Ahsan menanggapi hal tersebut dengan senyuman, di dalam hati bergumam," kenapa Arsha seperti itu padaku ya? sepertinya dia suka padaku. Wah aku nggak akan menolak karena Arsha tidak kalah cantik dengan Celina. Hanya saja Arsha berkulit kuning langsat sedangkan Celina berkulit putih."
Celina sama sekali tidak mengetahui jika Ahsan dan Arsha terus saja saling berpandangan satu sama lain. Dengan berani Arsha memberikan kode pada Ahsan untuk menelponnya. Ahsan memberi kode dengan senyuman khasnya seraya mengacungkan ibu jarinya.
Untuk melancarkan aksinya, Arsha minta izin pada Celina untuk menginap beberapa hari di rumah tersebut dengan alasan ia masih kangen padanya. Celina sama sekali tidak menaruh curiga pada Arsha, hingga ia mengizinkan Arsha menginap.
"Aku malah senang kalau kamu menginap disini, sering-sering saja Arsha. Aku yakin Mas Ahsan juga tidak melarangmu, iya kan mas?"
Celina menatap ke arah Ahsan seolah meminta persetujuan.
Ahsan mengulas senyum manisnya. Dalam hati sangat senang," dengan begini aku akan bisa mudah untuk pendekatan dengan Arsha. Lumayan kan, bisa untuk selingan karena aku sedang bosen dengan Celina."
Waktu berjalan begitu cepatnya, sudah satu bulan Arsha bolak balik menginap di rumah mewah milik Ahsan. Dan bahkan tanpa sepengetahuan Celina, Ahsan sudah menjalin kasih dengan Arsha.
Arsha sangat senang karena usahanya mulai membuahkan hasil. Ahsan menyambut dengan baik rasa cintanya. Bahkan tanpa sepengetahuan Celina, mereka kerap kali berkencan, apalagi Celina tidak mempunyai kegiatan, ia hanya berdiam diri di rumah.
Pada saat Celina mulai bosan di rumah saja tanpa melakukan aktifitas, Ia memutuskan untuk sejenak duduk bersantai di teras halaman rumah.
"Jika saja aku di izinkan bekerja, aku tidak akan merasa kesepian, bosen seperti ini. Sayang sekali, Mas Ahsan melarangku bekerja. Padahal menurutku hanya saat ini kesempatanku untuk bisa bekerja. Jika aku sudah punya anak, psri tidak bisa bekerja bahkan seluruh waktuku hanya dihabiskan untuk sang anak," gumam Celina dalam hati.
Pada saat Celina duduk melamun di teras halaman, ponsel bergetar dan ia membuka ponsel untuk melihat siapa yang telah mengirimkan pesan.
Matanya membola pada saat ia melihat sebuah video Ahsan dan Arsha sedang bercumbu berciuman mesra di sebuah danau. Tempat dimana dulu Ahsan dan Celina sering memadu kasih.
"Siapa yang telah mengirimkan video ini, karena tidak ada namanya di kontak ponselku," gumamnya seraya mengetik sesuatu dan mengirimkan ketikkan tersebut ke nomor ponsel yang baru saja mengirimkan video tersebut.
[Siapa kamu, apa maksudmu mengirimkan video seperti ini? kamu pikir aku percaya begitu saja dengan tipu dayamu yang telah merekayasa video itu?]
Seseorang yang baru saja mengirimkan video tersebut membaca pesan chat yang telah dikirim oleh Celina. Ia tidak tinggal diam, langsung saja membalasnya chat pesan Celina.
[Aku seseorang yang selama ini bukan hanya mengagumimu tapi juga mencintaimu dengan tulus. Kamu tidak perlu mengetahui siapa aku. Cepatlah kamu lihat sendiri suamimu tercinta dan sahabat baikmu. Mereka masih ada di danau tempat dimana dulu kamu pacaran bersama Ahsan. Sebentar lagi mereka pasti akan check in hotel.]