/0/15494/coverbig.jpg?v=2f1d62b475e438c87543b2ca5dc7b5d5)
Belum tuntas kesedihan Fayyana yang baru saja kehilangan rahim akibat kecelakaan yang dialaminya, kini wanita cantik itu kembali harus merasakan kepiluan atas pembatalan pernikahan yang dilakukan Dion sang kekasih. Bukan karena tak mencintai lagi namun Dion memutuskan hal tersebut karena perintah dari kedua orang tuanya, disebabkan takut jika putra kesayangan mereka tak punya keturunan jika menikahi wanita yang tak memiliki rahim seperti Fayyana. Di saat Fayyana begitu hancur dan hampir bunuh diri, Arga yang tak lain adalah Kakaknya Dion, mengatakan siap menikahinya dan berjanji akan membantu Fayyana bisa hidup bahagia seperti wanita pada umumnya meskipun tak memiliki rahim. Pada akhirnya, dengan terpaksa, Fayyana menerima dan mau menikah dengan Arga meskipun tanpa adanya rasa cinta, disebabkan hanya itu pilihan terakhir yang bisa dilakukan, demi menjaga nama baiknya dan mencegah jatuhnya harga diri keluarganya akibat dari pembatalan pernikahan. Lantas bagaimanakah kisah hidup Fayyana selanjutnya? Apakah Arga bisa membantu Fayyana mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya?
"Maafkan aku, Fay! Terpaksa mengambil keputusan ini, kedua orang tuaku tak setuju jika aku tetap menikahimu. Mungkin kita memang tak ditakdirkan berjodoh, maka dari itu saat hendak bersatu, ada saja rintangannya," ungkap Dion dengan menunduk dengan suara seraknya, jelas sekali kalau pria itu sedang menahan tangis kesedihannya.
Satu bulan berlalu, setelah Fayyana mengalami kecelakaan dan mengetahui bahwa rahimnya telah diangkat, anehnya Dion tak pernah lagi menemuinya dan baru hari ini kekasihnya itu datang kembali ke rumah. Namun tak sendiri, melainkan bersama kedua orang tuanya.
Fayyana mengira kalau mereka hendak memberikan kejutan dan merayakan ulang tahunnya yang kebetulan jatuh pada hari ini. Tapi kejutan yang diberikan ternyata bukan kejutan yang diharapkan, justru Fayyana harus dibuat menangis, kecewa juga marah saat mendengar keputusan yang baru saja ia terima.
"Tapi kenapa? Bukankah kamu sudah berjanji akan terus bersamaku meski keadaanku seperti ini? Dengan memutuskan hubungan dan pembatalan pernikahan, berarti kamu telah mengingkari janjimu sendiri!"
Fayyana yang tak terima, dengan cepat menyahuti perkataan Dion, ucapan pria itu sangat berbeda dengan terakhir kali saat ia sedang terpuruk di rumah sakit setelah mendapati rahimnya telah diangkat.
"Tidak seharusnya kau memarahi putraku seperti itu, sebelum berkata berkacalah pada dirimu sendiri! Pantas tidak bersanding dengannya?! Wanita yang tak berguna karena tak memiliki rahim sepertimu mana bisa membahagiakan putraku?!"
Gayatri, calon Mama mertuanya, yang terkenal judes yang sedari dulu membencinya mulai buka suara, untuk apalagi kalau bukan untuk merendahkannya kembali.
"Tapi Dion sudah berjanji, terlebih pernikahan kita tinggal menghitung hari, undangan juga sudah disebar luaskan apa tak malu dengan para tamu undangan nanti? Tinggal beberapa persiapan saja setelah itu semuanya akan selesai, tapi kenapa kalian justru memilih jalan ini?"
"Kalau Dion terus bersamamu, wanita yang tak berguna, mau jadi apa? Bagaimana kehidupannya? Siapa yang akan menjadi penerus keturunannya? Harusnya sadar diri, bahwa wanita sepertimu sudah tak diinginkan laki-laki lagi!"
Seketika hati Fayyana hancur berkeping-keping, seperti halnya sebuah kaca, takkan bisa dikembalikan lagi seperti semula. Padahal besar harapannya bisa hidup bahagia dengan pria yang dicintainya. Namun dengan begitu tiba-tiba, kekasihnya sangat tega mengakhiri hubungan mereka dengan begitu mudahnya.
"Dion, bagaimana bisa yang kamu ucapkan kemarin dengan sekarang sangat jauh berbeda? Katanya begitu mencintaiku dan akan menerimaku apa adanya?"
"Satu alasannya karena sudah berubah pikiran, apa yang dikatakan kedua orang tuaku memang benar adanya. Aku sudah tidak bisa melanjutkan acara pernikahan ini. Sejujurnya, sebagai laki-laki dewasa, aku tak menampik ada keinginan juga untuk memiliki keturunan nantinya."
Fayyana benar-benar hancur sekarang, impian membangun rumah tangga dan bisa bahagia selamanya bersama pria yang begitu dicintai kini pupus sudah.
"Wanita diciptakan untuk memberikan keturunan bagi suaminya, lalu apa gunanya seorang wanita jika tidak bisa mewujudkan itu semua yang ada hanya menjadi sampah dan sangat menyusahkan suaminya saja. Maka dari itu, sebelum terlambat pilihan ini yang terbaik bagi Dion, semoga saja bisa dipahami!"
Lagi-lagi ucapan Gayatri terasa teramat pedih dan sangat menyayat hati.
Fayyana merasakan sesak yang teramat sangat, memang pada kenyataannya begitu, tapi kalau dihina habis-habisan seperti ini, siapa yang tak sakit hati, karena sejatinya kalau disuruh memilih, ia juga tak mau berada di posisi sulit seperti ini.
"Baiklah! Aku juga setuju, lebih baik hubungan ini diputuskan dan pernikahannya dibatalkan saja! Daripada aku terus direndahkan sebagai wanita tak berguna, lebih baik cari saja wanita yang lain sesuai dengan kriteria tinggi kalian!!" bentak Fayyana sudah tak bisa menahan lagi emosinya.
Setelah keluarga Dion pergi, Fayyana diam-diam keluar dari rumah.
"Fay, tak mau menyusahkan Ayah lagi dengan keadaan sulit seperti ini, semoga saja Ayah bisa mengerti," gumamnya sebelum benar-benar pergi dari rumahnya sendiri.
Dalam langkahnya, Fayyana merutuki dirinya, sebagai seorang wanita, karena ia merasa sangatlah rendah dan tak berdaya, karena selamanya takkan pernah bisa memiliki keturunan dari rahimnya sendiri nantinya.
Fayyana terus melangkahkan kakinya hingga tak terasa sekarang telah sampai di sebuah rel kereta api, wanita cantik itu mengedarkan pandangannya ke segala penjuru, setelah melihat apa yang sedari tadi ia cari seketika senyumannya melebar. "Ibu, kita sebentar lagi akan bertemu, Fay rindu ibu dan ingin ikut ibu ke surga!"
Keputusannya sudah bulat, tak bisa menanggung beban permasalahan hidupnya lebih lama lagi. Fayyana tak bergerak sedikitpun untuk sekedar menghindar dari rel, terus berdiri dan menantang mautnya sendiri.
Padahal sirine kereta api sudah terdengar sangat keras bertujuan untuk memperingatkan siapapun agar menjauh dari tempat tersebut. Namun wanita berumur dua puluh lima tahun itu tak bergeming, justru memilih untuk memejamkan kedua matanya rapat-rapat. Merenggangkan kedua tangannya sedang dalam keadaaan siap menyambut kedatangan kereta api, seolah mempersilahkan menyambar tubuhnya saat itu dan detik itu juga.
Saat kereta api sudah semakin dekat dan dalam hitungan detik bisa menyambar tubuhnya, tak menyadari jika sedari tadi ada seorang pria yang terus memperhatikan tingkah lakunya.
Pria bertubuh atletis dan berpakaian rapi ala kantoran dengan cepat menarik dengan sangat kencang pergelangan tangan Fayyana, membawanya menjauh dari rel, mendekapnya dengan erat, takkan membiarkan wanita itu melenyapkan nyawanya begitu saja.
Setelah kereta api berlalu, terdengar helaan napas panjang keluar dari mulut pria itu, tanda kelegaan yang teramat sangat. "Syukurlah, aku masih bisa menyelamatkanmu tepat waktu."
"Kak Arga?" Fayyana terbelalak setelah mendongak dan bisa melihat dengan jelas wajah si penyelamat.
Pria itu adalah Arga Putra Kusuma, anak sulung dari Kusuma dan Gayatri, dan tentu saja kakak kandung dari Dion, sang kekasih yang hari ini telah menghancurkan perasaannya dengan sangat.
"Kenapa Kakak berada di sini?"
"Kebalik! Seharusnya aku yang bertanya kenapa kamu bisa berada di tempat ini?! Ayo ikut aku, di sini tak aman sama sekali."
Arga mengajak Fayyana ke mobilnya, lalu memberikan sebotol air mineral untuknya.
Tak kunjung mengambil, wanita berumur dua puluh lima tahun itu hanya menatap sedih pada botol air mineral yang disodorkan padanya.
Arga menautkan kedua alisnya, dibuat heran dengan sikap asli wanita itu yang ternyata sangat berani hendak membunuh dirinya sendiri.
"Minumlah, kamu pasti sangat terkejut dan tenggorokanmu kering saat ini, ambil sebelum aku tarik kembali!"
Fayyana mengambil botol air mineral dari Arga dengan terpaksa, meneguk semua air di dalamnya sampai habis agar pria berahang tegas itu puas.
"Sekarang katakan dengan jujur kepadaku, apa yang sudah terjadi? Kenapa bisa kamu jadi berpikir sempit seperti ini? Apa yang tidak aku ketahui?"
Arga tetap mencengkeram pergelangan tangan mungil Fayyana, karena tak mau saja wanita itu kabur saat ia lepaskan. "Ceritakan padaku semuanya, apa ini ada hubungannya dengan Dion?"
Tangis Fayyana kembali pecah, hatinya semakin sakit mengingat apa yang telah dilakukan Dion dan kedua orang tuanya tadi.
Fayyana menghembuskan napas singkat, lalu kembali menatap ke arah depan. "Dion memutuskan hubungan dan pembatalan pernikahan, alasannya karena aku sudah tak punya rahim akibat dari kecelakaan kemarin," ungkapnya dengan lirih.
"Dion sudah berubah pikiran dan kedua orang tuamu juga tak setuju, Kak! Jadi apa gunanya aku tetap berada di dunia ini! Biarkan aku pergi! Aku tak ingin hidup lagi!"
Arga kembali menarik pergelangan Fayyana, membawanya kembali ke dalam dekapannya yang hangat, membuat Fayyana terkejut tapi hanya bisa menangis pasrah, ia tak bisa lepas dari pria itu karena tenaganya yang lemah tentu saja tak sebanding dengan kekuatan Arga.
"Sekarang katakan padaku, apa yang bisa membuatmu tetap hidup, dalam arti kamu takkan memilih untuk bunuh diri lagi?"
Fayyana terhenyak seketika saat mendengar pertanyaan dari Arga, membuatnya langsung berpikir keras, apa yang masih bisa membuatnya tetap semangat untuk hidup.
"Hanya satu keinginanku di dunia ini, aku ingin bahagia meskipun tanpa adanya rahim dan juga Dion di sampingku! Tapi mana mungkin itu terjadi, padahal kedua hal itu sumber dari kebahagiaanku?!"
Arga segera melepaskan pelukannya lalu mengangkat dagu lancip Fayyana agar bisa menatap lurus tepat ke arah wajahnya. "Kamu ingin hidup bahagia 'kan? Maka menikahlah denganku!"
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
“Aduh!!!” Ririn memekik merasakan beban yang amat berat menimpa tubuhnya. Kami berdua ambruk dia dengan posisi terlentang, aku menindihnya dan dada kami saling menempel erat. Sejenak mata kami bertemu, dadanya terasa kenyal mengganjal dadaku, wajahnya memerah nafasnya memburu, aku merasakan adikku mengeras di balik celana panjang ku, tiba-tiba dia mendesah. “Ahhh, Randy masukin aja!” pekik Ririn.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"