Kisah cinta antara guru dan murid yang awalnya hasil perjodohan orang tua. Mau tau kisah selengkapnya? Silahkan dibaca dari awal sampai akhir 😊
Kisah cinta antara guru dan murid yang awalnya hasil perjodohan orang tua. Mau tau kisah selengkapnya? Silahkan dibaca dari awal sampai akhir 😊
Waktu di rumah menunjukan pukul 20.00 WIB, "Marvel! besok kamu ikut Papi ketemu dengan om Bisma dan putrinya, Papi akan memperkenalkanmu denganya," titah Yustian pada Marvel putranya.
"Iya pi, tapi hanya kenalan biasa kan?" jawab Marvel seraya bertanya balik.
"Iya hanya kenalan biasa, lagian besok hari minggu dan kamu libur kan? jadi sekalian kita makan bersama keluarga om Bisma," sahut Sinta, Mama Marvel.
"Iya Mi," jawab Marvel patuh.
"Kalau gitu, Marvel kekamar dulu ya mau istirahat," tambah Marvel berpamitan.
"Iya Nak," jawab Sinta dengan senyuman.
Mervelpun berdiri dan beranjak pergi ke kamar untuk beristirahat.
"Pi, apakah papi yakin akan menjodohkan putra kita dengan putri dari Mas Bisma?" tanya Sinta pada Yustian.
"Tentu saja aku yakin, lagian Marvel pasti akan langsung jatuh cinta jika bertemu dengan Mila," jawab Yustian dengan yakin.
"Ya sudah terserah Papi saja, tapi Mami ingatkan ya Pi, jangan memaksa Marvel jika dianya tidak mau, lagian Mami juga tahu dan kenal dengan pacar anak kita," ucap Sinta menjelaskan.
"Mami tenang saja soal itu, lagian bukankah kita juga dulu seperti itu, kita punya pacar masing-masing, namun buktinya lita saling jatuh cinta setelah lama-lama sering bersama dan bertemu, dan akhirnya kita menikah," jawab Yustian.
"Iya juga sih, tapi... pokoknya Mami tidak setuju jika Marvel di paksakan," ucap Sinta ngotot.
"Hahaha iya Mi, Mami tenang saja," jawab Yustian.
***
Ditempat lain di kediaman keluarga Bisma,
"Mila! besok Ayah mau kenalkan kamu dengan putra dari Om Yustian, jadi besok kamu ikut Ayah dan Bunda," ajak Bisma ke Mila putrinya.
"Iya Ayah, Mila ngikut Ayah saja," jawab Mila patuh.
"Memang kamu anak Bunda yang selalu patuh," puji Melani dengan bangga.
"Ah Bunda bisa saja memuji putrinya," sahut Bisma seraya terkekeh.
"Kan memang Mila selalu nurut sama Ayah Bunda," jawab Mila tak mau kalah, seraya menjulurkan lidahnya.
"Oh iya, jangan lupa ya dandan yang cantik," goda Bisma seraya menunjukan giginya yang rata.
"Hah Ayah,.." jawab Mila manja, "Kan Mila sudah cantik walaupun tidak dandan," tambah Mila dengan manja.
"Iyaiya percaya, tapi pasti lebih cantik saat kamu dandan, seperti saat kamu mengajar," kekeh Melani.
"Hahaha iya benar itu kata Bundamu," sahut Bisma seraya tertawa.
"Iya Ayah, Bunda, kalau gitu Mila kekamar dulu ya, sudah ngantuk," ucap Mila berpamitan, karena memang dirinya sudah mengantuk.
"Iya sana, istirahatlah yang cukup," jawab Melani sebelum mencium kening putrinya.
Walaupun Melani sudah dewasa dan bahkan sudah menjadi seorang guru di SMA Harapan, tetap saja dirinya manja seperti anak kecil pada orang tuanya.
***
Pagi keesokan harinya...
Tok Tok Tok
"Marvel! Apakah kamu sudah siap?" panggil Sinta di depan pintu kamar Marvel.
"Iya sebentar Mi, lagi ganti baju," jawab Marvel sedikit berteriak.
"Ya sudah, Mami dan Pami tunggu kamu di mobil saja ya," ucap Sinta.
"Iya Mi," jawab Marvel.
Sinta pun beranjak pergi dari depan kamar Marvel dan langsung menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumah mereka.
"Mana anakmu Mi?" tanya Yustian setelah Sinta dekat denganya.
"Katanya lagi ganti baju Pi, semoga saja gak kelamaan ya Pi, soalnya Marvel kalau ganti baju seperti anak cewek saja," jawab Sinta seraya terkekeh.
"Hahaha ya tentu saja, dia kan mirip Papinya," ucap Yustian dengan bangga.
"Iya lah, kan dia anak Papi," jawab Sinta.
"Yasudah kita tunggu di dalam mobil saja, ayo masuk Pi,!" tambah Sinta mengajak Yustian.
"Iya Mi," jawab Yustian.
Keduanya kemudian masuk kedalam mobil seraya menunggu Marvel.
Tak berselang waktu lama Marvel pun dengan buru-buru berlari keluar, langsung menuju mobilnya.
"Maaf Mi, Pi, Marvel membuat kalian menunggu," ucap Marvel dengan nada bersalah seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Iya, cepat buruan masuk! jangan membuat Om Bisma menunggu!" ucap Sinta tegas pada Marvel.
"Iya Mi," jawab Marvel sebelum dengan cepat masuk mobil dan duduk di belakang.
Sedangkan untuk keluarga Bisma, saat ini sudah menunggu di tempat yang di janjikan. Tempat pertemuan kedua keluarga ini di adakan di Rumah Makan Mila, yang berarti milik keluarga Bisma.
"Ayah, kenapa om Yustian lama sekali ya," rengen Mila karena sudah menunggu agak lama.
"Tenang saja, mungkin mereka terkendala kemacetan," jawab Bisma santai.
"Apakah kamu sudah tidak sabar bertemu dengan putra om Yustian?" goda Melani seraya terkekeh.
"Ah Bunda," rajuk Mila.
"Lagian kalau tidak sabar juga tak apa," sahut Bisma memotong ucapan Mila.
"Ah ayah sama saja kayak bunda, selalu godain Mila," rajuk Mila seraya mengerucutkan bibirnya.
"Hahaha Mila Mila Mila, kamu lucu banget," ucap Melani seraya mencubit pipi Mila.
"Ah Bunda, sakit," rengek Mila yang mengelus pipinya pura-pura kesakitan.
"Haduh anak manja Bunda, sini-sini," ucap Melani seraya memeluk putrinya.
"Hehehe, Bunda paling bisa manjain Mila," ujar Mila dengan senang.
"Bunda, Mila ke belakang dulu ya mau buang air, sudah kebelet," tambah Mila berpamitan.
"Iya sayang," jawab Melani.
Mila pun langsung berdiri dan beranjak ke kamar mandi untuk buang air.
Saat ini keluarga Yustian juga sudah sampai di lokasi dan sedang memarkir mobilnya.
"Papi dan Mami masuk duluan ya, Marvel mau ke kamar mandi sebentar, sudah kebelet," pinta Marvel dengan sedikit meringis, karena sudah benar-benar kebelet.
"Iya sana, tapi jangan kabur ya!" jawab Sinta mengingatkan.
"Iya Mi, lagian untuk apa sih Marvel kabur," jawab Marvel.
Marvelpun dengan cepat keluar dari mobil dan langsung menuju Wc untuk buang air.
Yustian dan Sinta juga langsung berjalan ke dalam Rumah Makan untuk bertemu dengan Bisma dan Melani tanpa menunggu Marvel.
Yustian dan Sinta berjalan seraya mencari-cari Bisma dan Melani yang di ketahui sudah datang terlebih dahulu dan juga sudah memesankan makanan untuk semuanya.
"Hey Yustian, Disini!" panggil Bisma setelah melihat Yustian dan Sinta masuk ke Rumah Makan.
"Oh itu mereka disana," ucap Yustian pada Sinta.
"Iya, ayo kesana Pi," ajak Sinta yang di jawab dengan anggukan oleh Yustian.
"Sudah lama kamu Bis? maaf tadi putraku sedikit telat bangunya, jadi kita datangnya agak terlambat sedikit," tanya Yustian secara langsung seraya menjelaskan situasinya setelah dekat dengan Bisma dan Melani.
"Haha tenang saja Yus, lagian disini juga tempatku sendiri," jawab Bisma sebelum melanjutkan, "oh iya silahkan duduk!"
"Ya baiklah," jawab Yustian sebelum duduk bersama dengan Sinta juga.
"Oh iya, dimana Mila putrimu?" tanya Yustian setelah melihat-lihat dari tadi, yang ternyata hanya ada Bisma dan Melani saja yang sedang duduk.
"Dia kebelakang sebentar, mungkim sebentar lagi juga kesini," jelas Melani.
"Oh begitukah?" tanya Sinta.
"Iya, juga dimana Marvel putramu yang mirip denganmu itu?" jawab Bisma menyahut pembicaraan.
"Oh iya, Marvel juga pamit kebelakang," jawab Sinta yang langsung membuat semua orang saling tatap dan terjadilah keheningan beberapa saat di antara keempat orang ini.
"Jangan-jangan kita benar-benar akan segera besanan," ucap Yustian memecahkan keheningan di antara mereka, dengan nada percaya diri.
"Ah Papi jangan ter percaya diri dulu! kita lihat saja nanti bagaimana tanggapan anak-anak kita," sahut Sinta yang memang tidak mau memaksakan putranya.
"Hahaha istrimu benar Yus, kita lihat nanti saja tanggapan anak-anak, tapi kalau sampai kita besanan, kita akan menjadi semakin dekat dan dekat," sahut Bisma memotong pembicaraan Yustian dan Sinta.
"Haha kamu benar Bis," jawab Yustian dengan mengangguk beberapa kali sepertinya sangat mendambakan bahwa dirinya bisa besanan dengan Bisma.
Memang Bisma dan Yustian adalah teman dekat sejak SMP, dan kedekatan mereka semakin menjadi setelah mereka bekerja sama dalam bisnis. Tentu saja mereka sangat mendambakan jika putra dan putri mereka juga bersatu agar persaudaraan mereka tidak putus.
Disaat kedua keluarga pembisnis melanjutkan pembicaraan mereka tentang putra putri keduanya. Marvel yang yang telah selesai buang air, dengan buru-buru keluar dari toilet karena tidak mau membuat orang tuanya menunggu lagi dan mengecewakanya.
Dorr... Brak...
"Aduhhhhh," rengek seorang wanita muda yang baru saja keluar dari toilet wanita karena merasakan sakit setelah tertabrak oleh seseorang.
"Ahhh maaf, maaf ya kak aku sedang terburu-buru," ucap Marvel seraya menyatukan kedua telapak tanganya dan kemudian membantu wanita tersebut untuk berdiri kembali.
"Marvel?" pekik Mila setelah mendengar suara yang sangat di kenalnya tersebut. Ya benar sekali, wanita yang di tabrak Marvel sampai terjatuh adalah Mila sendiri.
"Ahhh, Bu Mila? maaf ya Bu, maafin Marvel karena sedang buru-buru," jawab Marvel yang tambah merasa bersalah karena telah menabrak gurunya sendiri.
"Maafin Marvel ya Bu, Marvel benar-benar tidak sengaja," tambah Marvel karena tidak mendapatkan jawaban dari Mila.
"Iya Vel, kamu ceroboh sekali sih jadi cowok, untuk hanya sakit sedikit, kalau sakitnya banyak, apakah kamu mau tanggung jawab?" tegur Mila pada muridnya tersebut.
"Iya Bu, maaf," jawab Marvel masih menyatukan kedua telapak tanganya setelah Mila bisa berdiri. 'kalau tanggung jawab yang lain sih gak papa Bu,' batin Marvel seraya tersenyum-senyum sendiri.
"Ya Ibu maafin, tapi lain kali jangan ceroboh!" ucap Mila seraya mengingatkan Marvel.
"Iya Bu," jawab Marvel dengan lembut.
"Yasudah, sana! katanya sedang buru-buru!" titah Mila mengusir Marvel.
"Ah iya lupa, yasudah Marvel pergi dulu ya Bu, sekali lagi maaf," jawab Marvel yang masih merasa bersalah.
"Iya sudah sana!" ujar Mila mengusir Marvel.
Marvel pun dengan cepat pergi meninggalkan Mila dan langsung mencari tempat duduk orang tuanya.
"Haduh sakit banget sih, ternyata di tabrak murid sendiri sampai terjatuh, sakit juga ya," gumam Mila yang masih merasakan sakit.
***
"Om, Tante, maaf ya membuat kalian menunggu," ucap Marvel setelah bertemu dengan Bisma Melani dan kedua orang tuanya.
"Tidak apa Vel! silahkan duduk!" ujar Bisma dengan ramah.
"Iya Om," jawab Marvel sebelum duduk bersama semuanya.
Dahlia Nicholson dan Dustin Rhys telah menikah selama tiga tahun. Setelah kesuksesan Dahlia yang meroket, dia meninggalkan beban mati yang tidak berguna yaitu Dustin, dan mengusulkan perceraian. Tanpa dia sadari, semua yang dia raih hanyalah karena dia.
Abigail Mason ingin seorang suami membalas dendam pada mantan pacarnya dan saudara tirinya. Dengan bantuan temannya, dia harus bertemu dengan seorang model di sebuah kedai makan, yang tidak punya uang tapi bisa menjadi calon suami ideal. Berita kilat? Namun, ketika dia sampai di sana, dia melamar pria yang salah yang sedang merokok dan menikah dengannya pada hari yang sama. Siapa pria kejam dan dingin itu? Mengapa dia membantunya? Mengapa matanya berbinar setiap kali dia memandangnya? Apakah dia sedang memainkan suatu permainan? Apakah dia mengembangkan perasaan padanya? Atau dia hanya ingin mencicipinya? Bergabunglah dalam perjalanan cinta, pengkhianatan, persahabatan bersama Abigail Mason dan Hunter Levisay dan temukan bagaimana cinta dapat mengubah seseorang sebagai pribadi.
Randi yang selalu di hina dan direndahkan oleh mertuanya. Ternyata memiliki kekayaan yang tak terhitung jumlahnya. Akankah mertua Randi masih menghina menantunya. Setelah mengetahui, seberapa kaya Randi sebenarnya?
Rey hanyalah anak angkat, namun kedua orang tua dan saudara-saudaranya mendukung dirinya untuk menjadi pejantan tangguh, yang mampu menaklukan setiap wanita. Bagaimana kisahnya?
BACAAN KHUSUS DEWASA Siapapun tidak akan pernah tahu, apa sesungguhnya yang dipikirkan oleh seseorang tentang sensasi nikmatnya bercinta. Sama seperti Andre dan Nadia istrinya. Banyak yang tidak tahu dan tidak menyadari. Atau memang sengaja tidak pernah mau tahu dan tidak pernah mencari tahu tentang sensasi bercinta dirinya sendiri. Seseorang bukan tidak punya fantasi dan sensasi bercinta. Bahkan yang paling liar sekalipun. Namun norma, aturan dan tata susila yang berlaku di sekitranya dan sudah tertanam sejak lama, telah mengkungkungnya. Padahal sesungguhnya imajinasi bisa tanpa batas. Siapapun bisa menjadi orang lain dan menyembunyikan segala imajinasi dan sensasinya di balik aturan itu. Namun ketika kesempatan untuk mengeksplornya tiba, maka di sana akan terlihat apa sesungguhnya sensasi yang didambanya. Kisah ini akan menceritakan betapa banyak orang-orang yang telah berhasil membebaskan dirinya dari kungkungan dogma yang mengikat dan membatasi ruang imajinasi itu dengan tetap berpegang pada batasan-batasan susila
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
21+ Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi. Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis. Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu. Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya. Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini. Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya. Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar. "sakit....???"
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY