Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Fantasi Liar Ibu tiri(Hasrat Terpendam)
Fantasi Liar Ibu tiri(Hasrat Terpendam)

Fantasi Liar Ibu tiri(Hasrat Terpendam)

5.0
3 Bab
1.5K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Dibesarkan dan di sayangi seorang ibu sambung membuat Aldo menjadi anak yatim piatu yang paling beruntung di antara teman-teman satu panti asuhan dengannya. Siapa sangka, seorang ibu angkat yang selalu menyayanginya bak anak kandung tiba-tiba muncul rasa ingin mencicipi putra asuhnya semenjak Aldo sudah menginjak dewasa. Janda anak satu yang ditinggal suaminya karna kepergok melayani pria lain di ranjangnya sendiri.

Bab 1 Fantasi Cellyn

Halo, kuy.

Nama aku Aldo Barreto. Biasa di panggil Ado.

Sekarang usiaku sudah menginjak 26 tahun. Aku ingin menceritakan sisi lain dari kehidupanku semenjak aku hidup bersama ibu angkatku yang ternyata dia juga adalah mantan istri almarhum papaku waktu di kota sebrang.

Entah aku harus bahagia atau apa memiliki kehidupan mewah yang serba berkecukupan di negara Jerman ini. Yang pasti aku baru menyadari arti kata sakit hati saat mengetahui papaku pernah mengkhianati almarhumah mamiku.

Ya, saat ini aku adalah seorang anak yatim piatu yang di adopsi oleh ibu tiriku sendiri.

Saat itu usiaku masih sangat kecil. Aku berniat membantu orang tuaku di restoran tempat mereka bekerja. Namun sebuah kecelakaan tidak bisa dihindari. Ledakan yang berasal dari salah satu tabung gas menghancurkan sebagian dapur di restoran itu. Api dengan cepat merambat. Dan kedua orang tuaku lebih mendahulukan keselamatanku dibandingkan diri mereka.

Mereka melucuti seluruh pakaiannya kemudia membasahi semua pakaian yang mereka lepas untuk menutupi seluruh tubuhku agar tidak terkena panasnya api yang membakar saat itu.

Dan entah apa yang terjadi. Aku tiba-tiba sudah berada di sebuah rumah sakit. Bersama kedua mayat orang tuaku yang sudah terbakar hangus.

Sakit sekali mengingat hal itu.

Ah, sudahlah, aku tidak ingin melanjutkan cerita itu lagi.

Singkat cerita, aku dikirim oleh pamanku sendiri ke panti asuhan. Paman dari papaku sendiri. Selain dia, aku tidak tahu siapa lagi sodara yang ku miliki di negara ini. Mamiku hanyalah orang asing yang terpaksa merantau di negara ini untuk mengikuti kediaman papiku.

Mamiku orang Indonesia asli. Jadi aku termasuk anak blasteran Jerman dan Indonesia.

Kalian pasti membayangkan betapa tampannya aku saat ini. Tapi, tunggu dulu. Sebelum fikiran kalian terbang terlalu jauh. Lanjutkan dulu membaca curahan hatiku dari mulai aku kecil sampai dewasa seperti sekarang.

Kalian penasaran apa yang aku alami selama aku hidup bersama ibu tiriku, bukan?

Dulu, memang aku tidak mengenal apa Arti kewajaran antara ibu menyentuh anaknya. Tapi sekarang, ada hal aneh yang setiap aku rasakan saat ibu tiriku membelai dan memanjakanku.

Bagaimana tidak, dia masih sangat cantik untuk usia ibu 40 tahunan yang biasa aku lihat. Ibu tiriku masih terlihat fresh seperti saat pertama dia datang mengadopsiku ke panti.

Panggul dan payudaranya masih terlihat kencang. Bahkan tidak aku temukan satu keriput pun di wajah putihnya. Mungkin karna dia melakukan perawatan tubuh. Membuatnya nampak awet muda dan terawat.

"Ado, temenin mami ke mall ya? Mami mau pergi ke salon. Sekalian belanja baju." Ibu tiriku mengagetkanku dengan berteriak di balik pintu kamar.

"Kenapa harus sama aku sih mi? Kan banyak temen-temen mami yang suka belanja juga." Balasku tanpa membuka pintu kamar yang sengaja aku kunci.

Jika tidak, dia akan seenaknya masuk ke kamarku dan naik ke atas ranjang.

Aku hanya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi, sekarang aku sudah cukup dewasa untuk mengetahui hasratku yang terbangun saat bersama dengan lawan jenis di satu ruangan.

"Ado, gak sopan lho, jawab omongan orang sambil teriak-teriak gitu. Buka pintunya dulu dong Do?" Ucap Cellyn si ibu tiriku.

Suaranya terdengar datar, namun penuh penekanan seperti membujukku agar membukakan pintu.

'Sudahlah, aku tidak akan menghiraukannya. Aku akan fokus pada ponselku saja' Rutukku dalam hati.

"Ado?? Denger mami gak?"

Shit, ternyata wanita itu masih ada di sana.

"Aku masih ngantuk mi. Sorry moms, mami ke mall nya bareng temen-temen arisan mami ajah, oke?" Ucapku, masih dengan nada teriakan di dalam kamar.

"I can't, Ado. Mami pengen dianterin sama kamu. Mungpung kamu libur juga kan, do. Please!!" Balas Cellyn menekan-nekan knop pintu yang masih aku kunci.

Hummm... Terpaksa aku harus keluar dari tempat ternyamanku ini.

Dengan keadaan telanjang dada dan hanya memakai kolor pendek, aku berjalan mendekat pintu untuk membuka kunci.

"Nah, gitu dong Ado. Kalo mau ngobrol, harus saling pandang kayak gini. Kan enak." Ucap Cellyn mengulas senyum.

Aku membalas senyumannya cukup malas. Benar saja dugaanku, dia masih mengenakan pakaian tidurnya yang sangat seksi. Hampir seluruh belahan dadanya terbuka. Baju lingerie transparan yang selalu ia kenakan selalu membuatku tidak nyaman.

"Yasudah, aku akan bersiap dulu sebentar. Mami silahkan dandan terlebih dahulu." Ucapku hendak menutup pintu kembali.

"Ayo, biar mami bantu." Cellyn seenaknya menerobos masuk ke dalam kamarku.

Fuck, lama-lama wanita ini menjengkelkan sekali. Maksudnya apa? biar mami bantu. Apa dia tidak bisa melihat dengan jelas tinggi tubuhku yang sudah melebihi dirinya. Bahkan sebagian dadaku tertutup dengan tumbuhnya taburan rambut-rambut halus di sana.

Dia masih saja menganggap seperti anak kecil yang belum bisa apa-apa.

Tapi aku tidak ingin menyakiti perasaannya. Mana mungkin aku marah-marah padanya. Dia pasti akan sangat terluka hatinya jika aku mengusirnya dari kamar ini. Bagaimanapun juga, dia yang sudah merawatku dari kecil.

Hap huuh...

Aku menarik nafas dalam-dalam untuk mengisi ruang panas didadaku. Menghilangkan rasa kesal yang mengganjal.

"Moms, aku bisa sendiri."

"Jangan nolak bantuan dari mami, Ado. Mami cuman mau nyiapin kamu baju ajah."(cup) ucapnya meninggalkan bekas lipstik merahnya di pipi kananku. Setelah itu dia menghampiri lemari baju di penjuru lain.

Deg, astaga. Dia bahkan masih berani mencuri-curi ciuman. Meskipun dia lebih pendek dariku, tapi dia rela berjinjit demi menyentuh pipiku dengan bibirnya.

Ah, sial. Sudah ku duga, hal ini pasti terjadi lagi. Rutukku dalam hati.

Aku harus segera menutupinya agar tidak terlihat oleh ibu tiriku. Untung saja ada handuk putih di belakang pintu. Bergegas aku menutup tubuh bagian bawah yang masih terasa menyempit.

**

"Ayo berangkat!" Ucap Cellyn.

Ia sudah menukar pakaiannya dengan pakaian glamor lainnya.

Rok mini dan juga baju crop hitam yang ia pilih selalu membuatnya nampak seumuran denganku.

"Ini baju kamu belum rapi lho , Ado. Sini biar mami bantu."

Cellyn mendorong tubuhku ke atas sofa. Ia membetulkan kerah kemejaku yang menurutku sudah sangat rapi. Bahkan dia berani duduk di atas pahaku.

Yaampun, apa harus seperti ini pose merapikan baju.

Aku benar-benar kegerahan. Dan soalnya aku hanya bisa menatap gerakan mata Cellyn yang nampak fokus membetulkan kerah kemejaku.

Glek,

Sulit sekali tenggorokanku menelan air liur sendiri. Entah apa yang aku rasakan. Hawa disini rasanya panas sekali.

"Yaampun, ini seharusnya dibiarkan terbuka ajah Ado. Biar gak kelihatan culun." Suara Cellyn terdengar terkejut sekaligus memarahiku. Melihat semua kancing bajuku tertutup rapi.

"Moms, biar aku kerjain sendiri saja." Aku mencoba menolak lengan Cellyn yang mencoba menggerayangi dadaku untuk membuka dua kancing kemeja.

Tapi, dia malah semakin menggeser pantatnya ke daerah rawanku.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 3 Fantasi Cellyn   03-03 23:03
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY