/0/16026/coverbig.jpg?v=abaf51f2c7249482dc2c932f8236eeda)
Semua berawal dari tuduhan Rainer Sanjaya, Anindira terpaksa hidup terkurung dalam sangkar emas seorang CEO yang berhati kejam. Semua bukti mengarah kepada Anindira sebagai penyebab atas meninggalnya sang calon istri, tapi bukannya melaporkan pada Polisi, Rainer menjadikan Anindira sebagai seorang istri sekaligus tawanannya. Statusnya disembunyikan dari dunia luar layaknya wanita simpanan.
"Hentikan, singkirkan tanganmu dari tubuhku!" pekik Anindira hingga suaranya melengking memenuhi tiap sudut ruangan tersebut, dia berusaha meronta sekuat tenaga.
Bulir-bulir keringat mulai menetes di pelipisnya. Bukan semata-mata karena matanya sedang ditutup dengan kain hitam, namun karena tangan kekar seorang pria saat ini sedang menjamah kulit mulusnya dan menuju ke bagian sensitif tubuhnya.
Selain tak bisa melihat, tangannya juga terikat kuat oleh seutas tali. Suara tangis Anindira semakin memecah ruangan saat tangan pria itu berhasil melepas kain yang melekat di tubuhnya.
"Kumohon jangan! Apa salahku padamu?" isak Anindira, ia tak bisa menutupi ketakutannya yang saat ini begitu membuncah. Tenaga pria itu terlalu kuat membuat Anindira sulit untuk mengimbangi. Jelas ia akan kalah, ia tahu itu, tapi dirinya tetap tak membiarkan pria itu menyentuhnya sedikit pun.
Sayangnya, pria itu tidak menggubris pertanyaan Anindira dan melanjutkan aksinya tanpa ampun. Secara tiba-tiba dia membuka lebar kedua kaki Anindira dan tampaknya kewanitaan Anindira yang begitu menggoda. Kemudian tanpa izin pria itu memasukkan miliknya yang besar ke lubang tersebut.
Rasa sakit menyeruak ke seluruh tubuh Anindira dalam sekejap, tetapi Anindira terus berontak dengan mengerahkan seluruh sisa tenaga yang ia punya.
"Hentikan, sakiiit ...," rintih Anindira bersamaan bercak darah perlahan menetes di area kewanitaannya.
Untuk beberapa detik pria itu menjeda pergerakannya karena tidak menyangka wanita yang ada di bawahnya itu masih perawan. Namun, sesaat kemudian dirinya tetap melanjutkan pergerakannya tanpa ampun. Tanpa memedulikan Anindira yang meringis kesakitan hingga dirinya menggapai puncak yang kenikmatan di atas isak tangis Anindira yang memilukan.
Sewaktu kecil, Anindira selalu ketakutan saat menonton televisi yang memberitakan tentang pemerkosaan. Tapi hari ini, justru ia sendiri yang mengalami dan menjadi korbannya. Isak tangis Anindira terdengar semakin mengiba.
Terakhir kali yang Anindira ingat, dia sedang dikejar oleh komplotan penjahat di jalanan saat mengantar pesanan. Kemudian saat sedang kelimpungan mencari pertolongan, dia bertemu Tuan Rainer, seorang CEO rupawan yang sering muncul di layar kaca. Tentu saja Anindira tak menaruh curiga sama sekali hingga ia pun masuk ke dalam mobilnya.
Di dalam mobil Rainer memberinya sebotol air, tapi setelah meminumnya ... ia tak ingat apa pun lagi.
Sampai akhirnya, sekarang ia sedang terkulai lemah di atas ranjang mewah berukuran king size setelah miliknya dibombardir oleh pria yang bahkan ia tak tahu siapa karena mata dan tangannya terikat. Tangisan Anindira masih berlanjut meskipun pria tersebut sudah selesai melakukan aksinya.
Tubuhnya yang tak berbalut satu lembar kain pun harus menerjang rasa dingin alat pendingin udara di kamar tersebut. Di sela selangkangannya, tepatnya di atas sprei putih itu bahkan masih ada sisa darah keperawanannya yang mulai mengering.
Air matanya tak berhenti mengalir dan berharap ada rasa iba pada pria yang kini duduk di atas sofa berbalutkan bathrobe hitam. Menyilangkan kakinya dengan mengintimidasi. Lelaki itu memandangi tubuh Anindira yang di setiap jengkalnya dipenuhi jejak merah, ia tersenyum puas melihat tanda yang tadi ia torehkan secara beringas.
"Apa kau tahu siapa aku?" tiba-tiba terdengar suara pria dengan nada rendah. Pria yang beberapa saat yang lalu baru saja merenggut kehormatan Anindira. Sesuatu yang Anindira jaga hanya untuk calon suaminya kelak.
Anindira yang masih terisak dalam keadaan terikat itu pun bergeming. Meski bagian intinya masih terasa begitu sakit, tapi rasa penasaran terhadap pria yang menyebabkan ini semua jauh lebih besar.
"Kenapa kau melakukan ini padaku. Apa salahku sehingga diperlakukan sehina ini?"
SREK..
Tiba-tiba saja kain hitam yang menutupi mata Anindira dibuka oleh pria tersebut. Begitu juga ikatan pergelangan tangannya.
Mata Anindira membelalak hebat begitu melihat sosok pria yang setengah bertelanjang dada di depannya itu. Tuan Rainer!
"Kau?" pekik Anindira tidak percaya melihat sosok yang berada di hadapannya. Pria yang tadi menolongnya adalah pria yang sama yang telah merenggut kesuciannya.
Ternyata semua ini adalah jebakannya!
"Kenapa anda melakukan hal ini padaku. KENAPA?" teriak Anindira dengan mata melotot tak ubahnya seperti orang kesetanan karena tidak terima begitu saja kesuciannya direnggut begitu saja. Ia meronta sekuat tenaga, tidak peduli pergelangan tangannya kesakitan karena ikatan tali yang menjerat sebelumnya.
"Kenapa katamu? Kau yang menyebabkan Meira meninggal!" Rainer mencengkeram kedua pipi Anindira dengan tatapan buas.
Mendengar nama Meira membuat hati Anindira ikut terluka. Bagaimana tidak? Wanita baik yang Rainer sebut itu sudah seperti saudari baginya. Sayangnya, Meira meninggal tepat di hari pernikahannya dengan Rainer. Anindira pun ada di sana menjadi saksi kematian Meira di ruang ganti.
Tapi tunggu dulu, kenapa calon suami Meira malah menuduhnya untuk hal yang tidak masuk akal? Bukankah Meira yang memang memiliki jantung lemah itu dinyatakan meninggal karena serangan gagal jantung. Lalu, apa hubungannya ia dengan kematian Meira? Anindira sama sekali tidak mengerti.
"Aku? Jangan bercanda, Tuan. Mana mungkin aku membunuh Nona Meira," sahut Anindira. Dia tak terima dituduh tanpa bukti oleh pria tersebut.
Rainer mendengus, "Dulu aku pikir itu tidak mungkin, tapi Meira meninggal karena serangan jantung setelah membaca pesan yang dikirim olehmu."
"Aku tidak mengerti, Tuan Rainer." Anindira semakin bingung dengan apa yang dikatakannya, karena dia tidak pernah mengatakan apa pun untuk menyakiti Meira.
Rainer tertawa dengan kencangnya memenuhi seluruh dinding kamar itu membelakangi Anindira. Gelak tawa Rainer itu membuat Anindira bergidik ngeri.
"Tidak mengerti? Kaulah yang berkata kepada Meira, kamu sedang mengandung bayiku. Mengapa? Apa kamu sangat menyukaiku, lantas tidak sabar untuk memisahkan aku dan Meira dan menyusun rencana untuk membunuhnya?"
"Tidak. Itu tidak mungkin," pekik Anindira, "Lagi pula aku akan segera menikah, untuk apa aku melakukan hal semacam itu, pasti ada kesalahpahaman di sini." Saat ini dirinya harus meluruskan kesalahpahaman yang ada di depan matanya.
Anindira yang sudah merasa mati rasa dengan keadaan tubuhnya yang tanpa benang sehelai itu mencoba turun dari ranjang. Ia dengan tertatih berjalan untuk memohon kepada Rainer agar mau melepaskannya.
Namun, tubuh Anindira malah dibopong ke pundak Rainer, lalu dilempar kembali ke atas ranjang. Anindira kembali terisak.
Rainer sama sekali tidak peduli. Ia mengeluarkan ponsel milik Meira dari laci, melemparkannya dengan sembarang ke arah Anindira.
"Lantas itu apa?!" bentak Rainer.
Anindira dengan tangan gemetar segera meraih ponsel itu, tetapi ketika ia membaca pesan yang tertulis di situ, bola matanya langsung membelakang saking terkejutnya.
[Maafkan aku karena harus mengatakan ini padamu, Meira. Aku sudah tidur dengan Rainer dan aku saat ini sedang hamil anaknya. Berat rasanya mengakui bahwa aku telah mengkhianatimu sebagai teman.] Anindira .
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
“Aduh!!!” Ririn memekik merasakan beban yang amat berat menimpa tubuhnya. Kami berdua ambruk dia dengan posisi terlentang, aku menindihnya dan dada kami saling menempel erat. Sejenak mata kami bertemu, dadanya terasa kenyal mengganjal dadaku, wajahnya memerah nafasnya memburu, aku merasakan adikku mengeras di balik celana panjang ku, tiba-tiba dia mendesah. “Ahhh, Randy masukin aja!” pekik Ririn.
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!