/0/15523/coverbig.jpg?v=dac7a4106da3184f91592ddb1bd277a3)
Erik dan Panca masuk jebakan Tante Siska. Tanpa sadar mereka telah jadi kurir barang haram. Saat sadar, semuanya sudah terlambat. Erik dan Panca diburu bandar narkoba dan polisi sekaligus. Bisakah mereka menyelamatkan diri?
"LEPASIN TANTE SISKA!" Erik berteriak. Melompat pagar bambu disusul Panca.
Dua orang penculik sebentar saling tatap. Sebelum salah satu dari mereka meregangkan remasan tangannya, menyerahkan urusan Tante Siska pada rekan satunya.
Dengan gaya seperti pemeran utama film-film agen rahasia yang bertemu musuhnya, pria itu melonggarkan dasi merah di kerahnya. Memasang kuda-kuda, memamerkan otot-otot besar di balik kemeja dan taxedo hitamnya.
Ganti, Panca dan Erik yang sekarang saling tatap. Erik mengangguk, jelas tanpa ragu dia bawa golok dan itu cukup. Sementara keraguan sedikit terpancar dari air wajah Panca.
Selain tangan kosong, pria di depan sana walaupun cuma sendirian dan tangan kosong tapi tetap saja meyeramkan. Panca belum pernah melihat orang dengan otot-otot lengan sebesar itu. Taksiran Panca, pria itu bisa merontokkan pintu rumah Tante Siska hanya dengan satu tonjokan saja.
"Rik, lo nggak ada pikiran kabur kan?" Panca pura-pura pasang kuda-kuda.
"Gila lo. Udah keren banget gue nih. Ya kali kabur."
"Halah, biasanya juga kalo nyuri mangga Pak RT lo yang lari duluan."
Erik menggeleng. "Kali ini enggak. Tante Siska punya hutang main kuda-kudaan sama kita."
Panca mengangguk. Mengosok ujung hidungnya yang mancung. "Lo bener. Tapi kita but-"
"HYAAAAKKKK .....!!!!!" Erik berteriak. Suaranya memotong kalimat Pancan. Tubunya yang ceking dan ringan berlari gesit menyerbu ke arah musuh.
"Setan! Kita butuh rencana tolol!" umpat Panca menamatkan kalimatnya tadi.
Tapi sia-sia juga, Erik sudah berlari di depan. Panca tertinggal beberapa langkah. Ia yang dibakar api gengsi dan mau terlihat pahlawan di depan Tante Siska menyusul.
"Gue nggak akan biarin lo bawa Tante Siska. Minggir lo berdua!" Erik menyerbu.
Tanpa pikir panjang tangan kanannya melucuti golok kecil dari sarungnya. Benda yang mengkilap tajam di satu sisi itu terayun, tapi laki-laki berkaca mata itu jauh lebih siap.
"Hyaaakkk ....!!"
Pria itu merunduk, golok tajam Erik hanya disambut angin kosong. Seperti orang yang sudah terlatih untuk menangani situasi sepertti ini, lawan Erik mendaratkan tinjuan perlawanan di perut Erik.
"Uhukkk ...!!!" Erik tersungkur, tapi tubuhnya yang sering jatuh bangun di sawah sudah terlatih jadi traktor. "Gue nggak bakal biarin lo bawa Tante Siska!"
Sekejap Erik bangun lagi, mengayunkan goloknya ke kanan dan ke kiri tak beraturan.
"Asal ada gambar pria itu, aku bakal langsung menyabetkan golok." Hanya itu yang ada di pikiran Erik.
Tapi justru pikiran itu yang sekarang membuat gerakan Erik jadi berantakan. Hanya mengayunkan golok berkali-kali ke depan dan dihindari dengan gampang oleh sang musuh dengan bergerak mundur.
"Aaaaaa ....!!!!" Teriakan terdengar, Tante Siska memekik ketakutan melihat golok yang terus beterbangan pelan-pelan ke arahnya.
Sang musuh yang tak mau anak muda bodoh lawannya melukai Tante Siska segera bergegas. Menendang dada Erik dengan telapak kakinya sampai anak kurus itu tersungkur dan terlempar.
'Srrrraaakkkk ....!!!!' Golok terlempar di teras Tante Siska, terlempar jauh berhenti saat membentur pot bunga gelombang cinta.
Erik bangun dari tempatnya terkapar, baru berdiri, baru saja mengangkat wajah mencari musuhnya. Tapi pria lawan yang ia cari itu sudah tidak ada di tempatnya semula.
"DI BELAKANG!" teriak Tante Siska.
Erik refleks menoleh, tapi belum sempurna kepalanya berputar tiba-tiba.
"Klreeekkkk .... Ouhhh ....!!!"
Kepala Erik diputar musuhnya yang sudah berdiri di belakang. Kepala Erik tiba-tiba terasa berat. Punggung dan pundaknya serasa memikul lima puluh karung beras sekaligus. Pelan-pelan Erik mulai tak bisa mengontrol tubuhnya. Ia jatuh, bertumpu pada kedua lutut sebelum benar-benar tumbang.
Suara berdenging nyaring terdengar di sepasang telinga Erik. Ia bisa melihat Tante Siska memberontak dan berteriak melawan. Ia bisa melihat Panca di belakangnya yang ternyata sudah dilumpuhkan musuh lain yang bersembunyi. Berdiri dengan mesin setrum di tangan kanannya, Panca kejang-kejang.
Lalu tak lama kemudian, katup mata Erik terasa berat. Lebih berat dari rolling door milik toko Nyokapnya.
"Pa-pan-panca ... to .... tooo-long ...."
Suara berbisik itu yang terakhir keluar dari mulut Erik. Terakhir sebelum ia benar-benar tak sadar diri menyusul Panca terkapar. Tak sadarkan diri.
Tapi cerita yang terjadi hari ini sebenarnya bukan tanpa sebab. Panca dan Erik yang terlalu polos untuk mengetahui semuanya. Dia hanya dua orang anak kelas 12 SMA yang 6 bulan lagi sudah teduduk kaku mengerjakan ujian akhir sekolah.
Mereka cuma sepasang anak remaja yang merasa sudah paling dewasa. Mereka berdua tak sadar kalau selama ini, Tante Siska telah memanfaatkan mereka. Mari kita putar sejenak waktu, mundur 6 bulan ke belakang untuk tahu apa yang Panca dan Erik tak tahu.
Soal apa yang sudah mereka lakukan, siapa Tante Siska dan siapa orang-orang yang meculik janda kembang satu itu.
Bersambung...
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?