/0/16137/coverbig.jpg?v=f4bcf797fa83f26229a38f855e69b3f3)
Kisah dua anak yang sebelumnya saling menyayangi, karena dasar hubungan tali kekeluargaan. Mereka akhirnya dijodohkan, namun salah satu dari mereka mengingkari hubungan itu, karena ingin menjalin kisah asmaranya sendiri. Haruskah mereka saling menjauh, dan mencari kebahagiaannya masing-masing. sementara kekeluargaan di antara mereka, tetaplah terjalin, walau telah banyak keretakan. Pencarian cinta sejati terus berlanjut, walau segala ujian harus terjadi, tapi tekad mengingatkan mereka, bahwa kebahagiaan itu ada. Tapi takdir berkata lain, di saat cinta diketemukan di antara mereka, musibah terjadi. Duka dan airmata tak mampu menyurutkan keinginan. Di saat semua hampir terjalin, musibah terjadi. Apa yang akan terjadi.....? Simak kisahnya.. Kisah yang diangkat dari kisah nyata, tapi sudah direvisi oleh penulis, demi menjaga privasi narasumber dan kode etik. Kisah ini dibuat, hanya untuk mengenang para pemeran dalam cerita ini...Semoga diberi ketabahan... Aamiin.
01 Perkenalkan, namaku Alfa atau lebih tepatnya Muhammad Alffa Al-habsy. Jika kalian baca dari namaku, kalian pasti tau, aku berdarah Arab.
Tepat... aku memang berdarah Arab campuran. Ayahku Fadhil Al-habsy yang biasa aku panggil Aby, ia adalal keturunan Arab. Dan mamaku, Ningsih Septiani, atau lebih tepatnya aku panggil ummi, dia adalah wanita pribumi berdarah Sunda.
Tapi wajahku lebih dominan dari gen ibu, warna kulit juga dari ibu, kalau bentuk tubuhku, itu baru gen dari ayahku.
Aku dari kecil udah dididik keras tentang agama, maka tak heran jika setiap apapun yang aku lakukan, punya nilai hukumnya.
Aku mempunyai seorang kakak cewek, namanya Annisa Al-habsy, aku biasa memanggilnya dengan sebutan mbak. Aneh 'kan, aby Arab, ummi Sunda, tapi aku malah pakai mbak...Hehe.
Mungkin saat itu, menurutku panggilan mbak terdengar lebih familiar ketimbang teteh, panggilan yang biasanya dijarkan oleh ummi padaku.
Saat ini, usiaku 32 tahun, dengan status duda, tanpa anak. Dan predikat duda telah aku sandang selama lima tahun.
Aku akan menceritakan kisahku, kisah hidup yang aku alami selama hidupku, sampai aku tak bisa lagi menuliskan kisahku.
Walau sifat dan tingkah laku aku, kaku. Tapi, cerita hidupku yang aku lalui, begitu berlika-liku.
Inilah kisahku.....
Pov Alfa....
Mungkin sudah jadi tradisi, atau suatu cara menjaga tali silahturahmi. Orang Arab, selalu menjodohkan anak-anak mereka, begitu pula dengan garis jodohku, yang telah diatur oleh orangtuaku.
Saat aku berusia sekitar delapan atau sembilan tahun, aku baru tau jika gadis bernama Dewi Aulia, yang aku panggil kakak, adalah pasanganku dalam perjodohan.
Usianya yang lebih tua tiga tahun dariku, tapi tak menjadi penghalang bagi perjodohan kami, karena menurut aby, bukan usia yang menjadi patokan, untuk seseorang bisa berpikir dewasa.
Kak Dewi punya sifat tomboy, kenapa aku bilang tomboy, itu karena ia paling jago silat. Bahkan, prestasinya di bidang itu udah banyak, dan dari kecil ia selalu mengatakan padaku, bahwa jadi seorang laki-laki harus bisa membela keluarganya.
"Lalu, kenapa kak Dewi yang cewek hoby silat, emang siapa yang akan kakak lindungi?" tanyaku saat itu.
"Itu, karena kakak nggak ada saudara laki-laki, itu pula sebabnya kakak harus bisa melindungi diri kakak sendiri, Ali!" jawab kak Dewi saat itu yang memang selama ini selalu memanggil namaku jadi Ali.
Kata-kata itu memotivasi aku untuk belajar ilmu beladiri, bahkan tidak cuma beladiri silat yang aku pelajari, bahkan beladiri dari negara Barat pun, aku pelajari.
Mungkin karena saat itu, aku selalu menjadikannya adalah panutanku, membuat aku happy-happy aja, saat tau dia wanita yang akan jadi pasanganku. Namanya aja belum tau arti cinta, ya aku senang jika tau dia adalah jodohku.
Kak Dewi juga, masih ada hubungan persaudaraan denganku. Ibunya adalah sepupu aby satu-satunya, yang udah seperti saudara kandung, bagi aby.
Maklum saja, aby adalah anak tunggal, begitu pula dengan ibu kak Dewi, jadi aby sangat menyayangi kak Dewi. Karena dia dianggap aby, sebagai pengganti dari ibunya. Karena status itu pula, jadi penyebab aku akrab dengannya.
Sejak usia beberapa bulan, kak Dewi ditinggal mati ibunya, maka aby mengambil dan merawatnya, sampai usia dua tahun.
Setelah dua tahun, ayah kandung kak Dewi mengambil kembali hak asuh, atas kak Dewi.
Sebenarnya, aby sangat menyayangkan, bahkan terjadi perselisihan antara ayah kak Dewi, dengan aby.
Tapi karena aby sadar posisinya di mata hukum agama dan negara, membuat aby menyerahkan hak asuh kak Dewi, pada ayah kandungnya.
Kak Dewi terlahir dari istri kedua, dan ia hanya anak satu-satunya, tapi dari saudara satu ayah, kak Dewi masih punya empat saudara, tiga laki-laki dan satu perempuan.
Hubunganku dengan kak Dewi berjalan biasa-biasa saja awalnya, tapi di saat dia mengetahui jika antara aku dan dia telah dijodohkan, membuat kak Dewi meradang.
"Aku hanya membelikan ahmad tempat pensil, Mas!" Nisa berusaha menjelaskan alasannya. "Alah ... memangnya nggak bisa apa pakai kantong plastik?" tanya Arman tajam. "Ingat Nisa! Jika ada uang lebih dari belanja, lebih baik kamu tabung! Agar saat kamu perlu sesuatu bisa kamu gunakan, nggak semata mata mengemis pada suami, paham!" "Iya Mas!" Nisa hanya menarik napas pelan. Lagi-lagi Nisa harus menahan kesal dengan segala perintah dan aturan yang diberikan. "Oh ya Nisa, jika nanti Ibu atau Bella datang, jangan lupa kamu layani dengan baik?" ujar Arman. "Aku nggak mau mereka ngadu tentang kamu, yang tak menghormati Ibuku!" ucap Arman lagi tanpa beban. "Ya Mas, tapi selama ini aku itu, sudah berusaha untuk selalu menghormati Ibumu, dan menuruti setiap perkataannya, lho! Aku juga selalu berlaku baik pada Adikmu kok!" jawab Nisa. "Kalau suami ngomong itu didengar Nisa bukan dibantah! Buktikan dong, jika kamu itu istri yang baik di mata keluargaku." Arman pun lantas berlalu begitu saja dengan raut wajah masam. "Iya Mas," jawab Nisa dengan suara lembut. "Bunda..Ahmad lapar!" Seorang anak laki laki berusia enam tahun berjalan menghampiri Nisa. "Ma'afin Bunda ya sayang, Bunda sampai lupa anak tampan Bunda belum makan siang! Ikut Bunda ke dapur yuk!" Nisa pun berjalan ke dapur sambil menggiring putranya. Saat sampai di dapur, kata yang tak pantas kembali terdengar keluar dari mulut suaminya. "Anak kecil itu nggak perlu makan makanan yang enak-enak, masa' sebagai Ibu, kamu nggak paham! Di usia mereka, hanya perlu gizi dan protein untuk pertumbuhannya, jadi biasakan saja anakmu itu makan sama tahu atau tempe." Setelah berkata, Arman pun berlalu masuk ke kamar. "Ya Allah! Ampuni hamba jika terlalu sering mengeluh dan mengadu! Hamba mohon, lunakkanlah hati suami hamba, dan buatlah ia menerima anak hamba, seperti janjinya saat ingin menikahi hamba dulu!" hanya do'a yang terucap dalam hati Nisa sambil menyiapkan nasi putranya. Ikuti kisahnya, dan mohon dukungannya dengan komentar yang membangun 🙏
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
Maya dan Adrian, serta sahabat mereka Sinta dan Rizky, tampaknya memiliki segalanya: karier yang sukses, rumah yang nyaman, dan kehidupan sosial yang aktif. Namun, di balik fasad kebahagiaan mereka, hubungan mereka masing-masing mengalami ketegangan dan kekosongan yang menyedihkan. Suatu malam, dalam upaya untuk menyegarkan hubungan mereka yang hambar, Maya dan Sinta memutuskan untuk mengusulkan sesuatu yang ekstrem: "fantasi tukar pasangan ranjang." Awalnya, ide ini tampak gila dan di luar batas kenyamanan mereka. Namun, dengan dorongan dan desakan dari pasangan mereka, Maya dan Adrian, serta Sinta dan Rizky, setuju untuk mencoba. Ketika fantasi tersebut menjadi kenyataan, keempatnya merasakan perasaan canggung, kebingungan, dan kecemasan yang tak terduga. Namun, dalam perjalanan mereka melalui pengalaman ini, mereka mulai menggali lebih dalam tentang hubungan mereka, mengungkapkan kebutuhan dan keinginan yang mungkin terlupakan, serta menyembuhkan luka-luka yang telah terbuka dalam pernikahan mereka. Dalam prosesnya, mereka menghadapi konflik, kecemburuan, dan ketidakpastian yang tidak terelakkan. Namun, mereka juga menemukan keintiman yang lebih dalam, pemahaman yang lebih besar tentang satu sama lain, dan kesempatan untuk memperbaiki hubungan yang hampir putus asa. Novel "Fantasi Tukar Pasangan Ranjang" menawarkan pandangan yang tajam tentang kompleksitas hubungan manusia, dengan sentuhan humor, kehangatan, dan kisah cinta yang penuh dengan emosi. Di tengah fantasi yang menggoda, mereka menemukan keberanian untuk menghadapi kenyataan, menerima kekurangan masing-masing, dan membangun kembali fondasi cinta mereka dengan cara yang lebih kuat dan lebih tulus.
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.