Maria dikhianati dan berubah menjadi seorang pembunuh di depan mata semua orang. Diliputi oleh kebencian, dia menceraikan suaminya, James, dan meninggalkan kota. Namun, enam tahun kemudian, dia kembali dengan saingan ulung mantan suaminya. Bangkit seperti terlahir kembali dari kematian, dia bersumpah untuk membuat semua orang membayar apa yang telah mereka lakukan padanya. Dia hanya menerima bekerja dengan James untuk membalas dendam, tetapi sedikit yang dia tahu bahwa dia telah menjadi mangsanya. Dalam permainan antara cinta dan keinginan, tak satu pun dari mereka yang tahu mana yang akan menang pada akhirnya.
Hotel Singa Emas bintang lima di Kota Harapan.
Tuan Sanjaya dijadwalkan untuk menghadiri pesta makan malam. Sebelum dia tiba di pesta itu, rumor mengenai pasangan kencannya yang sangat cantik sudah tersebar luas. Seluruh dunia sudah tahu mengenai hal itu. Wanita itu adalah wanita yang dijuluki memiliki kecantikan surgawi.
Di bawah harapan besar semua orang, pintu ruang jamuan kembali terbuka ketika acara pesta sudah mulai berlangsung. Terjadi kehebohan di depan pintu yang disebabkan oleh kemunculan pasangan pria dan wanita yang memasuki ruangan.
Saat mereka berdua perlahan-lahan melangkah masuk ke ruang perjamuan, hiruk-pikuk semakin terdengar jelas. Para tamu yang hadir mulai saling bergosip.
Orang yang datang memang adalah Tuan Sanjaya. Dia mengenakan setelan jas hitam dengan pola garis-garis gelap serta memakai sepasang sepatu kulit berwarna coklat tua. Lengannya juga menggandeng seorang wanita yang cantik.
Wanita itu mengenakan gaun malam sepanjang mata kaki berwarna hitam dan memakai satu set perhiasan safir. Terdapat riasan tipis di wajahnya yang berbentuk oval. Para tamu bisa merasakan kehadiran wanita itu di tengah ruangan, tidak ada seorang pun yang bisa mengabaikannya.
Banyak tamu pesta yang terkesiap saat mereka melihat wajah wanita itu dengan jelas. Mereka melirik sekilas ke arah Alina Kurniawan, sang tuan rumah dari acara pesta ulang tahun malam ini, dan juga James Wijaya, pria yang berada di sisinya.
Kemunculan sang wanita cantik di perjamuan membuat banyak tamu mulai saling berbisik. "Apa kalian melihat wanita itu? Bukankah dia adalah Maria Setiadi?" kata salah satu tamu pesta.
"Iya, kamu benar. Itu adalah Maria!" orang lainnya berkata membenarkan.
"Astaga! Bukankah dia itu sudah meninggal? Kenapa dia masih hidup? Dia itu seorang pembunuh! Berani-beraninya dia menunjukkan wajahnya lagi?" tamu lain ikut menimpali.
"Membicarakan mengenai wajahnya, apa dia melakukan operasi plastik? Sejak kapan dia berubah menjadi begitu cantik dan seksi?"
"Siapa yang tahu? Ternyata dia adalah pasangan kencan Tuan Sanjaya, malam ini pasti sangat seru!"
Seru atau tidak, semua itu tergantung pada pemikiran seseorang mengenai rasa seru. Setidaknya, beberapa hal yang menarik akan terjadi.
Kembalinya Maria yang tiba-tiba tidak hanya membuat semua orang yang hadir di perjamuan merasa kagum, tetapi juga membuat mereka semua takut. Semua itu karena Norman Sanjaya, pria yang datang bersama Maria merupakan saingan bisnis James!
Tidak hanya itu saja, Maria juga merupakan mantan istri James, sang CEO dari Grup HL.
Baik James maupun Norman tidak terlalu suka menonjolkan diri, mereka membatasi kemunculan mereka di depan publik. Mereka berdua jarang muncul di pesta semacam ini. Masuk akal bagi James untuk hadir dalam acara pesta ini. Lagi pula, gosip mengenai pertunangannya dengan Alina telah tersebar luas. Sedangkan bagi Norman, dia tidak mungkin hadir di perjamuan ini hanya untuk merayakan ulang tahun Alina, 'kan?
James adalah seorang tokoh besar di dunia keuangan yang sangat disegani. Sekarang, saingannya malah muncul di pesta bersama mantan istrinya. Para tamu yang hadir menjadi sangat antusias. Entah apa yang akan terjadi malam ini?
Senyum anggun terus terulas di wajah Maria sepanjang waktu. Maria merangkul lengan Norman sambil berjalan anggun menuju ke arah Alina dengan memakai sepatu hak tinggi kristal setinggi tujuh sentimeter.
Alina adalah kakak sepupu Maria. Enam tahun yang lalu, Alina menghancurkan pita suara Maria dan membuatnya menjadi bisu.
Enam tahun kemudian, mereka berdua dipertemukan lagi dan berdiri saling berhadapan.
Alina yang sedang memegang sampanye terpesona pada perubahan dramatis Maria. Jantungnya sedikit berdetak dengan liar. Tangan kanan Alina yang sedang merangkul lengan James mengepal semakin erat, sedangkan gelas wine yang ada di tangan kirinya hampir saja hancur dicengkram olehnya.
Norman mengambil dua gelas wine dari pelayan di bawah tatapan mata para tamu lainnya. Dia memberikan satu gelas untuk Maria dan satu lagi untuk dirinya sendiri.
Norman melirik ke arah wanita yang sedang tersenyum di sebelahnya, kemudian mengalihkan tatapannya ke arah pria tanpa ekspresi di hadapannya. Norman menyapa James dengan hangat sambil mengulas senyum tipis di sudut bibirnya. "Tuan Wijaya, lama tidak bertemu! Apa kamu mengenal pasanganku?"
Meskipun kedua pria itu pernah berseteru sebelumnya, tapi di acara formal seperti ini, mereka masih memiliki sikap seorang pria sejati untuk berinsiatif menyapa lebih dulu. Terlebih lagi, di dunia bisnis hanya keuntunganlah yang abadi, tidak ada musuh yang abadi.
Akan tetapi, James tidak menunjukkan ketertarikan pada topik pembicaraan Norman. Ekspresi wajahnya tidak berubah sedikit pun. Dia bahkan tidak melihat ke arah wanita yang berada di samping Norman. James mengangkat gelasnya lalu bersulang dengan Norman, bibir tipisnya mengulas senyum tipis, "Hanya orang asing saja."
James sudah bekerja di dunia bisnis selama puluhan tahun, dia juga sudah lama menjabat sebagai CEO dan berada di posisi tinggi. Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa James adalah sosok yang mengesankan.
Sudah enam tahun berlalu, tetapi Maria masih saja merasa sulit bernapas ketika dia berada di hadapan James lagi. Pria ini tidak hanya menjadi semakin dewasa, sepasang matanya yang dalam itu bahkan menjadi semakin sulit untuk ditebak.
Masyarakat di Kota Harapan sangat menghormati Norman. Dia mungkin tidak memiliki kuasa sebesar James, tapi Norman juga tidak jauh berbeda dengan James.
Jika James adalah orang yang kejam dan egois, maka Norman adalah orang yang licik dan tidak memiliki belas kasihan. Sebenarnya, kedua pria itu jauh lebih mirip dibanding yang mereka duga.
James terlihat begitu mulia dan sulit untuk didekati, sementara Norman tampak lembut dan elegan.
"Orang asing?" Norman menyesap wine miliknya, merasa terhibur dengan jawaban yang diberikan oleh James. Terdapat sedikit kelicikan yang melintas di matanya yang tampak tersenyum, tetapi Norman tidak mengatakan apa-apa lagi.
Senyum di wajah Maria masih tidak berubah saat dia mendengar jawaban James. Tidak masalah, dia akan menaklukkan pria ini cepat atau lambat!
"Tolong bawakan kemari hadiah ulang tahun untuk Nona Alina," Norman memberi perintah pada asisten yang berada di belakangnya.
"Baik, Tuan Sanjaya!"
Asisten tersebut segera menyerahkan kotak hadiah kepada Alina. "Selamat ulang tahun, Nona Kurniawan."
Alina tersenyum dengan anggun padanya. "Terima kasih Tuan Sanjaya."
Norman mengangguk padanya tanpa mengucapkan apa pun.
Sebagai tuan rumah perjamuan, Alina menyerahkan hadiah itu kepada pengurus rumah tangga yang berada di belakangnya, setelah itu Alina menyapa wanita pendiam yang ada di sebelahnya. "Maria, kamu sudah kembali? Kamu bersembunyi di mana selama ini? Kami semua sangat mengkhawatirkanmu! Bagaimana kabarmu?"
Maria mengulas senyum dan menatap mata Alina, "Terima kasih atas perhatianmu, Alina. Aku baik-baik saja. Aku hanya pergi ke suatu tempat untuk bersantai."
Nada suara Maria terdengar sangat santai. Tidak ada yang bisa menebak apa yang dirasakan oleh Maria.
Alina terperanjat saat mendengar suara Maria, 'Dia bisa bicara?'
Alina adalah seorang selebriti terkemuka di Kota Harapan, jadi dia bisa mengontrol kembali emosinya dalam sekejap.
"Aku baik-baik saja, semua ini berkat Tuan Sanjaya." Suara Maria terdengar begitu lembut dan tatapan matanya juga tampak berkabut. Maria seolah-olah tampak tersentuh oleh perhatian yang diberikan oleh Alina.
Namun, itu hanya di permukaan saja. Kedua sepupu ini seolah-olah ingin menghidupkan kembali hubungan mereka seperti dulu, tetapi nada bicara mereka tidak terdengar demikian. Nada bicara mereka terdengar datar, perkataan mereka pun asal-asalan.
Alina mengangguk lalu berbalik untuk menatap ke arah James. Dia memberikan saran dengan penuh pertimbangan, "James, karena Maria sudah kembali, apa kalian butuh waktu untuk mengobrol?"
Alis tebal pria itu tampak berkerut. Dia langsung menolak tanpa ragu, terdapat rasa jijik di tatapan matanya. "Tidak," kata James. Suara James bahkan terdengar lebih arogan dan dingin dibanding sebelumnya.
Alina memperhatikan reaksi James, suasana hatinya menjadi jauh lebih baik sekarang. "Baiklah, aku sudah lama tidak bertemu dengan Maria. Ada banyak hal yang ingin kukatakan padanya. James, Tuan Sanjaya, kami permisi dulu."
Setelah mengatakan itu, Alina lalu meraih pergelangan tangan Maria sebelum Maria bisa bereaksi.
Norman melepaskan Maria lalu mengangguk dan berkata, "Pergilah."
Maria dibawa pergi oleh Alina. Sebelum pergi, Maria menatap kembali ke arah Norman. Terdapat kilatan cahaya di tatapan matanya. Maria akan bersenang-senang terkait hal ini.
Norman melambai pada Maria, mengisyaratkan agar Maria tidak perlu khawatir mengenai dirinya.
Maria berbalik lalu berlari kecil untuk mengimbangi langkah Alina. "Hei, Alina, sepatuku terlalu tinggi untuk berjalan cepat seperti ini, apa kamu bisa berjalan sedikit lebih pelan?" Maria bertanya dengan hati-hati, tetapi malah tidak mendapat tanggapan.
Kedua wanita itu pergi meninggalkan pasangan mereka masing-masing dengan pemikiran yang berbeda. James meletakkan satu tangan di dalam sakunya, sementara tangan lainnya mengguncang wine yang ada di dalam gelas.
Norman menatap pria itu sambil tersenyum dan bertanya, "Bagaimana menurutmu? Perubahan Maria sangat besar, bukan?"
James menatapnya dengan dingin lalu bertanya, "Tuan Sanjaya, kamu pasti bosan. Apa tidak ada orang lain yang bisa kamu ganggu?" Mereka biasanya memang tidak ramah pada satu sama lain. James juga tidak suka berbasa-basi.
"Tidak juga." Norman mendentingkan gelasnya pada gelas James, kemudian menyesap wine di gelasnya, "Kudengar kamu akan bertunangan dengan Alina?"
Belakangan ini ada gosip yang beredar di Kota Harapan yang berkata bahwa James dan Alina akan bertunangan. Sepertinya gosip itu benar karena James hadir di pesta ini.
"Ya." James melihat tidak ada untungnya berbohong mengenai hal itu.
Norman lalu mengangguk. Beberapa saat kemudian, dia lalu berkata, "Kebetulan sekali! Aku juga sedang berpikir untuk menikahi Maria."
Kesalahan satu malam, membuat semuanya menjadi hancur lebur. Miranda berawal hanya bersenang-senang saja, tapi sialnya malah dia terjebak malam panas dengan Athes Russel. Hal yang membuatnya semakin kacau adalah pria itu merupakan teman bisnis ayahnya sendiri. “Kita bertemu lagi, Miranda,” bisik Athes serak seraya memeluk pinggang Miranda. Miranda mendorong tubuh Athes keras. “Shit! Menjauh dariku, Jerk!” Athes terkekeh sambil membelai rahang wanita itu. “Bagaimana bisa aku melupakanmu? You’re so fucking hot.” *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Informasi seputar novel ada di IG)
Arlena Santoso tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah drastis dalam satu malam. Setelah mengetahui bahwa kekasih yang selama ini ia percaya telah bertunangan dengan wanita lain, Arlena melarikan diri dari rasa sakit yang begitu mendalam. Namun, pelariannya berakhir dengan dirinya terjebak dalam kamar hotel bersama pria asing. Leonard Hartanto, seorang pewaris perusahaan besar yang terkenal dengan sifat angkuhnya, pun tak kalah terkejut ketika menyadari kesalahannya. Akibat ketidakhati-hatian asisten pribadinya, Leonard telah salah menemui wanita yang tidak ia kenal dan tanpa sengaja merusak sesuatu yang berharga bagi Arlena. Perasaan bersalah membebaninya, tetapi ia tak punya waktu untuk memperbaiki segalanya sebelum kembali ke kehidupannya yang sibuk. Namun, takdir memiliki rencana lain. Leonard, yang hendak menolak perjodohan dari sang ibu, justru dihadapkan pada kenyataan bahwa calon istrinya adalah Arlena, wanita yang telah ia salah tiduri malam itu. Arlena pun harus menghadapi rasa sakitnya saat tahu bahwa pria yang merenggut kesuciannya kini adalah calon suaminya. Mampukah Arlena menerima Leonard, yang selalu digeluti oleh masa lalunya yang kelam? Dan sanggupkah mereka bertahan saat bayang-bayang masa lalu Leonard kembali mengusik hubungan mereka yang rapuh?
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."