/0/16061/coverbig.jpg?v=10ce1cb3dba1909c3700a74e31252f8b)
Semenjak suaminya meninggal dunia, Nina menutup hatinya dari pria lain. Dunianya kembali berwarna ketika di sebuah pertemuannya dengan keluarga besar calon istri anaknya, ia dikenalkan kepada seseorang. Seseorang yang merupakan besannya sendiri yang bersikap sopan, ramah dan penuh perhatian. Pria itu menawarkan kenyaman dan perlindungan kepadanya. Sebuah perlakuan yang selama ini yang ia rindukan setelah suaminya meninggal. Pria gagah itu bernama Baskara yang merupakan seorang perwira TNI angkatan darat jendral bintang tiga. Baskara yang setiap waktu mendatangi warung Nina, lama-lama Nina benar-benar menaruh harapan pada pria itu. Hingga ada saat Baskara tak menemuinya lagi dan malah justru di berita infotaiment kedapatan Baskara sedang menjemput seorang selebritis terkenal hingga digosipkan mereka menjalin cinta oleh infomedia. Remuk? tentu saja .... Sebenarnya apa maksud Baskara menemuinya selama ini?
Nina duduk di dalam ballroom sebuah institute tekhnologi terkemuka di kota Bandung. Ia di temani oleh Ibu Enny ibu mertuanya. Pagi-pagi sekali mereka sudah datang ke ballroom untuk menghadiri acara wisuda putra sulungnya yang bernama Rasman. Rasman baru saja menyelasaikan strata satu falkutas tehnik mesin di sebuah institute tehnologi negri yang cukup terkemuka di kota Bandung.
"Rasman Albani Erwin." Seorang MC memanggil nama Rasman. Seketika darah Nina berdesir ketika MC memanggil nama Rasman. Rasman lulus dengan predikat terbaik. Dengan gagah Rasman maju ke depan. Rektor menyematkan toga sebagai tanda Rasman sudah lulus kuliah. Air mata Nina berlinang ketika melihat putranya diwisuda. Rasa bangga dan terharu bercampur menjadi satu.
Setelah selesai acara wisuda Rasman menghampiri mama dan neneknya. Rasman datang bersama seorang perempuan muda berhijab yang berparas cantik.
"Mama masih ingat tidak, ini siapa?" Rasman menunjuk ke perempuan cantik yang berdiri di sebelah Rasman.
Nina mengerutkan keningnya dan memandangi perempuan itu. Ia mencoba untuk mengingat-ingat. "Cantika?" tanya Nina.
"Iya, Tante. Saya Cantika teman SMA Rasman," jawab Cantika. Cantika mencium telapak tangan Nina dan Ibu Enny.
"Masyaallah, kamu bertambah cantik saja," puji Nina. Cantika tersenyum menanggapi pujian Nina.
"Apa kabar? Sekarang kuliah dimana?" tanya Nina.
"Kuliah di falkutas kedokteran gigi universitas negeri di Bandung, Tante," jawab Cantika.
"Alhamdullilah," Nina senang mendengarnya. Sudah lama Nina tidak bertemu dengan Cantika. Terakhir Cantika datang ke rumah ketika Rasman dan Cantika kelas dua belas.
"Semoga sukses jadi dokter gigi," ucap Nina dengan tulus.
"Aamiin terima kasih, Tante," jawab Cantika.
"Oh, ya Tante. Nanti malam Papa mengajak Tante sekeluarga makan malam bersama," kata Cantika. Nina kaget mendengar undangan Cantika.
"Makan malam bersama?" tanya Nina. Nina tidak mengenal papa Cantika tapi mengapa papa Cantika mengundang mereka sekeluarga.
"Iya, Tante. Untuk merayakan kelulusan Rasman," jawab Cantika.
"Tidak usah repot-repot. Kelulusan Rasman tidak usah dirayakan!" kata Nina. Rasanya ganjil Rasman yang diwisuda, tapi mengapa papa Cantika yang sibuk merayakan kelulusan Rasman.
"Tidak apa-apa, Tante. Sekalian Papa mau kenalan sama keluarga Tante," jawab Cantika.
Sekarang Nina mengerti dengan maksud undangan papa Cantika. Nina menoleh ke arah ibu mertuanya meminta pendapat mertuanya.
"Bagaimana, Bu?" tanya Nina.
"Terima saja undangan dari orang tua Cantika. Anggap saja kita bersilahturahmi dengan keluarga Cantika," jawab Ibu Enny.
"Baik, Bu," jawab Nina. Nina menoleh ke arah Cantika.
"Baiklah, kami akan datang," jawab Nina.
"Terima kasih, Tante. Nanti Cantika kirim alamat restaurant," ucap Cantika.
Ternyata acara wisuda Rasman tidak hanya sampai di situ. Rasman masih ada acara di falkutas tehnik mesin. Namun karena Ibu Enny sudah cape, Nina terpaksa pulang duluan tidak ikut menyaksikan acara di falkutas tehnik mesin. Rasman ditemani oleh Cantika.
"Mama pulang duluan, ya. Kasihan Enin sudah kecapean." Nina pamit kepada Rasman.
"Iya, Ma," jawab Rasman.
"Mama sudah pesan taksi?" tanya Rasman ketika Nina dan Ibu Enny hendak pergi.
"Belum," jawab Nina.
"Mama dan Enin duduk dulu. Aa pesankan taksi." Rasman mengeluarkan ponsel dari saku celana. Nina memapah Ibu Enny menuju ke tempat duduk. Sementara itu Rasman memesan taksi online melalui ponselnya.
Tak perlu menunggu lama, Rasman langsung mendapatkan taksi online.
"Taksinya sudah dapat. Taksinya ada di depan kampus. Sekarang sedang menuju ke sini," kata Rasman.
Beberapa menit kemudian taksi yang ditunggupun datang. Taksi itu berhenti di depan ballroom kampus. Rasman berjalan menuju taksi tersebut, ia membuka pintu taksi untuk mama dan neneknya. Cantika mengantar Nina dan Ibu Enny menuju ke taksi. Nina dan Ibu Enny masuk ke dalam taksi.
"A, pulangnya jangan terlalu sore!" ujar Nina sebelum pintu taksi ditutup.
"Iya, Mah." Rasman mencium tangan Ibu Enny dan Nina.
"Tante pulang dulu, ya." Nina pamit kepada Cantika.
"Iya, Tante." Cantika mencium tangan Nina dan Ibu Enny.
"Dah Tante, dah Nenek. Sampai ketemu nanti malam, ya." Cantika sambil melambaikan tangan ke Nina dan Ibu Enny. Nina membalas lambaian tangan Cantika. Rasman menutup pintu taksi. Taksi online pun jalan meninggalkan ballroom.
Pukul tiga sore Rasman baru sampai di rumah. Ia diantar oleh Cantika.
"Assalamualaikum," ucap Rasman ketika masuk ke dalam rumah dengan wajah terlihat letih.
"Waalaikumsalam," jawab semua orang yang ada di dalam rumah. Rasman mencium punggung tangan enin nya yang sedang duduk di depan televisi. Lalu ia ke dapur menghampiri Nina. Rasman mencium punggung tangan Nina.
"Baru pulang? Lama sekali acaranya," kata Nina yang sedang memanaskan makanan di dapur.
"Iya, Ma. Acaranya wisuda falkutas tehnik mesin banyak sekali," jawab Rasman sambil menuangkan air dari teko ke gelas. Rasman duduk di kursi makan lalu meneguk air minum yang berada di dalam gelas.
"Sudah makan belum?" tanya Nina sambil mematikan kompor.
"Sudah, Ma. Tadi sebelum pulang makan dulu sama Cantika," jawab Rasman. Nina duduk di kursi makan. "Dia menunggumu sampai selesai?" tanya Nina.
"Iya, Ma," jawab Rasman.
"Barusan Cantika yang mengantar Rasman pulang," kata Rasman.
Nina duduk di kursi lalu menghela napas. "Sebenarnya bagaimana hubunganmu dengan Cantika? Apa kamu serius sama dia, sampai papa nya mau bertemu dengan kita?" Nina menatap wajah putra nya.
"Kalau Mama merestui, Rasman akan serius dengan Cantika," jawab Rasman dengan mantap.
"Apa mereka mau mempunyai menantu dari kalangan biasa seperti kamu?" tanya Nina.
"Papa Cantika biasa-biasa saja kalau bertemu Aa. Sepertinya beliau tidak keberatan Rasman dekat dengan Cantika," jawab Rasman.
"Lalu mama nya, bagaimana?" tanya Nina dengan penasaran. Rasman menghabiskan air putih di gelas. "Mama Cantika sudah lama meninggal. Masa Mama lupa," kata Rasman. Nina diam sejenak, ia mencoba untuk mengingat.
"Oh iya, ya. Mama sudah lupa. Mama sudah lama tidak bertemu dengan Cantika," ujar Nina.
"Sudah ah, Ma. Aa mau mandi dulu. Sudah bau keringat." Rasman beranjak dari kursi makan menuju ke kamarnya.
Namun, tiba-tiba Rasma membalikkan badannya.
"Oh ya, Mah. Aa hampir lupa. Nanti malam kita makan malam di café and resto Sarinah. Kita berangkat setelah sholat magrib," kata Rasman.
"Café and resto Sarinah dimana?" tanya Nina. Ia tidak hafal nama-nama café dan resto di kota Bandung. Semenjak suaminya meninggal ia tidak pernah pergi ke tempat-tempat seperti itu.
"Di Dago Pakar. Nanti kita pergi naik taksi," jawab Rasman.
***
Setelah selesai sholat magrib Nina pergi berdua dengan Rasman. Ibu Enny tidak ikut karena kecapean setelah mengikuti wisuda Rasman. Lukman juga tidak ikut karena ada acara dengan teman-temannya. Taksi yang mereka tumpangi berhenti di depan lobby cafe. Nina dan Rasman turun dari taksi online. Mereka berjalan masuk ke dalam café.
Rasman mengedarkan pandangannya mencari Cantika dan papanya. Rasman melihat Cantika melambaikan tangan ke arahnya.
"Itu Cantika." Rasman menunjuk ke arah Cantika. Rasman dan Nina berjalan menghampiri Cantika. Di sebelah Cantika berdiri seorang pria gagah yang tampan rupawan walaupun usianya sudah tidak muda lagi. Dia adalah Baskara papa Cantika.
Bobby jatuh cinta pada Claudia ketika pandangan pertama. Namun, Claudia tidak menyukai Bobby karena Bobby seorang casanova. Bobby sering berganti wanita dan berganti teman tidur. Selama ini Claudia terpaksa bersikap baik kepada Bobby karena Bobby pernah menyelamatkan menantu Claudia. Claudia kesal karena Bobby sering sekali datang ke rumah Claudia untuk menemani mertua Claudia untuk bermain catur. Mertua Claudia yang bernama Sultan dengan sengaja membiarkan Bobby mendekati Claudia. Sultan tidak ingin Claudia terus menjanda setelah puluhan tahun ditinggal mati oleh suaminya. Bobby terus berjuang mendekati Claudia. Hingga akhirnya Claudia menerima lamaran Bobby. Sebelum hari pernikahan mereka, Claudia mendapatkan kejutan dari masa lalu Bobby. Setelah mereka menikah Claudia juga mendapatkan kejutan dari seseorang yang tidak ia kenal. Kejutan apa saja kah itu? Bagaimana dengan rumah tangga Claudia dan Bobby selanjutnya? Jangan lupa follow akun Fb Deche dan Ig @deche62
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..