/0/14465/coverbig.jpg?v=20230911013038)
Aku berdandan secantik mungkin. Kutanggalkan dasterku yang lusuh dan kurias wajahku dengan sangat indah, semata untuk membalaskan dendam. Mata dibalas mata. Kau rebut suamiku, maka akan kurebut juga suamimu.
Aku berdandan secantik mungkin. Kutanggalkan dasterku yang lusuh dan kurias wajahku dengan sangat indah, semata untuk membalaskan dendam. Mata dibalas mata. Kau rebut suamiku, maka akan kurebut juga suamimu.
"Aku melihat suami kamu di bar sama perempuan."
Suara serupa desisan itu membuat Nayna terpaku, tangannya yang sedang melipat pakaian membeku. Jantungnya mulai berdebar lebih cepat. Telepon dari Vina, sahabatnya membuat aliran darah Nayna berdesir hebat.
"Wah gila! Mereka sampai cipok-cipokan! Pangku-pangkuan dan mesra-mesraan di depan meja bartender. KURANG AJAR SI BAGUS! CEPETAN KE SINI, NAY!!"
Suara kemarahan Vina dilaterbelakangi dengan dentum musik dan suara hilir mudik orang-orang yang sedang meneriakkan betapa serunya suasana bar itu.
Kaki Nayna gemetar tak tertahankan. Dadanya seolah tertusuk sesuatu sampai terasa sesak dan begitu perih. Kabar itu begitu mengejutkan seperti disambar petir di siang bolong.
Kepala Nayna pusing. Perutnya tergulung-gulung dan ia ingin muntah sekarang juga. Ia berharap Vina cuma salah lihat atau sedang iseng mengerjainya.
Sebab baru satu jam yang lalu Mas Bagus, suaminya meminta izin untuk menghadiri acara perjamuan teman kantornya yang katanya baru pindah rumah. Acara makan kecil-kecilan yang cuma dihadiri oleh rekan-rekan sekantor.
Lalu bagaimana bisa dia berada di bar dengan perempuan lain?
Vina pasti salah lihat! Mungkin Vina sedang mabuk dan seenaknya melihat pria lain sebagai Mas Bagus.
Nayna mati-matian menyangkal, tapi air matanya malah luruh menuruni pipinya tanpa ia sangka-sangka. Ia tak perlu datang ke bar yang disebutkan Vina, ia tak ingin ke sana.
Namun, kakinya bergerak begitu saja. Dengan daster lusuh dan sandal jepit kotor yang sudah hampir putus, perempuan berumur 25 tahun itu keluar rumah dan meninggalkan tumpukan pakaiannya yang mesti diseterika dan dilipat.
Ia segera berhambur ke pangkalan ojek dan memanggil dengan terburu-buru. Wajahnya masih dipenuhi air mata dan sepanjang perjalanan dadanya begitu sakit sampai ia kesulitan bernapas.
'Kumohon ... semoga itu bukan kamu, Mas.'
Meski begitu, firasatnya mengatakan hal yang sebaliknya. Meski ia tak pernah menemukan tanda-tanda perselingkuhan Mas Bagus, tapi setitik keraguan melekat erat di hatinya.
Sang pengendara ojek melirik sesekali lewat kaca spion, ingin bertanya namun sungkan. Suasana hati Nayna, istri Bagus ini tampaknya sedang tidak baik.
"Di sini tempatnya?" tanya Bang Jali ketika alamat yang diberikan Nayna ternyata adalah sebuah bar modern yang biasanya hanya dikunjungi oleh kalangan kelas elit.
Nayna tak menjawab. Ia turun tanpa suara dan mengulurkan selembar uang sepuluh ribu dan lima ribu. Bang Jali menerima dengan canggung. Mau apa si kembang desa ini ke bar sambil menangis pilu begitu?
Bang Jali tentulah sangat penasaran. Dengan daster yang warnanya sudah luntur dan muka kusut yang masih terlihat cantik itu, tentu Nayna tidak datang untuk berjoget-joget dan mabok.
Sebelum menikah dengan Bagus lima tahun yang lalu, Nayna adalah kembang desa yang diincar oleh para pemuda maupun tua-tua keladi. Kulitnya putih bening, mulus dan badannya ramping tapi tidak kurus-kurus amat.
Namun, setelah menikah dengan Bagus, dia menjadi sangat kusam dan lusuh. Pakaian sehari-harinya cuma daster pudar yang diberikan oleh mertuanya. Tak pernah lagi ia memakai baju-baju cantik dan senada yang dulu sering dipakainya.
Katanya, semua bajunya sudah dijual untuk mencukupi kebutuhan sehari-sehari bersama suaminya, padahal dia punya warisan dari ayahnya yang meninggal tiga tahun yang lalu, tapi penampilannya masih begitu-begitu saja.
Wajahnya yang dulu cerah dan dipolesi riasan kini terlihat kusam dengan bintik-bintik hitam bekas jerawat. Berminyak dan seperti tidak dicuci selama berhari-hari.
Kuliahnya pun yang sudah sampai semester empat harus ia hentikan karena Bagus tidak mampu membiayai pendidikannya dan ia mesti fokus mengurus rumah tangga.
Aduh, sayang sekali.
Bang Jali, pengendara ojek berumur empat puluhan itu merasa kasihan sekaligus sayang. Padahal Nayna punya potensi besar untuk hidup lebih baik dari hidupnya sekarang.
Nayna meninggalkan Bang Jali dengan tatapan kasihannya dan menghampiri penjaga bar yang berdiri tegak di depan pintu masuk bar dengan postur yang tegap dan gestur yang kaku.
Saat melihat Nayna hendak masuk, tangan salah satu penjaga terbentang ke depan dadanya, menahan Nayna untuk masuk. Dia memandang Nayna tajam dan berkata lewat sorot matanya, 'Kamu tidak pantas ada di sini'
Nayna tentu tahu tak ada orang berdaster lusuh dan bersendal jepit di dalam sana seperti dirinya, tapi ia tetap ingin masuk dan memastikan jika orang yang dilihat Vina bukanlah Mas Bagus.
"Maaf, Bu. Ini bukan pasar." Terang-terangan penjaga itu menilai penampilan Nayna dari ujung kaki sampai kepala.
Nayna menghapus air mata yang menghalangi pandangannya. Dengan panik ia menelepon Vina, untunglah pada bunyi ketiga, telepon itu akhirnya tersambung.
"Halo, Vin ... kamu di mana?" Suara Nayna terasa tercekat ditenggorokan, serak dan parau.
"Eh, Nay! Aku ada di hotel ngikutin mereka."
Kali ini jantung Nayna sekejap berhenti berdetak. Aliran darahnya berdesir hebat dan pandangannya kembali memburam karena genangan air mata yang siap jatuh.
Suara Vina tidak lagi dilatarbelakangi dengan dentuman musik yang menghentak-hentak dan suara jeritan gila orang-orang.
"Di-di hotel mana?"
"Sebentar, aku kirim WA aja ya, mereka lagi check in." Vina berbisik-bisik. "Aku kirimin foto mereka juga."
Vina memutuskan telepon dan dalam sekejap pesannya sudah masuk. Dia menuliskan alamat hotel bintang lima dan menyertakan foto seorang laki-laki yang sedang mengamit pinggang perempuan tinggi bergaun seksi.
Nayna terperanjat. Foto itu diambil dari belakang sehingga wajah dua orang itu tidak terlihat. Tapi Nayna ingat betul kemeja berwarna nude yang dipakai Mas Bagus saat meninggalkan rumah.
Bukan main panasnya hati Nayna. Ia menutup mulut dengan telapak tangan, menahan isak tangisnya yang mendesak keluar. Air matan kembali luruh dan napasnya menjadi tidak beraturan.
Lagi-lagi Nayna menaruh harapan bahwa kemeja nude milik Mas Bagas tidak hanya satu di dunia ini. Punggung dan potongan rambut belakangnya memang mirip, tapi mungkin saja itu adalah orang lain.
Nayna keluar dari area bar dan menunggu ojek, karena uangnya tak cukup untuk menaiki taksi yang berjejeran di depan sana.
Butuh waktu tiga puluh menit sampai ojek ia dapatkan. Segera Nayna menyebutkan alamat hotel dan menyuruh sang pengendara ojek berjaket merah itu untuk ngebut.
Hotel yang disebutkan Vina tidak terlalu jauh dari bar. Hanya butuh lima belas menit untuk Nayna sampai dan buru-buru menghambur masuk ke hotel saat dilihatnya Vina berdiri di lobi sambil melambai panik padanya.
"Aduh, lama banget kamu! Mereka udah masuk kamar setengah jam yang lalu. Aku tahu nomor kamarnya. Ayo!"
Cerita rumah tangga dan segala konflik yang terjadi yang akhirnya membuat kerumitan hubungan antara suami dan istri
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
BACAAN KHUSUS DEWASA Siapapun tidak akan pernah tahu, apa sesungguhnya yang dipikirkan oleh seseorang tentang sensasi nikmatnya bercinta. Sama seperti Andre dan Nadia istrinya. Banyak yang tidak tahu dan tidak menyadari. Atau memang sengaja tidak pernah mau tahu dan tidak pernah mencari tahu tentang sensasi bercinta dirinya sendiri. Seseorang bukan tidak punya fantasi dan sensasi bercinta. Bahkan yang paling liar sekalipun. Namun norma, aturan dan tata susila yang berlaku di sekitranya dan sudah tertanam sejak lama, telah mengkungkungnya. Padahal sesungguhnya imajinasi bisa tanpa batas. Siapapun bisa menjadi orang lain dan menyembunyikan segala imajinasi dan sensasinya di balik aturan itu. Namun ketika kesempatan untuk mengeksplornya tiba, maka di sana akan terlihat apa sesungguhnya sensasi yang didambanya. Kisah ini akan menceritakan betapa banyak orang-orang yang telah berhasil membebaskan dirinya dari kungkungan dogma yang mengikat dan membatasi ruang imajinasi itu dengan tetap berpegang pada batasan-batasan susila
Rumor menyatakan bahwa Fernanda, yang baru kembali ke keluarganya, tidak lebih dari orang kampung yang kasar. Fernanda hanya melontarkan seringai santai dan meremehkan sebagai tanggapan. Rumor lain menyebutkan bahwa Cristian yang biasanya rasional telah kehilangan akal sehatnya dan jatuh cinta pada Fernanda. Hal ini membuatnya jengkel. Dia bisa menolerir gosip tentang dirinya sendiri, tetapi fitnah terhadap kekasihnya sudah melewati batas! Lambat laun, ketika berbagai identitas Fernanda sebagai seorang desainer terkenal, seorang gamer yang cerdas, seorang pelukis terkenal, dan seorang raja bisnis yang sukses terungkap, semua orang menyadari bahwa merekalah yang telah dibodohi.
Haris dan Lidya sedang berada di ranjang tempat mereka akan menghabiskan sisa malam ini. Tubuh mereka sudah telanjang, tak berbalut apapun. Lidya berbaring pasrah dengan kedua kaki terbuka lebar. Kepala Haris berada disana, sedang dengan rakusnya menciumi dan menjilati selangkangan Lidya, yang bibir vaginanya kini sudah sangat becek. Lidah Haris terus menyapu bibir itu, dan sesekali menyentil biji kecil yang membuat Lidya menggelinjang tak karuan. “Sayaaang, aku keluar laghiiii…” Tubuh Lidya mengejang hebat, orgasme kedua yang dia dapatkan dari mulut Haris malam ini. Tubuhnya langsung melemas, tapi bibirnya tersenyum, tanda senang dan puas dengan apa yang dilakukan Haris. Harispun tersenyum, berhasil memuaskan teman tapi mesumnya itu. “Lanjut yank?”
"Bagaimana mungkin seorang dokter spesialis kesuburan justru mandul?!" Felicia Hera adalah seorang dokter yang sudah berhenti bekerja semenjak menikah dan fokus mengabdi kepada suaminya. Namun, Felicia tidak kunjung dapat memberikan anak hingga suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Dia bahkan menceraikan Felicia. Pada saat yang sama, Felicia kembali meniti karir kedokterannya dan pasien pertamanya justru mengajak Felicia untuk berhubungan demi membuktikan kesuburan Felicia. Hingga tepat setelah melakukannya, Felicia menghilang. Lima tahun kemudian, Felicia kembali ke tanah air membawa seorang anak perempuan yang cantik jelita. Hingga masalah datang saat ternyata direktur di rumah sakit barunya adalah ayah dari anaknya! Bagaimana Felicia menyembunyikan identitasnya? Tahukah dia, bahwa pria dingin itu telah memburu Felicia selama lima tahun terakhir?
© 2018-now Bakisah
TOP