Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / PINANGAN JUTAWAN BERKEDOK SENIMAN
PINANGAN JUTAWAN BERKEDOK SENIMAN

PINANGAN JUTAWAN BERKEDOK SENIMAN

5.0
42 Bab
16.6K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Papa membatalkan pernikahanku dengan Ishak. Kemudian aku dinikahkan paksa dengan Lois, lelaki TIDAK tampan dengan profesi pas-pasan sebagai seniman recehan. "Bodohnya kamu, Lilyah! Menyelingkuhi kekasih berpangkat manajer pemasaran lalu menikah dengan seniman jalanan! Emang dia bisa ngasih kamu makan?!"

Bab 1 Terungkapnya Foto Bercintaku

[Pesan dari Mama : Buruan pulang, Lilyah! Calon mertuamu marah-marah di rumah!]

Ya Tuhan? Apa ada ini? Firasatku berkata bahwa ada sesuatu yang tidak mengenakkan hingga mereka datang tanpa memberitahu lebih dulu.

"Malam, Om, Tante," sapaku sopan begitu tiba di rumah.

Mereka tidak menjawab salamku, lalu membuang muka dengan bibir mengerucut. Papa pun melakukan hal yang sama sambil bersedekap. Mengapa mereka begini?

Lalu Mama kembali menarik tanganku agar duduk di dekat Papa. Kemudian beberapa lembar foto dilempar ke wajahku secara bersamaan.

"Kasih kami jawaban atas perbuatan binalmu itu, Lilyah!" bentak Papa dengan suara lantang.

Mataku menatap tiga foto yang tergeletak tepat di bawah kaki. Sebuah foto yang menunjukkan bahwa aku sedang tidak memakai busana di atas ranjang dengan gaya menjijikkan.

Kejadian menjijikkan yang terjadi satu bulan yang lalu namun sayangnya aku tidak bisa mengingat dengan baik apa yang telah terjadi. Hanya beberapa ingatan samar-samar yang selama ini kusembunyikan rapat-rapat. Tetapi hari ini, kenangan ini terabadikan dalam jepretan foto yang dikirim ke rumah.

Foto itu menunjukkan punggung tubuh si lelaki berkulit putih mulus dengan aku berada dibawah kendali lalu membuka kedua paha lebar-lebar.

"Lilyah! Jawab! Apa benar perempuan di foto itu kamu?!" Papa kembali membentakku

Rasanya lidahku kelu untuk mengakui segalanya. Belum lagi tatapan jijik kedua calon mertuaku yang seakan-akan memandang rendah diri ini.

Kini, aku tidak bisa mengelak lagi. Tapi aku juga tidak ingin nasib tanggal pernikahanku dengan Ishak harus diakhiri.

"Ma, Pa, Om, Tante, aku bisa jelasin ini semua. Tolong kalian jangan marah dulu," aku berusaha menenangkan.

"Dijelaskan apa lagi, Ly?! Jangan bilang itu editan orang iseng?!" calon ibu mertua berucap marah.

Wanita yang selama ini kukenal begitu baik dan lembut, berubah begitu garang bak induk betina yang siap mematuk siapa saja yang mengganggu anaknya.

"Kamu mencoreng nama baik keluarga dengan melakukan hubungan terlarang bersama pria lain dibelakang Ishak! Dimana otakmu, Ly?!"

Lalu Papa mendorong kepalaku hingga terhuyung ke punggung sofa.

"Pa, tenang! Tenang!" Mama menahan Papa yang akan kembali menyerangku.

"Tenang katamu?! Aku nggak pernah ngasih didikan kurang ajar kayak wanita murahan! Wajah cantiknya itu ternyata neraka dunia paling nyata!"

Kesalahpahaman ini sepertinya harus segera diluruskan dan aku tidak boleh tinggal diam.

"Dengerin penjelasanku dulu, Pa! Bahwa aku dijebak! Demi Tuhan, aku nggak pernah punya niatan mengkhianati Ishak! Dia lelaki idaman dan aku sangat mencintainya!"

"Ini murni karena kecelakaan! Aku dibawah kontrol bawah sadar! Aku memohon ampun pada Tuhan agar aib ini tidak membuat pernikahan impianku dengan Ishak harus berakhir!"

Aku berdiri kemudian bersimpuh di hadapan calon ibu mertua yang memasang wajah jijik.

"Tante, Om, tolong, maafin aku. Demi Tuhan, ini murni bukan kesalahan yang disengaja," ucapku dengan tangis yang tak terbendung.

"Sekarang kamu bilang itu kesalahan yang nggak disengaja karena kamu mau dapat enaknya aja! Bisa tidur sama yang lain tapi tetep pengen nikah sama Ishak! Kamu benar-benar nggak punya hati nurani, Ly!"

"Aku bisa buktiin kalau dijebak, Tan. Sumpah demi Tuhan! Aku nggak mungkin mengkhianati Ishak dengan lelaki lain. Aku sangat mencintai Ishak. Tolong jangan batalkan penikahan kami."

Saat ini yang terpenting adalah memohon pada kedua orang tua Ishak agar tidak membatalkan pernikahan kami. Pikirku, nanti bisa kucari kebenarannya seiring berjalannya waktu.

"Kamu pikir kami ini orang tua yang nggak bisa bedain mana perempuan baik-baik dan mana perempuan nakal, heh?! Minggir! Jangan sentuh tanganku! Najis!"

"Demi Tuhan, Tante. Aku dijebak. Aku janji akan buktikan semuanya. Tapi jangan pisahin aku dari Ishak."

"Tanpa aku minta pun, Ishak pasti bisa mikir buat apa nerusin hubungan sama perempuan nggak bermartabat kayak kamu!”

Beragam bujuk rayu kulontarkan pada mereka agar memberi maaf dan tidak membatalkan rencana pernikahanku dengan Ishak. Hingga calon ayah mertuaku membuka suara.

"Kalau maaf yang kamu butuhkan, kami akan memaafkan kamu, Ly."

Hatiku berbungah mendengar pengampunan yang diberikan calon papa mertua. Hingga senyum kelegaan terbit dari bibirku.

"Apa itu artinya pernikahanku dengan Ishak tetap berlanjut, Om?"

"Perempuan nggak punya malu kamu, Ly! Udah kotor, masih juga ngotot pengen dinikahi Ishak! Anakku itu lelaki bermartabat! Cocoknya sama perempuan baik-baik yang nggak mudah main gila kayak kamu!" bentakan calon ibu mertua menggema di dalam ruang tamu rumah keluarga dengan telunjuk mengarah padaku.

Wajahnya menyiratkan kemarahan yang tak termaafkan hingga kedua bola matanya membulat sempurna dengan alis terangkat tinggi.

Ya, ibu mana yang mengizinkan anak lelakinya menikahi perempuan ternoda sepertiku? Meski pada kenyataannya aku adalah korban. Siapapun orang tua, pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Apapun itu persoalannya.

"Tapi Tante, aku berani bersumpah kalau aku dijebak! Aku berusaha mengingat semuanya dan mencari tahu siapa lelaki itu. Tapi aku nggak ingat apapun."

"Wajar kamu nggak ingat! Karena saking enaknya. Ya 'kan?!" ucapnya sinis.

"Sumpah demi Tuhan, Tante. Aku nggak bohong!"

Calon ibu mertua mengangkat fotoku tinggi-tinggi, "Lalu foto ini apa?! Ini bukti nyata atas perbuatan binal kamu, Ly! Masih mau ngelak lagi?! Dasar murahan! Sikapmu kelihatan lemah lembut tapi urakan!”

Kemudian beliau melempar foto itu ke wajahku. Membuat harga diri ini tertampar sekeras-kerasnya meski aku sudah berkata jujur dan mengakui kesalahan.

Aku tidak melawan dan hanya bisa menangisi takdir hidup ini. Foto ini adalah bukti nyata pergumulanku dengan seorang lelaki

asing beberapa waktu lalu saat mengantar Vela, adikku, menghadiri undangan pesta ulang tahun sahabatnya. Dibawah kendali minuman bercampur sesuatu, pagi harinya aku terbangun dengan kondisi tanpa busana. Sendirian di sebuah kamar apartemen.

"Lilyah, sebagai perwakilan dari keluarga Ishak, Om memberi maaf atas kesalahanmu. Karena Tuhan saja memberi ampunan pada semua hamba-Nya yang bertaubat."

Jemariku mengusap lelehan air mata dengan kepala tetap menunduk dan kaki bersimpuh di lantai ruang tamu.

"Tapi, kalau ingin pernikahanmu dengan Ishak tetap berlanjut, maaf. Om nggak bisa kasih restu apapun alasannya. Apa yang kamu lakukan, terlalu menyesakkan hati kami selaku orang tua Ishak."

Kepalaku makin tertunduk dengan tangis meratap sedih.

"Pura-pura sedih demi mengharap restu dari kami?! Jangan harap, Lilyah! Sekali murahan ya tetap murahan!" calon ibu mertua

kembali berucap begitu tega.

"Sumpah demi Tuhan, aku dijebak, Tante. Tolong jangan batalkan pernikahan kami. Aku sangat mencintai Ishak melebihi apapun. Aku bisa gila tanpa dia," mohonku dengan suara mengiba.

Namun keduanya justru sigap berdiri dari duduknya saat tanganku menggapai lutut mereka.

Lalu tangan calon ibu mertuaku mengibasi lututnya. Seolah-olah jemariku ini membawa penyakit menular.

Tangisku tak terbendung ketika rencana pernikahan kami yang sudah berada di depan mata akhirnya kandas dengan cara yang miris.

Kedua orang tua Ishak belum pergi, tapi Papa sudah tidak sabar melontarkan kata-kata hinanya untukku. Tidak cukup sampai disitu, Papa juga menarik rambutku hingga aku kesakitan.

"Mulai detik ini, kamu bukan anakku lagi! Pergi kamu dari rumah ini! Malu-maluin keluarga!"

"Ampun, Pa! Sakit!”

Tanganku memegangi tangan Papa yang menarik rambutku hingga mencapai pintu ruang tamu.

"Ayo, Pa! Kita pulang. Malu-maluin ada disini! Masih banyak perempuan bermartabat yang bisa kita jadikan menantu!"

"Sama satu lagi, Ly. Entah gimana kamu ngatur alasannya, Om mau Ishak dengar sendiri dari kamu kalau pernikahan kalian harus batal," calon papa mertuaku kembali menegaskan.

"Nggak usah, Pa! Kita sendiri aja yang bilang sama Ishak. Gimana kalau ditambahi dan dikurangi Lilyah?!"

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY