/0/20891/coverbig.jpg?v=a40ab2ceb5f376f963f303e3f8eb8aa9)
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
"Aku sudah mengajukan gugatan cerai. 60 miliar seharusnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu," ucap Kristian Sulistio sambil menyodorkan surat cerai ke hadapan Arini Khansa dengan tidak sabar.
Wajah Arini membeku sesaat. Kukunya yang menancap di telapak tangan terasa begitu menyakitkan saat dia berjuang untuk tetap tenang. Dengan suara nyaris berbisik, dia berkata, "Hari ini ulang tahun pernikahan kita yang ketiga. Tidak bisakah kita menghabiskan makanan ini bersama-sama?"
Aroma minyak goreng dan asap melekat pada tubuhnya. Rambutnya ditarik ke belakang dengan jepit hitam sederhana. Beberapa helai rambut terurai membingkai wajahnya, membuatnya tampak rapi tetapi polos.
Hari ini seharusnya menjadi hari yang spesial. Dia telah menghabiskan waktu berjam-jam menyiapkan meja penuh berisi hidangan kesukaan Kristian demi merayakan ulang tahun pernikahan mereka.
Alih-alih berterima kasih, Kristian menyodorkan surat perjanjian perceraian padanya.
Kristian mendengus dingin dan berkata, "Bahkan setelah kita menghabiskan makanan ini bersama-sama, aku tidak akan pernah mencintaimu. Lagi pula, Melani sudah pulang. Dia sangat bangga dan tidak akan tinggal diam dengan semua situasi ini." Ketika menyebut nama Melani Julham, ekspresi Kristian melembut sejenak, sebuah kehangatan yang tidak pernah dia tujukan pada Arini, tidak peduli seberapa keras wanita itu berusaha. Arini telah mengorbankan segalanya demi melayani Kristian dan mertuanya selama bertahun-tahun, tetapi tidak satu pun yang membuatnya mendapatkan lebih dari sekadar lirikan sekilas.
Melani adalah orang yang selalu berada di hati Kristian. Akan tetapi, wanita itu telah memutuskan pertunangan mereka dan meninggalkannya ke luar negeri tiga tahun yang lalu.
Namun sekarang, hanya dengan sepatah kata dari Melani, Kristian dengan mudah menerima kepulangannya dan memilih menceraikan Arini tanpa berpikir dua kali.
Arini mencengkeram tepi meja, seolah-olah berusaha menopang diri dalam menghadapi embusan angin yang tiba-tiba. "Apa kakekmu mengetahui hal ini?"
Kristian tertawa dan berkata dengan nada mengejek, "Jangan berpikir kamu bisa bersembunyi di belakang Kakek. Beliau sedang dirawat di rumah sakit dan tidak dapat diganggu. Orang tuaku menyetujui perceraian itu. Faktanya, Melani baru saja bertemu dengan mereka hari ini."
Hati Arini tenggelam, hawa dingin merambati nadinya.
Sebelumnya, dia adalah seorang ahli parfum jenius, peretas ternama, dan perancang senjata canggih sampai para pemimpin dunia pun mencarinya.
Selama tiga tahun terakhir, dia mengubur semua identitasnya dan berperan menjadi ibu rumah tangga yang sempurna. Baru-baru ini, dia berhasil mendapatkan kesempatan langka dengan Weco, jaringan intelijen yang paling misterius, dengan harapan dapat membantu Keluarga Sulistio meraih kesepakatan penting. Kesempatan seperti ini hampir mustahil untuk diraih.
Namun sekarang, semuanya tampak seperti lelucon yang kejam.
"Jadi, Melani sedang berada di rumah orang tuamu?" tanya Arini dengan suara lirih.
"Tentu saja." Seolah-olah memikirkan Melani membuat segalanya lebih cerah, Kristian tersenyum lembut dan berkata, "Mereka baru saja makan malam. Melani selalu akur dengan orang tuaku. Mereka terus memujinya sepanjang malam dengan mengatakan betapa perhatian dan pengertiannya dia."
"Kalian semua sudah tahu dia akan pulang, tapi tidak memberitahuku," gumam Arini dengan nada tidak percaya. Merasa dikhianati, hatinya terasa pedih dan air mata mulai membasahi matanya.
Penuh perhatian dan pengertian. Kata-kata ini terdengar sungguh ironis.
Orang tua Kristian juga sering berkomentar serupa tentangnya.
Kristian berkata dengan tidak sabar, "Itu tidak disengaja. Kepala pelayan lupa memberitahumu. Jangan sengaja menciptakan drama."
Kristian melirik ke arah wanita yang membosankan di hadapannya dan raut wajahnya berubah menjadi jijik.
Sejujurnya, Arini memiliki wajah yang cantik, terutama matanya yang cerah dan jernih. Selain itu, kulitnya halus dan cerah. Namun, semua itu tidak penting. Dia terlalu membosankan. Dia memang seorang ibu rumah tangga sejati, tetapi tinggal bersamanya terasa begitu menyesakkan.
Arini menyetrika pakaian dan menyiapkan makanan dengan cermat setiap hari. Rutinitasnya begitu mudah ditebak sehingga Kristian tidak pernah bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan wanita itu. Dia adalah gambaran seorang ibu rumah tangga yang sempurna. Dia sangat berbakti dan sepenuhnya mengabdikan diri untuk tinggal di rumah. Namun, Kristian sudah sangat lelah dengan ini.
"Entah kamu bersedia menandatanganinya atau tidak, kamu harus angkat kaki dari sini malam ini." Menyadari betapa kasar ucapannya, Kristian merasa ragu sejenak sebelum melanjutkan, "Kamu bisa pindah ke Vila Laut Biru. Ambil saja vila itu, itu milikmu."
Kristian telah menyelidiki latar belakang Arini. Wanita itu lahir di pedesaan, putus sekolah, dan belum pernah pergi ke luar negeri.
Jika bukan karena kenyataan bahwa Arini telah menyelamatkan nyawa kakek Kristian, wanita itu tidak akan pernah menikah dengannya. Oleh karena itu, dia berpikir memberikan sebuah vila sebagai kompensasi sudah lebih dari cukup untuk seorang gadis miskin dari pedesaan yang miskin seperti Arini.
Namun, Arini sama sekali tidak menunjukkan rasa bersyukur. Sebaliknya, dia memberi Kristian senyuman yang tipis dan dingin.
"Jadi, dia akan pindah sekarang?"
Arini tidak peduli dengan vila atau uang sebesar 60 miliar yang ditawarkan Kristian. Dia bisa menghasilkan lebih banyak uang sebagai peretas tingkat atas.
Yang menyakitkan adalah dirinya dibuang begitu saja setelah tiga tahun mengabdi pada Kristian.
Kristian menghela napas dan berkata, "Kamar di lantai dua selalu miliknya. Melani baru saja pulang dan tidak memiliki tempat tinggal, jadi aku menawarinya untuk tinggal di sini. Jika kamu masih di sini, dia akan merasa tidak nyaman."
Melihat Arini diam saja, Kristian merasa jengkel karena mengira wanita itu tidak senang dengan kesepakatan ini. Dia pun menjadi semakin tidak sabar.
"Jangan serakah. Kamu harus sadar diri."
Kristian melirik arlojinya seolah-olah sedang menghitung waktu sebelum berkata, "Karena aku tidak ingin menandatangani dan terus menggangguku, aku tidak keberatan membiarkan pengacara ...."
Sebelum Kristian dapat menyelesaikan kalimatnya, Arini memotong dengan suara yang dipenuhi dengan rasa jijik, "Tidak perlu."
Pikirannya melayang ke momen ketika dia masih kecil, di mana dia dibutakan dan dirinya berada dalam bahaya besar. Seorang anak laki-laki menggendongnya di punggung selama tiga hari tiga malam dan menyelamatkan hidupnya.
Anak laki-laki itu mengatakan bahwa namanya adalah Kristian Sulistio.
Sekarang, tiga tahun setelah mereka menikah, anak laki-laki yang sama mengusirnya dengan paksa.
Ternyata waktu sanggup mengubah seseorang menjadi asing.
Mengingat kembali momen itu, Arini mengambil pulpen dan menandatangani surat perjanjian perceraian, lalu menatap Kristian dengan tajam dan tanpa ekspresi sambil berkata, "Aku akan pergi. Mulai sekarang, kita tidak berutang apa pun satu sama lain."
Kristian menghela napas lega dan berkata, "Bagus."
Seolah diberi aba-aba, kepala pelayan, Kartina Turyana, muncul di puncak tangga. Dia tengah berjuang membawa sebuah koper. "Tuan, orang tua Anda menelepon dan mengatakan bahwa Nona Arini harus segera pergi, jadi saya mengemasi barang-barangnya ... oh, tidak!"
Sebelum bisa menyelesaikan ucapannya, dia berpura-pura pergelangan kakinya terkilir dan menjerit dramatis, sehingga koper di tangannya, yang berisi barang-barang Arini, terjatuh dari tangga dan isinya tumpah ke mana-mana.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.