Akhirnya tumpukan demi tumpukan karung beras itu berhasil diturunkan dan si pria itu melapor pada pemilik toko beras bahwa pekerjaannya saat ini sudah selesai.
"Semua pekerjaanku sudah selesai," ujar pria itu.
"Kerja bagus," jawab pria itu kemudian menyodorkan sebuah amplop berisi uang pada pria yang mengangkut beras dari bak truk ke dalam tokonya ini.
"Terima kasih."
"Tidak masalah," ujar si pemilik toko beras itu tersenyum.
Pria itu nampak bahagia karena akhirnya ia berhasil mendapatkan uang dari hasil jerih payahnya membantu menurunkan beras dari bak truk ke toko beras tadi, ia menyimpan amplop berisi uang yang tadi di berikan oleh si pemilik toko beras padanya seraya ia bergegas untuk pulang karena hari sudah beranjak sore. Pria itu adalah Nathan Abraham, pria berusia 2 9 tahun yang merupakan anak tertua dari keluarga Abraham dan harus menjadi tulang punggung keluarganya pasca sang Ayah mengalami stroke dan tidak dapat bekerja lagi sejak 5 tahun lalu. Semenjak sang Ayah kecelakaan ketika bekerja dan mengakibatkan kakinya tidak dapat berjalan secara normal kembali, otomatis Nathan yang harus menganggung semua beban keuangan adik- adiknya yang berjumlah 3 orang serta ia juga harus menabung untuk biaya pengobatan sang Ayah yang sedang sakit. Selama ini sang Ayah hanya ada di rumah sederhana mereka sambil menunggu anak-anaknya pulang, ia dijaga oleh tetangga keluarga Abraham yang tidak keberatan dititipi Ayahnya saat ia dan adik-adiknya bekerja.
"Ayah, aku pulang," ujar nathan tiba di rumah dan bergegas menuju kamar Ayahnya.
"Bagaimana hari ini?" tanya
Ayahnya itu.
"Ini hasil yang aku dapatkan hari ini, tapi aku belum menghitung jumlahnya," ujar nathan memperlihatkan amplop dan beberapa uang yang tadi ia simpan di dalam saku celananya.
"Syukurlah, sepertinya hari ini uang yang kamu dapatkan jumlahnya lumayan banyak."
"Sepertinya begitu, aku pergi mandi dulu ya."
"Baiklah."
Nathan kemudian bergegas pergi meninggalkan kamar Ayahnya untuk mandi, sementara itu sang Ayah menatap kepergian putra sulungnya yang saat ini harus menjadi tulang punggung keluarga menggantikan dirinya karena kecelakaan yang ia alami 5 tahun yang lalu.
***
Sementara itu di sebuah restoran berbintang nampak seorang gadis tengah menunggu seseorang disana, ia nampak mengedarkan pandangan dan berharap akan segera bertemu dengan orang yang saat ini ia tunggu. Tidak lama kemudian gadis itu akhirnya menemukan sosok yang sejak tadi ia tunggu, gadis itu berdiri dan mencium pipi kanan dan kiri pria yang usianya sudah tua ini.
"Maaf membuatmu menunggu sayang," ujar pria tua itu.
"Tidak masalah kok, aku belum
lama disini," ujar gadis itu.
"Kamu cantik sekali hari ini."
"Terima kasih atas pujianmu, terima kasih juga atas pakaian, barang dan uang yang selalu kamu berikan padaku," ujar gadis itu manja.
"Tidak masalah, aku akan melakukan apapun untuk gadis yang aku cintai ini," ujar pria tua itu genit seraya mencolek dagú gadis ini Setelah mereka menyantap makan malam, kini pria tua dan gadis itu keluar dari dalam restoran dan menuju sebuah hotel berbintang yang kebetulan letaknya tidak jauh dari restoran- tempat tadi mereka makan mala m. Gadis itu sama sekali tidak terkejut saat pria tua itu membawanya ke hotel berbintang ini karena ia sudah terbiasa diajak oleh si pria tua ini ke tempat- tempat seperti ini. Pria itu membimbing sang gadis mengikutinya sampai mereka akhirnya tiba di depan sebuah pintu kamar yang hanya bisa di buka pintunya dengan menggunakan ID Card yang tadi diberikan oleh petugas front desk saat mereka datang kemari dan memesan sebuah kamar.
"Sayangku," ujar gadis itu mengalungkan kedua tangannya pada leher pria tua tersebut.
"Ada apa sayang?" tanya pria tua itu dengan intim.
"Aku ingin selamanya kita seperti ini."
"Aku juga ingin tapi...."
"Tapi apa? Kamu takut pada istrimu itu?"
"Kamu tahu bukan kalau media pasti akan memperburuk citraku jika aku dan dia bercerai?"
"Oh ayolah, kamu ini edwin Christian. kamu bisa melakukan apapun untuk membungkam media jika mereka memberitakan sesuatu hal yang buruk tentangm u."
"Aku ...." namun belum sempat pria tua itu menyelesaikan ucapannya, gadis itu sudah membungkam bibir si pria tua itu dengan bibirnya