/0/16564/coverbig.jpg?v=1fea2c047e0199e457c5dfea4689e55f)
Virgolin Asteria, Dokter ahli bedah kecantikan diculik pria asing dari dunia yang berbeda. Dibawah tekanan dan ancaman agar bisa menyembuhkan Ratu yang terluka, Virgolin mengerahkan semua kemampuannya untuk menyembuhkan Ratu demi mempertahankan nyawanya yang di ujung tanduk. Di ujung ketidakpastian hidupnya, muncul secercah harapan. Pintu yang memisahkan antara dunianya dan dunia yang sekarang ditempatinya terbuka, tapi Dokter Virgolin malah terhimpit dilema karena hatinya telah terpaut pada sang penculik, Pangeran Pisceso Helios. Akankah Dokter Virgolin pulang ke tempat asalnya di mana keluarga besarnya tinggal atau tetap bertahan bersama cintanya di tempat yang benar-benar asing baginya.
Derap kaki kuda terdengar semakin mendekat menimbulkan suara gemuruh bak debur ombak di lautan.
"Lindungi Ratu Eleanor!"
Pangeran Pisceso Helios memberikan perintah pada beberapa prajurit pilihan agar melindungi kereta kuda yang sedang dikawalnya.
Formasi langsung terbentuk, beberapa prajurit siap siaga memegang tombak dan tameng baja untuk melindungi kereta kuda.
Tatapan Pangeran Pisceso bak Elang yang siap menerkam mangsa menatap tajam ke depan, waspada menyambut suara derap kaki kuda yang datang bersama debu berterbangan.
"Pangeran! Mereka perampok!" seru salah satu prajurit yang berdiri di barisan terdepan.
"Kalian semua waspada! Apapun yang terjadi, lindungi Ratu Eleanor dan Raja!" teriak Pangeran Pisceso mengalahkan suara deru kaki kuda yang semakin datang mendekat.
Semua prajurit semakin waspada dan bersiap siaga, apapun yang terjadi nyawa taruhannya demi melindungi Ratu dan Raja mereka.
Suara ringkikan kuda disertai debu berterbangan mengiringi tawa terbahak dari salah satu perampok yang berada di atas kuda hitam besar barisan terdepan, berhenti tepat beberapa meter dari Pangeran Pisceso dan para prajurit.
"Ha-ha-ha."
"Berani sekali kalian menghadang perjalanan kami!" teriak salah satu prajurit andalan.
"Ha-ha-ha. Saudara-saudara, lihat!" teriak pimpinan perampok pada teman-temannya menunjuk pada bendera dan logo bintang emas yang ada di pintu kereta kuda. "Kita mendapatkan harta karun. Mereka dari kerajaan sebrang, pasti banyak barang berharga dalam kereta kudanya!"
Suara tawapun membahana saling bersahutan dari puluhan perampok berwajah sangar disertai ringkikan kuda seakan mengerti tuannya sedang berbahagia.
"Waspada kalian semua!"
Setelah itu, Pangeran Pisceso menarik pedang panjang bergagang emas miliknya dari sangkar, sehingga sinar matahari yang menerpa pedang begitu menyilaukan mata.
Tak lama kemudian, para perampok itu menyerang para prajurit dengan sangat beringas bak singa lapar yang siap menerkam mangsa.
Kerajaan Voresham terletak di ujung timur dipimpin Raja Theodore dan Ratu Eleanor yang tak lain Ayahanda dan Ibunda dari Pangeran Pisceso Helios. Datang ke wilayah Utara untuk menghadiri undangan pernikahan dari Raja Sham, tapi di perjalanan pulang di hadang para perampok yang terkenal cukup kejam dengan julukan "Pedang maut."
"Kanda, ada apa di luar?!" tanya Ratu pada suaminya mendengar keributan. Mereka berdua masih berada di dalam kereta kuda.
Belum Raja menjawab, tiba-tiba gorden merah yang menutupi jendela kereta kuda terbuka. Prajurit memberitahu ada perampok yang menghadang perjalanan mereka.
"Dinda," Raja memberikan belati emas pada istrinya dari balik jubah yang menjuntai di punggung. "Gunakan belati ini untuk melindungi dirimu. Aku akan ke luar untuk membantu putra kita!"
"Hati-hati Kanda!" seru istrinya memegang erat belati emas.
Raja melesat ke luar, bergabung membantu para prajurit. Tubuh tinggi tegap dengan jubah hitam menjuntai di punggung begitu kontras di antara prajuritnya.
"Ayah, kenapa ke luar?! Bagaimana dengan Ibu?!" tanya Pangeran Pisceso melihat Raja ikut menghalau para perampok dengan pedang di tangan.
TRANG!
TRING!
TRANG!
Suara pedang beradu begitu bising di telinga. Satu per satu, baik dari prajurit maupun para perampok terlihat bertumbangan roboh dan terluka.
"Pangeran!" salah satu prajurit dengan tangan terluka menyeruak masuk mendekat.
"Ada apa?!" tanya Pisceso sambil menangkis ujung pedang yang hampir mengoyak kulit tangannya.
"Ratu terluka!" jawab prajurit.
Raja Theodore dan Pangeran Pisceso langsung melihat ke arah kereta kuda di mana Ratu berada.
"Ayah, cepat lihat Ibu! Aku bisa menangani perampok sialan ini!"
Setelah itu, Pangeran Pisceso dengan gagah berani menyeruak maju memainkan pedang panjang bergagang emas kesayangannya, menghajar para perampok hingga satu per satu jatuh berguguran.
Raja melesat pergi ke arah kereta kuda dengan dilindungi beberapa prajurit. Jubah hitam panjang yang dipakainya berkibar menyilaukan setiap mata yang melihat.
Tubuh Ratu terkulai lemah dengan luka sayatan menganga dibagian dada, gaun putih yang dipakai telah ternoda oleh darah segar. "Dinda! Kamu terluka!"
"Ka,, kanda ,,,, sakit," suara Ratu nyaris tidak terdengar, perlahan matanya meredup kemudian diakhiri pingsan dalam pelukan suami tercinta.
Tak lama kemudian, para perampok berhasil dilumpuhkan. Pangeran Pisceso yang terkenal mahir dalam memainkan pedangnya, tersenyum puas melihat pemimpin perampok tumbang di ujung pedang kesayangannya. Darah segar menetes jatuh membasahi bumi dari ujung pedang Pangeran Pisceso.
Melihat pemimpinnya ambruk di ujung pedang Pangeran Pisceso, salah satu perampok bertubuh besar langsung memberi perintah agar melarikan diri.
"Mundur!" terdengar seruan dari para perampok. "Mundur!'
Debu berterbangan kembali mengiringi kepergian para perampok yang melarikan diri, memacu kudanya pergi menjauh dari rombongan kereta kuda kerajaan Voresham.
"Ibu!" Pangeran teringat dengan Ibunda Ratu, segera melesat berlari masuk ke dalam kereta kuda.
"Ibumu pingsan!" seru Raja sebelum putranya bertanya. "Cepat, kita cari penginapan yang terdekat! Ibumu harus segera diobati. Perintahkan segera prajurit untuk menjemput tabib istana!"
"Siap laksanakan, Ayahanda!"
Setelah mengutus salah satu prajurit kepercayaannya untuk menjemput tabib istana, Pangeran Pisceso segera memerintahkan seluruh prajuritnya untuk bergerak melanjutkan perjalanan mencari penginapan.
Nun jauh dari tempat perampokan dan perjalanan Raja, di dalam istana Voresham terjadi kehebohan setelah mendengar kabar berita dari salah satu prajurit yang diutus Pangeran Pisceso untuk memberitahukan apa yang terjadi dengan Ratu Eleanor.
"Jadi, bagaimana penasehat kerajaan? Ratu Eleanor terluka parah, hamba harus segera pergi ke tempat mereka!" Tabib istana sangat khawatir dengan kondisi Ratu yang banyak mengeluarkan darah dari lukanya berdasarkan cerita prajurit yang diutus untuk menjemput.
Tanpa membuang waktu demi keselamatan Ratu mereka, semua pejabat istana memerintahkan tabib segera pergi dengan dikawal beberapa prajurit pilihan, tidak lupa pula dengan membawa obat-obatan yang diperlukan untuk mengobati luka sayatan yang dialami Ratu.
Sebuah penginapan yang cukup sederhana menjadi pilihan rombongan Raja dan Ratu. Semua tempat dibayar penuh agar tidak ada orang asing yang menginap bahkan yang sudah menginap pun dipaksa ke luar.
"Pangeran," seorang prajurit menunduk hormat ketika Pisceso Helios datang.
"Bagaimana Axel?"
"Aman Pangeran! Prajurit pilihan telah hamba tempatkan di setiap sudut," jawab Axel. "Bahkan hamba telah menyewa beberapa orang untuk membantu kita jika ada penyerangan lagi."
"Bagus!" ucap Pisceso menepuk bahu Axel berulang-ulang. "Lalu, bagaimana dengan prajurit yang terluka?!" Pisceso mengedarkan pandangan melihat ke sekeliling. "Di mana mereka?!"
"Mereka ada di ruangan belakang sedang diobati,"jawab Axel.
"Bagus!" ucap Pisceso.
"Bagaimana dengan Ratu Eleanor?!" tanya Axel. "Apa Ratu sudah tersadar?!"
Pisceso terdiam sejenak, menghela napas. "Ratu masih belum sadar juga. Lukanya banyak mengeluarkan darah. Kita tunggu tabib istana datang."
Setelah itu, Pangeran Pisceso berkeliling penginapan untuk memastikan keadaan aman-aman saja karena tidak mau sesuatu hal terjadi lagi dengan kedua orangtuanya.
Tanpa menemui kendala apapun dalam perjalanan, tabib istana sampai di penginapan. Dengan dibawa Axel, tabib istana masuk ke salah satu ruangan yang di dalamnya terbaring Ratu Eleanor ditemani Raja Theodore duduk tak jauh dari ranjang sederhana.
"Salam hormat paduka," tabib membungkukkan badan dengan kepala menunduk di depan Raja.
"Cepatlah Cole, lihat kondisi istriku." Raja segera bangun dari kursi tua mendekati ranjang.
Tanpa membuang waktu, Tabib Cole segera mengobati Ratu Eleanor. Wajah tuanya sangat serius melihat luka sayatan yang menganga lebar dan panjang di pangkal leher sampai dada.
Satu tabib muda yang sengaja diajak Tabib Cole ikut sibuk membantu mengikuti apa yang disuruh. Tangannya begitu terampil membersihkan darah yang terlihat mulai mengering.
"Untung saja darahnya berhenti ke luar," ucap Tabib Cole. "Sayatan lukanya cukup dalam hampir memotong urat darah besar. Sang pencipta alam masih melindungi Ratu, tapi ,,,,"
Cantika tidak pernah menduga, pertemuannya dengan Jaden akan membawanya pada kehidupan yang berbeda. "Jika aku tidak bisa memiliki kamu, maka siapapun yang ada di dunia ini, tidak bisa memiliki kamu!" Ultimatum keras yang dilontarkan Jaden telah membelenggu Cantika pada kehidupan yang tidak pernah sedikitpun dibayangkannya. Akankah, Cantika bisa keluar dari belenggu Jaden yang begitu terobsesi pada dirinya atau justru Cantika yang malah terjebak oleh perasaannya sendiri setelah mengetahui siapa Jaden yang sesungguhnya. Simak, ikuti terus jalan ceritanya sampai akhir!
Pertemuan singkat dengan pria blasteran berwajah rupawan Gideon Bastian telah membuat hari-hari Arlyna Aira tidak tenang. Apalagi ketika mengetahui pria yang selalu ada dalam pikirannya bukanlah orang biasa. "Menyerah? Kamu menyerah?! Hanya karena keadaan, kamu menyerah? Sebesar itukah cintamu padaku?!" Gideon Bastian, pewaris tunggal dari keluarga terpandang mencintai Arlyna dari sejak pertama bertemu, tapi cerita rumit mewarnai setiap langkah dalam kisah kasih cinta yang mereka lalui. Akankah, Arlyna Aira dan Gideon Bastian bisa bertahan dengan cinta mereka? Ikuti yuuuks ,,, kisahnya bersama author. Cerita ini murni dari hasil imajinasi author sendiri untuk seseorang yang sangat spesial dalam hidup author sebagai kado istimewa di hari teristimewa nya ,,,, March01 ~ TianArlyn.
Ketika cinta diabaikan, Ketika cinta tidak dihargai, Ketika cinta dikhianati, Semuanya akan hilang, ketika cinta tidak lagi bermain dengan perasaan. Semuanya akan lenyap, ketika cinta telah kalah oleh logika. Semuanya akan musnah, ketika cinta sudah habis kesabaran. "Aku membencimu! Aku sangat membencimu! Hati istri mana yang tidak tersakiti, jika suami yang telah bersumpah untuk menjaga istrinya di depan Tuhan, lebih mempercayai ucapan orang lain dibandingkan dengan ucapan istrinya sendiri!" "Lalu, aku harus bagaimana?!" Dengan amarah yang tak tertahan serta air mata menggenangi kelopak mata, Adeline menatap tajam wajah suaminya. "Hanya sebesar itukah, kamu percaya padaku?!" "Jangan membuatku berada diposisi yang sulit Adeline!" "Posisi yang sulit?!" Adeline tersenyum kecut. "Ok! Baik, baiklah. Aku akan mempermudah posisimu! Aku akan membebaskan dirimu, hidupmu dan keluargamu! Bayangan dirimu sekalipun, akan aku bebaskan!" "Adeline Shabira! Apa maksudmu?!" Penyesalan selalu datang terlambat, setelah badai besar yang terjadi dalam ikatan pernikahan mereka. Kebenaran mulai muncul satu per satu, tapi semuanya sudah terlambat. Cinta dan kepercayaan telah menguap bersama angin. Hati yang telah mengeras, akankah bisa mencair kembali? Hati yang telah terluka, akankah bisa memaafkan kembali? Hati yang telah kosong, akankah bisa terisi kembali? Note : Bijaklah dalam membaca 18+ Karya ini murni dari hasil imajinasi author sendiri tanpa ada maksud untuk menyinggung unsur manapun atau pihak manapun.
Sinopsis : "Menikah denganmu?!" Qeiza Noura syok. Setelah putus dari pacarnya, Arlando sang sahabat masa kecil tiba-tiba menawarkan sebuah pernikahan. Periodenya hanya satu tahun dan keduanya boleh mencari cinta sejati dimasa itu. Lantas, mungkinkah, pernikahan yang berlandaskan perjanjian akan berakhir sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau justru benih-benih cinta mulai muncul di hati keduanya?
Love is true, Do you believe that? Only people who have a heart, who know what true love means. "Jika kamu terlahir kembali ke dunia fana ini, apa yang paling kamu inginkan?" tanya seorang pria tersenyum manis menatap lekat wajah gadis berponi yang ada di depannya. "Aku?" "Iya. Apa yang kamu inginkan Arlyn?" Dengan tersenyum manis, Arlyn mengelus lembut pipi kekasih yang sangat dicintainya. "Hanya satu keinginanku." "Apa?" "Jika terlahir kembali, aku hanya menginginkan jatuh cinta kepadamu lagi, lagi dan lagi," jawab Arlyn tersipu malu. Cinta yang begitu indah, Cinta yang begitu sempurna, Cinta yang begitu menggelora, Mampukah seorang Bastian Pisceso dan Arlyna Virgolin menghadapi setiap badai dalam mengarungi kisah cinta mereka? Karena Cinta tidak seindah yang kita bayangkan. Karena Cinta tidak selalu mudah untuk didapatkan.
Pertemuan yang tanpa disengaja antara Melodi Celena Wijaya, gadis muda 21 tahun dengan Cleon Helios Lewis 30 tahun, pria berhati dingin pewaris tunggal perusahaan besar telah membuat apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. "Jangan mendekat! Cleon! Stop!" teriak Melodi ketakutan, gadis berlesung pipi wajah oriental menatap tajam pria blasteran yang terus berjalan mendekatinya. "Kenapa? Aku kekasihmu! Apa aku salah jika ingin menyentuhmu?!" "Mimpi! Kamu bukan kekasihku! Kamu, pria gila yang hanya menginginkan tubuhku! Pergi! Jangan menyentuhku!" teriak Melodi. Jarak, ruang dan waktu. Amarah, benci dan cinta. Alunan simphoni kehidupan yang terlantun indah dalam mengiringi alur hidup setiap insan dimuka bumi ini. Bagai bulan dan matahari, Bagai siang dan malam, Perbedaan yang menyatukan, bagai simponi indah dalam ikatan yang mewarnai setiap insan di dunia ini menjadi selaras, seiya dan sekata.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?