/0/24057/coverbig.jpg?v=fd1094b94f91e88087ae939108913a37)
"Kau sedang mengintip? Bagaimana jika kuajari secara langsung?" Tawari Hunter Oragle kala menangkap basah putri tirinya mengintip dirinya yang tengah bergumul panas dengan ibunya. •••• Perasaan dan hubungan tabu itu menjadi rumit saat fakta dan kebenaran mencuat.
Semenjak mamanya menikah lagi, Safa benar- benar marah sekali.
mamanya benar- benar tidak memedulikannya. Bahkan biaya sekolahnya pun, Safa harus mencari sendiri.
Kini mamanya Safa sibuk dengan suaminya baru itu hingga lupa dan tidak memperhatikan Safa dengan baik.
Bahkan Safa harus rela lebih keras dalam bekerja untuk bisa membiayai sekolahnya sendiri.
Dia hanyalah seorang penulis novel online di platform asia. Namanya belum terkenal namun dari menulis itu ia bisa membiayai sekolahnya sendiri juga membeli apapun yang ia inginkan dengan uang hasil kerja payahnya sendiri.
"Kenapa sikap mama seperti itu? Aku sungguh tidak mengira jika mama akan secepat itu berpaling dari papa," gumam Safa seraya memandangi naskah novelnya yang sudah 3 jam lamanya masih berjumlah beberapa kata itu.
Pikiran Safa sungguh berkecamuk saat ini, ia bingung dengan pikirannya sendiri.
Kini menulis novel begitu sulit sekali untuk menembus kontrak, jika hanya menulis dan mendapatkan bagi hasil, itu terlalu lama untuk Safa bisa menghasilkan uang.
Sedangkan minggu depan ia harus membayar uang iuran bulanan untuk bisa mengikuti ujian. Tidak mungkin Safa meminta mamanya.
Pasalnya mamanya sudah sesumbar jika ia tidak akan membiayai Safa selagi dia tidak bisa bersikap baik dan mengakui ayah tirinya.
Safa tidak bisa menerima secepat itu, tanah makam ayahnya masih basah, bagaimana bisa mamanya bersikap seperti itu. Bukankah itu terlihat keterlaluan.
"Bagaimana caranya bisa mendapatkan banyak uang? Kenapa semua platform menetapkan kebijakan yang sama sulitnya? Apa aku harus kerja part time?" gumam Safa yang kini dibuat hampir gila karena memikirkan bagaimana cara menghasilkan banyak uang demi bisa ikut ujian minggu depan.
Safa membuang napas gusar, memaksa dirinya untuk menulis demi mendapatkan sepeser uang dari hasilnya menulis demi bisa mengikuti ujian minggu depan.
***
Malam harinya, sekitar pukul 7 malam, Safa baru menyelesaikan tulisannya. Ya selama itu ia untuk bisa menyelesaikan satu bab.
Tapi yang sangat diacungi jempol adalah pilihan Safa ketika ia bosan menulis, yakni membaca buku bukan melakukan hal yang membuang waktu sia-sia.
Safa mengusap perutnya, terasa amat sangat lapar, pasalnya sejak pulang sekolah tadi, Safa langsung menulis hingga malam tiba ini dan belum makan apapun sejak siang tadi.
Dengan malas Safa beranjak dari kursinya, meregangkan otot-ototnya sebelum ia keluar dari kamar.
Safa memicingkan mata kebenciannya kala ia melihat mamanya sedang makan bersama dengan suami barunya.
"Lihatlah, dia jatuh cinta hingga lupa putrinya," dumel Safa seraya berjalan mendekati mereka di meja makan.
"Safa, ayo makan sayang," ajak Hunter begitu melihat Safa keluar dari kamarnya.
Leni menoleh, terlihat datar dan malas dalam kunyahannya kala melihat putri pembangkangnya keluar dari persembunyiannya.
Safa langsung duduk, sedikit berjarak dua kursi dari ayah tiri serta mamanya.
Leni yang melihat sikap Safa kurang sopan sontak langsung meletakkan sendok dan garpunya, menatap putrinya, "Bisa tolong jaga sikapmu? Bersikap baiklah. Jangan menunjukkan kebencianmu tepat di depan orangnya. Hargai dia, kelak dan selamanya, dia akan menjadi ayahmu." Safa hanya diam dan asyik dengan makanannya. Mengunyah dengan nikmat seraya mengamati ponselnya.
Leni membuang napasnya masih berusaha sabar kala ia diabaikan oleh Safa.
"Berhenti menulis, kerjalah hal lain. Itu hanya membuang waktu, dari bulan lalu sampai sekarang, mana gajimu? Kamu benar- benar menulis atau sedang bermain-main? Jangan bilang jika menulis novel hanya kedokmu untuk bermalas-malasan di dalam kamar demi bisa menonton film kesukaanmu," tuduh Leni membuat Safa mengangkat kepalanya dengan tatapan datar menatap mamanya dengan amat sangat malas.
Kunyahan Safa memelan, terlihat amat sangat malas.
"Kedok untuk bermalas-malasan? Selama Safa kelas 3 mama pernah enggak keluar biaya untuk sekolahku?" Leni langsung melengos dengan kesal.
Safa menyandarkan punggungnya dan mulai mengutarakan semuanya, "Selama ayah sakit, siapa yang menyumbang biaya administrasi? Kemana mama selama ayah sakit? Siapa yang mengurus semua biaya kematian ayah? Selama ayah sakit, siapa yang bertanggung jawab atas biaya listrik dan air di rumah? Semua aku bu yang nanggung. Mama sibuk bermain dengan suami muda mama ini." Leni langsung menatap tajam dan marah Safa.
Hunter langsung beranjak dari kursi dan menarik tangan Leni untuk pergi dari meja makan demi menjaga ketentraman rumah agar tidak ada pertengkaran di antara mereka.
Safa berdecih, melengos dengan kesal kala mamanya langsung pergi begitu saja.
"Bagaimana bisa dia begitu patuh sekali dengan suami mudanya?" dumel Safa dengan heran dan kembali melanjutkan makannya.
Tak lama ponsel Safa berdering, terlihat nama Yona di sana.
"Halo Yon," jawab Safa seraya mengunyah makanannya.
"Safa aku punya berita hot banget, ini tentang platform baru yang sungguh-sungguh menguntungkan," kata Yona membuat Safa menghentikan kunyahannya di mana ia amat sangat tertarik dengan topik kali ini.
"Platform apa?" tanya Safa membuat Yona dengan antusiasnya berkata, "Aku akan mengirim linknya padamu, baca baik-baik dan cermati tentang keuntungannya. Ini sungguh menguntungkan bagi kita para penulis." Telepon itu langsung mati begitu saja membuat Safa langsung membuka link yang Yona kirimkan.
Safa mencermati dengan baik ketentuannya, hingga membaca tentang keuntungan yang diperoleh kala menulis di platform baru itu.
"Apa? 1000$ perbulan? Gila, ini seriusan?" pekik Safa terkejut kala membaca tentang keuntungannya.
Safa melanjutkan membacanya, mencermati genre yang mereka cari.
"Gila? Ini seriusan genre new adult yang dicari? Aku mana bisa nulis genre dewasa? Selama ini yang kutulis hanyalah romansa kantor mafia dan remaja, dan aku juga tidak memiliki pengalaman tentang hal ini," gumam Safa kala ia mendapatkan hambatan untuk menulis di sana.
Tak lama pesan dari Yona masuk.
-Ini tentang romansa dewasa, bukankah sangat mudah untuk kita bisa mendapatkan banyak uang? Kita tinggal menonton saja film dewasa. Dan menulis kembali sesuai imajinasi kita.
Safa langsung menelan ludahnya, melihat kanan kiri dengan gugup kala membaca pesan Yona yang menurutnya amat gila.
"Tidak, aku tidak bisa," kata Safa yang langsung beranjak dari kursinya untuk kembali ke kamar.
"Akhhh enghhh sakit sayang, lebih cepat akhhh baby," langkah Safa terhenti kala mendengar suara meresahkan dari samping kamarnya.
Kaki yang tadinya hendak melangkah masuk ke dalam kamar, kini berjalan menghampiri suara tersebut.
Safa tercengang kala melihat adegan dewasa yang sungguh menggairahkan baginya.
Di mana mama dan suami mudanya tengah berhubungan intim saat ini.
"Apa mereka sengaja untuk tidak menutup pintunya dengan rapat?" dumel Safa hendak berbalik namun entah kenapa kakinya begitu berat sekali untuk beranjak dari sana.
Safa menelan ludahnya kala melihat ibunya begitu gelinjangan di bawah kungkungan suami mudanya itu.
Terlihat amat sangat puas sekali ekspresi mamanya.
Safa merapatkan kakinya, kenapa miliknya berdenyut dan terasa amat basah di bawah sana?
Jantung Safa begitu berdebar kala suami muda mamanya itu menarik miliknya dari dalam lembah mamanya.
Sangat besar sekali dan begitu panjang.
"Bagaimana rasanya?" gumam Safa tanpa sadar.
"Selain menjadi ART, kamu harus melayani saya di ranjang dan berikan ASI mu pada saya setiap saat, kau bisa menulis berapun nominal gajimu!" perintah Slater Jagger.
"Paman akhh sakit enghh," rintih Selva saat Mark memaksa dan terus mendorong miliknya ke dalam sana. Mark mengerang dan terus mendorong miliknya sembari berbisik, "Pelankan desahanmu sayang, ayah ibumu bisa bangun."
"Dapatkan wanita itu untukku. Malam ini dia akan menjadi milikku!" ujar Leo De Vana kala mata glasialnya menangkap mangsa yang menarik malam ini. ••• Leo De Vana ketua mafia Cosa Nostra yang terkenal bengis dan kejam akan musuh- musuhnya. Menduda selama 5 tahun tidak membuat Leo merasa kesepian. Dia sangat anti dan benci dengan sesuatu yang berurusan dengan wanita. Hingga Leo merasakan jatuh cinta kali pandangan pertama pada gadis SMA yang mampu meluluhlantahkan hatinya yang sudah lama mati sejak perselingkuhan istri dan sahabatnya. Demi bisa mendapatkan gadis tersebut, Leo merebut kehormatannya demi bisa menjerat gadis tersebut untuk menjadi milik Leo De Vana seutuhnya.
"Berikan ASImu pada putraku akan kuberikan dunia dan seisinya!" Ujar El Zibrano Elemanus. "Kau gila? Aku masih sekolah, mana mungkin bisa menyusui anakmu!" marah Lea kesal "Bisa, dengan bantuan ku!" El tanpa segan meremas benda kenyal Lea.
"Paman enghh sakit hmppp," rintih Shila saat Sam mulai menghujam dirinya. "Sssttt pelankan suaramu sayang, ayah dan ibumu akan dengar!" bisik Sam lirih.
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Wanita bertubuh ideal tidak terlalu tinggi, badan padat terisi agak menonjol ke depan istilah kata postur Shopie itu bungkuk udang. Menjadi ciri khas bahwa memiliki gelora asmara menggebu-gebu jika saat memadu kasih dengan pasangannya. Membalikkan badan hendak melangkah ke arah pintu, perlahan berjalan sampai ke bibir pintu. Lalu tiba-tiba ada tangan meraih pundak agak kasar. Tangan itu mendorong tubuh Sophia hingga bagian depan tubuh hangat menempel di dinding samping pintu kamar. "Aahh!" Mulutnya langsung di sumpal...
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"