"maaf Kan saya Gus. semalam njenengan demam tinggi, saya hanya berusaha mengobati hingga saya tak sengaja tidur Di sini." parau gadis itu dengan tetap menundukan kepala. dia merasa bersalah karena telah melanggar perintah agar tak tidur seranjang dengan suami nya.
ekor Mata Gus naufal menangkap Kain Di Sisi Kanan nya. masih sedikit basah Kala dirinya menyentuhkan tangan nya ke Sisi Kain. berarti gadis ini memang sedang tak berbohong.
gadis itu segera berdiri, usai melihat tatapan Gus naufal yang seolah sedang mengusir nya Dari kasur tempat biasa dia terpekur sendiri meratapi nasib nya. buliran Kristal take sengaja jatuh hingga dia segera mengusap dengan ujung jilbab nya.
"sudah enakan, Gus?" hanya untuk berucap beberapa saja, dia harus menggenggam baju tengah nya karena merasa takut.
"sudah" ucap naufal dengan berlalu begitu saja Di depan gadis itu. gadis Yang bernama , Zulaikha nuralifiyah sabbath, cepat cepat membalikan tubuhnya mengarah di mana naufal Akan melangkah.
"apa saya perlu Keramas, Gus?" kejar nur, Yang baru saja naufal nikahi sebulan Yang lalu.
naufal membalikan badan, lalu balik bertanya "apa umik sudah datang?"
nur menggeleng "Belum, gus!"
naufal kembali melangkah, bukan tak ingin menerus Kan ucapan nya, melain Kan dia sudah yakin bila istri nya itu sudah mengerti jawaban apa Yang naufal kehendaki.
"seperti nya Aku sudah tau jawaban nya." lirih nur sambil meremas kedua Sisi baju nya, dengan harapan bila Cara itu Akan sedikit mengurangi Rasa sakit Yang ia tanggung.
"Terserah. Ya, terserah. itu pasti jawaban Gus naufal seperti Hari Hari biasa."
nur sendiri adalah seorang santriwati Yang taat Dan patuh terhadap keluarga kyainya, termasuk saat sang putra kyai alias suami nur sendiri, meminta dirinya untuk sering sering Keramas sebelum subuh tiba. memang, naufal tak mengatakan apa alasan nya.
namun, hati kecil nur sekuat tenaga selalu berhusnudzon bila itu adalah Salah satu bentuk perhatian naufal terhadap kebersihan tubuh nur, meski dasar Sisi hati lain nur mengatakan jika suaminya berusaha mengelabui umik Nya sendiri. Keramas berarti sudah pernah terjadi sesuatu Di Dalam kamar itu , hal Yang sangat Di harap Kan oleh umik Nya Gus naufal sendiri demi terperoleh keturunan. meski sesuatu itu tak pernah terjadi Dan pada kenyataan nya tak pernah ada gelombang hasrat Yang mampu mengantar Kan tubuh kedua nya ke puncak birahi Dalam satu Bulan ini.
nur melangkah perlahan menuju sajadah suaminya berada. dengan Mata berkaca kaca, nur dengan lihai menyulap atas dasar lantai menjadi musholla sederhana. hanya perlu karpet suci serta sajadah Di atas nya.
nur tak bisa menahan nya lagi Kala membuka sajadah Dan tampak lah foto seseorang perempuan Di balik sajadah itu. terpampang secara jelas Di depan Mata nur Yang mulai menitik Kan air mata. dialah zahra, istri pertama Gus Naufal.
wajah Yang cantik dengan bibir Indah bagaikan delima Yang terbelah, senyum mempesona dengan lesung pipi, membuat siapa saja Yang melihat nya Akan langsung jatuh cinta kepada Zahra. nur menata foto Zahra dengan Apik, lalu meletak Kan tasbih suami nya Di atas foto itu.
"Ternyata Dalam sujud mu, Gus. kau hanya mengingat neng Zahra saja Dan tak pernah sekali pun menganggap wanita seperti Ku ini ada Dalam hidup mu. meski berulang Kali saya berusaha menampakkan diri, tapi sepertinya kesia siaan belaka Yang Ku dapat. ada atau tidak ada nya diri Ku, hanya neng Zahra saja Yang kau anggap ada. sekerdil itu kah Aku? hingga engkau tak sudi menyematkan foto Ku Di hadapan tuhan mu juga? atau sebesar apa cinta mu kepada neng Zahra, hingga menengok pada ku saja engkau tak sudi. Gus."
"meski tak ada cinta Di antara kita, pantas kah ketidak adilan tersemat padaku? meski Dalam selembar foto mu saja."
nur tergugu Di atas sajadah, sambil mulut nya tak berhenti mengucap istighfar. entah perasaan apa Yang sedang ia rasakan sekarang, cemburu, marah, atau justru meratapi nasib?.