/0/16699/coverbig.jpg?v=ef38da27c5b45f8a4b46710eefac8e7c)
"Aku suka sama Mbak." Ucap Halil dengan senyum lebarnya. Innara mengerutkan dahi dan memandang pria yang usianya dua tahun lebih muda sekaligus bawahannya itu dengan tatapan tajam dan dingin. "Jangan suka sama saya. Saya ini lebih cocok jadi kakak kamu daripada jadi pacar kamu." Jawab Innara dengan ketus seraya berbalik pergi. "Siapa juga yang mau jadi pacar Mbak." Ucap Halil ketus yang membuat Innara kembali berbalik memandangnya dengan bingung. "Aku maunya Mba jadi istri aku aja." Lanjutnya kembali dengan senyum lebar yang membuat Innara kesal. "Lagipula Mbak jangan khawatir, postur tubuh aku bisa nyembunyiin usia Mbak yang lebih tua." Jawabnya yang membuat Innara merasa ditampar kenyataan. Inilah kisah putra Nadira-Erhan. Yang belum baca cerita mereka boleh mampir dulu ke "Bujang Kaya Jatuh Cinta."
"Saya terima, nikah dan kawinnya Azanie Layli binti Parsa Zakaria dengan mas kawin berupa satu set perhiasan emas dibayar tunai!"
Gaungan kata sah membahana di seantero gedung yang sudah didekorasi secara mewah itu. Doa dilantunkan dan kemudian tradisi-tradisi lainnya dilanjutkan.
Innara memandang layar di hadapannya dengan hati teriris pedih. Bagaimana tidak, seharusnya, dirinyalah yang muncul di dalam layar itu. Menjadi wanita paling berbahagia di hari pernikahannya. Namun sayangnya, takdir berkata tidak. Belum waktunya dia untuk bahagia.
Innara mematikan layar dengan remote di tangannya. Jika saja dia tidak bisa mengendalikan diri, mungkin saat ini yang akan dilakukannya adalah melempat remote yang ada di tangannya ke layar sehingga layar itu rusak. Tapi untuk apa?
Alih-alih menuruti emosi dan kemarahannya, Innara memajukan kursi rodanya dan meletakkan remote tepat di samping televisi layar lebar yang ada di ruang keluarganya.
Innara tidak bisa mengatakan kalau paket dikirim ke rumah secara tidak sengaja. Adiknya-atau lebih tepatnya, adik sambungnya-tahu bahwa Innara saat ini tidak berdaya dan hanya bisa berdiam diri saja di rumah sehingga pastinya Azanie memerintahkan pihak WO yang mengurusi pernikahannya untuk mengirimkannya dengan jasa kurir tepat di siang hari dimana tidak ada orang lain disana selain Innara dan asisten rumah tangganya.
Innara memutar kursi rodanya dan ia berhadapan langsung dengan asisten rumah tangga yang sudah mengurusnya sejak kecil.
"Non," lirih wanita paruh baya itu dengan tatapan sendu.
Innara mengangkat sudut mulutnya, menunjukkan senyum miris. Apalagi yang bisa dia lakukan? Apa dia harus memaki pembantunya hanya karena nasib sial yang menimpanya? Tentu tidak. Wanita itu tidak salah. Takdir Innara lah yang memang tidak beruntung.
"Aku baik, Bi. Bibi gak usah khawatir." Ucapnya seraya melajukan kursi roda ke kamarnya. Kamar yang terpaksa diubah semenjak kecelakaan yang dialaminya.
"Non butuh sesuatu? Mau makan sesuatu?" Tanya Bi Tuti lagi seraya berjalan mendekat.
"Gak usah, Bi. Nara mau tidur aja." Jawabnya dan memajukan kursi rodanya secepat yang tangannya mampu.
Sebisa mungkin Innara menutup pintu kamarnya dengan pelan. Lagi-lagi, dia harus mengendalikan emosinya meskipun yang diinginkannya saat ini adalah membanting pintu dengan keras.
Ia memajukan kursi roda menuju tempat tidur, memasang rem dan kemudian memindahkan tubuhnya dengan susah payah ke atas tempat tidur dan berbaring menatap langit-langit dengan nyalang.
Innara sudah lelah menangis. Dan ia pikir, ia sudah tidak lagi memiliki airmata. Tapi rupanya ia salah, airmata itu masih saja jatuh dengan begitu deras, sehingga yang bisa Innara lakukan adalah menutup wajahnya dengan menggunakan bantal. Menghalau suara isakan yang keluar tak tertahankan dari mulutnya.
Dadanya sesak. Rasanya teramat sangat sakit.
Pesta mewah yang ia siapkan untuk dirinya sendiri, yang ia buat seindah mungkin sehingga dia bisa menjadi seorang ratu akhirnya dimiliki oleh orang lain. Pernikahan yang ia bayangkan akan berjalan dengan indah, tidak lagi menjadi miliknya. Semua mimpi yang sudah ia buat akhirnya menjadi milik adik tirinya, Azanie Layli.
Bohong kalau Azanie tidak menginginkannya. Innara tertawa kecut. Sejak awal-entah kapan bermula dan karena apa-Azanie selalu menginginkan apa yang menjadi milik Innara. Entah apa alasannya, adik tiri yang dulu bersikap manis padanya berubah menjadi adik tiri yang sinis, seperti yang sering terjadi di drama-drama.
Innara memutar tubuhnya. Ia memandang jendela yang menghadap taman indah yang ditata rapi oleh ibunya. Ia tidak pernah membayangkan kalau semua hal indah akan berubah menjadi seperti ini. Tapi inilah takdirnya. Inilah yang harus Innara hadapi. Kenyataan, bahwa ia bukan hanya kehilangan calon suami dan kehidupan pernikahan yang berbahagia, tapi ia juga harus kehilangan adik tiri, menjaga jarak dengan ibu kandung dan ayah sambungnya dan yang tidak kalah buruknya, ia mengalami cacat fisik akibat kecelakaan yang ia alami.
Ilker sudah jatuh hati pada sosok Syahinaz sejak pertama kali bertemu. Berjanji untuk membahagiakan wanita itu dan mencintainya seumur hidup. Tapi apa daya, Tuhan memisahkan mereka berdua dan hanya menyisakan Ilker dengan patah hatinya juga seorang anak yang karena cintanya pada Syahinaz membuatnya enggan untuk melihat bayi tak berdosa itu. Pertemuannya dengan Ajeng; pengasuh sekaligus asisten rumah tangga yang ditunjuk ibunya untuk menjaga sang putri, membuat Ilker seolah ditampar kenyataan. Bahwa hidup bukan untuk meratapi kehilangan.
Erhan itu bujangan supel, kaya, mudah bergaul, dan sialnya juga mudah jatuh cinta. Tapi eh tapi, sayangnya dia itu seringkali jatuh cinta pada wanita-wanita pilihan para sepupunya dan bahkan secara terang-terangan dia berusaha membujuk mereka untuk berpaling dari para sepupunya hanya supaya mereka mau menjadi kekasihnya dan hal itu seringkali membuat para sepupunya emosi karena tingkahnya. Tapi kala Erhan benar-benar jatuh cinta pada seorang wanita, dia malah jatuh cinta pada wanita yang dingin yang bukan hanya tidak percaya pada pernikahan, tapi juga tidak percaya pada yang namanya cinta. Bagaimana caranya Erhan meyakinkan gadis itu kalau ia benar-benar sudah jatuh cinta? Mungkinkah gadis itu pada akhirnya percaya kalau Erhan telah menjadi budak cintanya?
Adskhan tidak pernah menduga kalau dia akan jatuh cinta untuk kedua kalinya. Luka akibat pengkhianatan di masa lalu membuatnya menutup diri selama ini. Namun sejak pertemuan pertama, sosok Caliana Noushafarina sudah membuatnya terpesona. Caliana tak menyukai Adskhan. Atasannya yang berstatus duda itu jelas bukan pria baik-baik. Dan saat pria itu dengan terang-terangan berusaha menunjukkan perhatiannya, Caliana dengan terang-terangan berusaha menolaknya. Jelas, duda tak pernah ada dalam daftar calon suami idamannya.
Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Setelah menikahi akhwat cantik yang lama diidam-idamkan, pria milyarder itu merasa sangat bahagia. Mereka menikmati kehidupan rumah tangga yang bahagia, meski baru seminggu. Namun, ada satu hal yang membuat sang istri merasa terganggu. Suaminya mempunyai kebiasaan yang cukup mengkhawatirkan. Hampir setiap saat, suaminya meminta jatah. Sebelum tidur, saat menyiapkan makanan, bahkan saat mereka sedang santai di ruang keluarga. Sang istri merasa kewalahan. Dia tidak pernah menyangka bahwa suaminya begitu rakus akan kepuasan duniawi. Suatu hari, ketika sang istri sedang memasak di dapur, sang suami mendekatinya dan mulai merayunya. "Sayang, ayo kita berduaan sebentar di kamar," bisik suaminya, sambil mencium leher istri. Dengan wajah merah padam, sang istri mencoba menolak. "Aku sedang memasak, nanti saja ya, Sayang," ujarnya lembut. Namun, suaminya tidak terima penolakan. Dia semakin mendesak, bahkan mulai meraba tubuh sang istri. "Aku tidak bisa menahan nafsu ini, Sayang," desahnya. Akhirnya, sang istri menyerah pada desakan suaminya. Mereka pun bergegas ke kamar untuk melampiaskan hasrat mereka. Sang istri merasa kewalahan menghadapi keperkasaan suaminya yang mencapai 27cm. Dia merasa tubuhnya terlalu lemah untuk mengimbangi nafsu suaminya yang tidak pernah habis. Setelah berhubungan intim, sang istri terkapar lemas di tempat tidur, sementara suaminya bangkit dengan senyum puas