginya, tapi ayah harus tau impian kampus itu juga harus memiliki rata-rata nilai rapot yang bagus. maka dari situlah Nadira menyerah sebelum kejadian gagal ke sekian kalinya. Akhirnya Nadira memutuskan untuk kuliah yang dia impikan selama ini.
"Ayah, Aku di terima di kampus impianku." ketikan Nadira melalui pesan whatsappnya.
Nadira bangga dengan dirinya, seakan dia berhasil menjadi mahasiswi di kampus itu, kampus yang selama ini ia cari. kampus yang benar-benar ia nantikan selama ini. Nadira yakin dirinya akan bisa menjadi mahasiswi di kampus itu.
"Yang semangat ya adek, semoga kedepannya bisa sukses." ketikan Abang keponakanku.
Setelah Nadira keterima di kampus impiannya ia menunggu kapan ia akan keterima interview karena itu bagian dari penerimaan kampus di kampus impiannya.
"Ayah, aku besok ada jadwal untuk interview doain semoga lancar ya." Ucap Nadira sambil senduhin kopi buat ayahnya.
Malamnya Nadira terus-terusan bersyukur banget masih di berikan jalan untuk menempuh pendidikan baru, bukan dari pilihan ayahnya namun pilihan dirinya sendiri. memang benar Nadira sangat menyukai pilihan ayahnya, namun sayangnya dia tetap gagal di UM-PTKIN tapi akhirnya dia mencampai di titik dimana ia bangga dengan usahanya. bukan dia bangga akan kegagalan namun dia berhasil berjuang dan terus menjadi seseorang yang berguna.
Hari mulai pagi...
Seperti biasa Nadira bangun tidur dan beberapa detik menit ia membuka handphonenya sambil membalas pesan dari temannya. setelah ia mengirim pesan ke temannya, ia masih melihat ponsel itu sambil melihat story dari beberapa temannya. sampai-sampai jam 06.00 udah tepat waktu itulah, Nadira bergegas bangun lalu ke kamar mandi untuk membasuh mukanya lalu habis itu Nadira menggosok giginya. setelah Nadira setelah ia memanaskan air untuk ia seduh minum teh ataupun kopi.
"Mau ku masakin apa yah?" Ucapku sambil meletakkan kopi.
"Terserah kamu." Jawab ayahku.
Nadira berfikir mau masak apa hari ini. rasanya memikirkan mau masak apa itu membuatnya sudah mulai bosan dan apalagi itu-itu aja yang ia makan. ia mau yang sangat-sangat sulit dan ia ingin mencoba menu baru. namun sayangnya dia gagal dengan menu baru dan al-hasil dia masak dengan menu yang sama.
Nadira pun seperti biasa membeli Tempe, Bawah merah dan putih, penyedap rasa dan lain-lain. Nadira memang gemar sekali jika ia masuk dapur hampir setahun Nadira menyukai memasak namun ada aja kegagalan dalam setahun itu, tapi tekad Nadira adalah :
"Man jadda wajada."
Artinya: "Barang siapa yang bersungguh-sungguh (dalam melakukan suatu hal), Maka ia pasti akan berhasil."
Dikarena itu lah Nadira selalu berusaha tentang apapun, walau di sisi baiknya di anggap remeh sama orang lain.
Jam 08.30
Waktunya Nadira berangkat menuju ke kampus untuk interview. seperti biasa dia mandi dan mengenakan baju sopan untuk pergi ke kampus. tak lupa ia membaca doa sebelum berangkat ke kampus.
"Ya tuhan lancarkanlah urusanku, semoga aku di terima di kampus pilihanku itu. aku gak mau ngecewain ayah dan ibuku, Aamiin." Doaku sebelum berangkat ke kampus.
Nadira pun membuka pesan apakah teman dari SMA-nya sudah datang apa belum tapi kata teman Nadira dia sedang menuju perjalanan, akhirnya Nadira pun berangkat. sambil menikmati perjalanan Nadira menggerakkan bibir dan bernyanyi lirih, sehingga dia tak sadar sudah beberapa kali ia lewat di lampu merah. Beberapa menit kemudian Nadira sampai di kampus.
"Akhirnya aku sampai juga," Ucapku yang lega sampai di kampus.
Nadira pun menuju ke ruangan Ips-C untuk interview, dan teman dari SMA dia belum datang mungkin perjalanannya macet ataupun hal lain. tapi gak apa-apa yang penting Nadira bertemu dengannya lagi. Setelah semuanya sudah hadir, guru yang mengintrogasiku kemarin ternyata yang menginterview kami semua. Nadira dengan wajah yang gembira karena guru itu sudah tau dengannya gak perlu banyak tanya, tapi yang namanya interview tetap aja di tanya. setelah beberapa menit nama ku di panggil.
"Nadira Aliya Putri." Namaku dipanggil oleh guru.
Nadira pun maju dan duduk di depan guru yang mengitrogasiku.
"Ini yang kemarin ya." Nadira hanya menganggukkan kepalanya.
"Dibawa santai ae ya Nad, Hmm apa alasan kamu buat kampus disini." Tanya guru yang interview.
"Saya pengin bahagiakan orang tua, terus saya yakin bisa banggain orang-tua, orang-lain. kalau saya juga bisa seperti mereka." Jawab Nadira.
"Semangat kamu luar biasa ya nak." Guru pun memberi semangat.
"Terus ada lagi? ouh iya orang tua kerja apa?" Tanya guru.
Setelah beberapa menit di tanya guru yang interview memberi semangat ke 2 kalinya untuk Nadira.
"Kamu yang semangat ya, orang-tua itu gak mungkin bandingin anaknya sama orang lain. kalau kamu ada masalah jangan sering di pendam sendiri."
"Iyah Bu," Ucapku sambil tersenyum.
Akhirnya Nadira pun kembali ke tempat duduk, awalnya Nadira deg-degan jika ia di tanya pasal keluarganya. namun dia seperti masih rahasia tentang semua itu. Akhirnya jam pulang pun tiba. Nadira pun keluar dari kelas Ips-C.
"Akhirnya aku pulang, rasanya capek banget harus pulang ke arah timur terus. semoga aja kalau ada rezeki aku ngekos di deket kampus. Aamiin." Batin Nadira.
Perlahan Nadira mengeluarkan motornya dari parkiran, seperti biasa motor lama itu membuat Nadira merasa kesal, gak melihat kondisi tempat ataupun hal lain. lagi-lagi motor itu gak mau nyala. mau minta tolong juga malu, mau nyalain sendiri takut kakiku kelihatan. tapi apalah buat, Nadira akhirnya melakukannya sendiri tanpa ada yang lihat sama sekali. Akhirnya motor itu pun nyala, dan akhirnya Nadira pergi keluar dari gerbang kampus.
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?
Selama sepuluh tahun, Delia menghujani mantan suaminya dengan pengabdian yang tak tergoyahkan, hanya untuk mengetahui bahwa dia hanyalah lelucon terbesarnya. Merasa terhina tetapi bertekad, dia akhirnya menceraikan pria itu. Tiga bulan kemudian, Delia kembali dengan gaya megah. Dia sekarang adalah CEO tersembunyi dari sebuah merek terkemuka, seorang desainer yang banyak dicari, dan seorang bos pertambangan yang kaya raya, kesuksesannya terungkap saat kembalinya dia dengan penuh kemenangan. Seluruh keluarga mantan suaminya bergegas datang, sangat ingin memohon pengampunan dan kesempatan lagi. Namun Delia, yang sekarang disayangi oleh Caius yang terkenal, memandang mereka dengan sangat meremehkan. "Aku di luar jangkauanmu."
Tessa Willson dan Leonil Scoth telah menikah hampir dua tahun lamanya. Kesibukan Leo membuat Tessa merasa kesepian. Apa lagi akhir-akhir ini Leo tak pernah membuatnya puas di atas ranjang. Akibatnya Tessa sangat kecewa. Sampai akhirnya Arnold Caldwell datang di kehidupan Tessa dan Leo. Arnold adalah ayah sambung Leo. Arnold datang ke kota New York tadinya untuk urusan bisnis. Namun siapa sangka justru Arnold malah tertarik pada pesona Tessa. Keduanya pun berselingkuh di belakang Leo. Arnold memberikan apa yang tidak Tessa dapatkan dari Leo. Tessa merasakan gairahnya lagi bersama Arnold. Namun di saat Tessa ingin mengakhiri semuanya, dirinya justru malah terjebak dalam permainan licik Arnold. Mampukah Tessa terlepas dari cengkeraman gairah Arnold, dan mempertahankan pernikahannya dengan Leo?
Setelah menikahi akhwat cantik yang lama diidam-idamkan, pria milyarder itu merasa sangat bahagia. Mereka menikmati kehidupan rumah tangga yang bahagia, meski baru seminggu. Namun, ada satu hal yang membuat sang istri merasa terganggu. Suaminya mempunyai kebiasaan yang cukup mengkhawatirkan. Hampir setiap saat, suaminya meminta jatah. Sebelum tidur, saat menyiapkan makanan, bahkan saat mereka sedang santai di ruang keluarga. Sang istri merasa kewalahan. Dia tidak pernah menyangka bahwa suaminya begitu rakus akan kepuasan duniawi. Suatu hari, ketika sang istri sedang memasak di dapur, sang suami mendekatinya dan mulai merayunya. "Sayang, ayo kita berduaan sebentar di kamar," bisik suaminya, sambil mencium leher istri. Dengan wajah merah padam, sang istri mencoba menolak. "Aku sedang memasak, nanti saja ya, Sayang," ujarnya lembut. Namun, suaminya tidak terima penolakan. Dia semakin mendesak, bahkan mulai meraba tubuh sang istri. "Aku tidak bisa menahan nafsu ini, Sayang," desahnya. Akhirnya, sang istri menyerah pada desakan suaminya. Mereka pun bergegas ke kamar untuk melampiaskan hasrat mereka. Sang istri merasa kewalahan menghadapi keperkasaan suaminya yang mencapai 27cm. Dia merasa tubuhnya terlalu lemah untuk mengimbangi nafsu suaminya yang tidak pernah habis. Setelah berhubungan intim, sang istri terkapar lemas di tempat tidur, sementara suaminya bangkit dengan senyum puas